Waspada Cari Informasi di TikTok, 20 Persen Kontennya Hoaks

25 September 2022 - by

Uzone.id - Akses teknologi yang cepat semakin memudahkan siapapun dalam mencari informasi. Berbagai platform pencarian pun tersedia dengan hasil beragam format, ada yang berupa teks, suara, atau video.

Beberapa tahun belakangan, ramai pengguna media sosial berpindah haluan ke platform TikTok. Dari anak-anak hingga orang tua, banyak yang menggunakan TikTok sebagai platform hiburan mereka. 

Advertising
Advertising

Malah tak jarang, ada juga yang menjadikannya sebagai alternatif Google Search untuk mencari informasi atau berita dari seluruh dunia.

Lantaran menyuguhkan visualisasi yang lebih menarik, orang-orang tertarik mencari berbagai macam hal di TikTok, seperti cara memasak, tutorial make up, mini vlog, rekomendasi film, dan sebagainya.

Kendati begitu, baru-baru ini penelitian yang dilakukan NewsGuard menemukan fakta bahwa TikTok mengandung banyak informasi hoaks, terutama terkait topik yang serius.

Hal ini bermula ketika organisasi pemeriksa fakta tersebut mencari berita terkemuka di bulan September. Hasilnya, mereka menemukan hampir 20 persen video yang muncul mengandung informasi yang salah.

Dari 540 video TikTok yang diambil untuk dianalisis, 105 di antaranya ternyata mengandung informasi yang menyesatkan.

Baca juga: Seberapa Bahaya Jika 2 Miliar Data TikTok Diretas?

“Ini berarti bahwa untuk pencarian terkait topik tentang invasi Rusia ke Ukraina, hingga penembakan di sekolah, dan vaksin Covid-19, pengguna TikTok secara konsisten diberi klaim palsu dan menyesatkan,” tulis NewsGuard, dilansir dari Mashable.

Dalam penelitiannya, NewsGuard dibantu empat analis yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Mereka menggunakan istilah pencarian yang netral dan lebih banyak konspirasi untuk melakukan analisa.

Ditemukan, Tiktok malah menyarankan istilah alternatif yang kontroversial. Misalnya, saat mencari tentang ‘perubahan iklim’, maka platform video vertikal dari ByteDance tersebut memberikan rekomendasi ‘perubahan iklim tidak ada’.

Begitu juga saat mencari informasi tentang ‘vaksin Covid’, TikTok malah menyarankan pengguna untuk menambah kata ‘terpapar’ di bagian akhir kata.

Mashable sendiri melakukan tes serupa. Situs ini menggunakan akun yang berbasis di Australia dan turut mencari informasi yang sama dengan NewsGuard.

Hasilnya, mereka tidak menemukan frasa yang berbahaya saat mencari informasi terkait ‘mendapatkan vaksin Covid saya’. Namun, ketika mencari topik soal ‘perubahan iklim’ mesin pencari TikTok otomatis menyarankan istilah pencarian ‘perubahan iklim adalah mitos’.

Baca juga: Andrew Tate, Influencer yang Ditendang dari 6 Media Sosial

Menanggapi hal ini, juru bicara TikTok menyampaikan pembelaannya. TikTok menjawab, “Pedoman Komunitas kami menjelaskan bahwa kami tidak mengizinkan kesalahan informasi yang berbahaya, termasuk kesalahan informasi medis, dan kami akan menghapusnya dari platform.”.

“Kami bermitra dengan suara yang kredibel untuk meningkatkan konten otoritatif tentang topik yang terkait dengan kesehatan masyarakat, dan bermitra dengan pemeriksa fakta independen yang membantu kami menilai keakuratan konten,” terang juru bicara TikTok.

Berdasarkan laporan transparansi sebelumnya, dalam enam bulan terakhir di tahun 2020, TikTok mengatakan telah menghapus lebih dari 340 ribu video di AS karena berbagi ‘informasi yang salah, disinformasi, atau media yang dimanipulasi’, serta lebih dari 50 ribu video yang menyebarkan informasi salah tentang Covid-19.

Informasi hoaks yang dihapus TikTok berkaitan pula dengan pemilihan presiden AS di tahun 2020, serangan Capitol 6 Januari, perang Rusia-Ukraina, dan penembakan di sekolah Uvalde. 

Beredar konten hoaks terkait obat Covid-19

Akan tetapi, NewsGuard masih menemukan adanya kesalahan informasi yang signifikan terkait topik lainnya, seperti kesehatan. Hoaks seperti ini diklaim bisa memberikan dampak negatif yang lebih langsung kepada pengguna.

Terkait kesehatan, peneliti menemukan beberapa video TikTok yang mempromosikan obat palsu untuk Covid-19 dan ramuan buatan sendiri yang bertujuan untuk menginduksi aborsi. 

Jelas hal ini sangat memprihatinkan, terutama bagi orang-orang putus asa yang lebih rentan terhadap kesalahan informasi berbahaya seperti ini.

“Meskipun juru bicara TikTok mengatakan kepada NewsGuard pada Juli 2022, bahwa video yang mempromosikan aborsi herbal dan melanggar Pedoman Komunitas Situs akan dihapus, tetapi NewsGuard menemukan bahwa dua bulan kemudian, konten aborsi herbal tersebut terus dapat diakses dengan mudah di platform,” tulis NewsGuard.

Baca juga: YouTube Health Tersedia di Indonesia, Bisa Cegah Hoaks Soal Kesehatan

“Meskipun tidak semua metode yang dianjurkan di TikTok mematikan, metode lain yang dipromosikan dalam video dapat menyebabkan kerusakan serius, dan sejumlah ahli media mengatakan bahwa mencoba mengelola aborsi dengan herbal jelas tidak aman,” tambah laporan tersebut.

Pada dasarnya, TikTok memang menjadi platform yang berisikan orang-orang kreatif dengan berbagai ide yang dituangkan lewat konten. Beberapa di antaranya memang mendidik. 

Namun, penting untuk diri kita selalu memeriksa ulang informasi yang didapat dari sumber yang lebih terpercaya. Khususnya untuk hal-hal yang berbau politik atau kesehatan.