Trafik 129 Juta Per Bulan, Tokopedia Jadi e-Commerce Paling Sering Dikunjungi

26 February 2021 - by

 

Uzone.id - Indonesia patut berbangga karena mampu menjadi tuan rumah di industri e-Commerce negeri sendiri. Pasalnya, aplikasi e-Commerce tanah air, Tokopedia, mampu mengungguli e-Commerce lain yang rata-rata berasal dari luar negeri.

Hal ini terungkap dalam daftar SimilarWeb untuk kategori Marketplace di Indonesia. Dalam data yang ditampilkan, Tokopedia menduduki peringkat pertama dengan jumlah kunjungan per bulan paling banyak di antara e-Commerce lainnya. 

Advertising
Advertising

Data SimilarWeb menunjukkan jika Tokopedia mendapatkan trafik pengunjung mencapai 129 juta selama periode Januari 2021. Ini artinya, server Tokopedia mampu menampung hampir setengah dari jumlah penduduk di Indonesia.

Dari laporan tersebut juga terungkap jika pengunjung banyak yang mengakses aplikasi Tokopedia dari smartphone, hingga mencapai 62,7 persen sedangkan sisanya sebesar 37,3 persen mengunjungi lewat desktop.

Baca juga: Riset: Tokopedia eCommerce Favorit UMKM

Tak hanya menang dari sisi trafik yang banyak, pengguna juga memantengi Tokopedia dalam waktu yang cukup lama. Rata-rata satu pengunjung di Tokopedia menghabiskan waktu di aplikasi tersebut selama 6 menit 37 detik. Ini artinya, mereka menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mencari-cari barang untuk dibeli dan menyelesaikan transaksi.

Jika Tokopedia berada di posisi pertama, peringkat kedua diduduki oleh e-Commerce Shopee dengan trafik kunjungan sebesar 120 juta per bulan. Traffic share Shopee terpaut hampir tiga persen lebih rendah ketimbang Tokopedia. Jika Shopee menguasai 29,7 persen jumlah kunjungan ke e-Commerce tiap bulannya, Tokopedia lebih dari 32 persen.

Banyak juga pengunjung Shopee yang mengakses dari smartphone. Jumlah trafik yang didapat Shopee dari kunjungan pengguna ke mobile mencapai 79 persen, sedangkan sisanya mengakses dari komputer desktop. 

Durasi kunjungan  untuk Shopee hanya terpaut 7 detik lebih cepat dibanding di Tokopedia. Pengunjung Shopee hanya bertahan 6 menit 30 detik untuk browsing produk-produk dan bertransaksi.

e-Commerce lokal lainnya, Bukalapak berada di posisi tiga dengan traffic share sebesar 8,23 persen dengan jumlah kunjungan per bulannya hanya 13,6 juta. Akses pengunjung ke Bukalapak melalui smartphone mencapai 78,7 persen dan desktop sisanya. Rata-rata pengunjung hanya mampu bertahan selama 4 menit 10 detik di Bukalapak.

Baca juga: Kisah Penuh Ujian di Balik Pujian untuk Aplikasi Tokopedia

Posisi berikutnya adalah Lazada dengan traffic share sebanyak 7,1 persen karena kunjungan per bulannya hanya memiliki trafik sekitar 28,6 juta. Namun akses pengunjung lebih banyak dari smartphone, yang mencapai 80,7 persen ketimbang akses dari desktop yang hanya 19,3 persen. Durasi kunjungan pun hampir menyamai Tokopedia, yakni selama 6 menit 34 detik.

Peringkat kelima ditempati oleh e-Commerce lokal berikutnya, yakni Blibli dengan traffic share 4,22 persen. Traffic share sebesar itu didapat dari rata-rata kunjungan per bulan sebanyak 16,99 juta. Sebanyak 64 persen pengunjung mengakses Blibli dari smartphone, dan sisanya dari desktop. Rata-rata durasi kunjungan hanya berkisar 3 menit.

Memang cukup banyak aplikasi e-Commerce yang eksis di Indonesia. Selain lima besar di atas, ada juga iPrice, Amazon, Cekresi, Ralali dan JD.id yang berturut-turut menduduki posisi enam sampai 10. 

Selama pandemi, tidak dipungkiri jika UMKM mengandalkan e-Commerce untuk meningkatkan nilai transaksi penjualannya. Tokopedia mengungkap jika jumlah UMKM yang bergabung di lapaknya naik hingga lebih dari 2,8 juta penjual sehingga per Januari 2021, ada lebih dari 10 juta penjual yang masuk kategori UMKM di Tokopedia. Sedangkan jumlah pembeli juga naik sebesar 10 juta menjadi lebih dari 100 juta orang per bulannya.

e-Commerce merupakan industri yang diperkirakan bisa membantu ekonomi Indonesia naik pasca pandemi karena mampu menggandeng UMKM memiliki pangsa yang lebih luas. Google, Temasek dan Bain Company pernah memprediksi nilai ekonomi digital Indonesia akan naik menjadi USD44 miliar tahun ini dengan sektor e-Commerce menjadi salah satu pemicunya.