icon-category Lifestyle

Cara Lain untuk Bilang Tidak pada Anak

  • 29 Jun 2018 WIB
Bagikan :

Tingkah laku si kecil memang menggemaskan. Ada-ada saja kelakuannya yang bisa membuat Anda tersenyum sampai tertawa geli. Sayangnya, tidak selalu demikian. Semua orang tua pasti ada kalanya harus menghadapi saat-saat di mana si kecil jadi mahluk yang paling susah diatur.

Kalau sudah begini, umumnya Anda akan segera mengatakan 'tidak' atau 'jangan' pada anak. Misalnya bilang, "Kamu tidak boleh melakukan ini! Jangan melakukan itu!" atau tidak-tidak dan jangan-jangan lainnya.

Masalahnya, meski kata 'tidak' atau 'jangan' Anda lontarkan dengan maksud baik, tapi bila Anda terus menggunakannya justru akan berdampak buruk Moms.

Antara lain dapat membuat anak jadi trauma dalam melakukan sesuatu, tumbuh jadi pribadi peragu, penakut dan bisa juga jadi tidak terbiasa bersikap terbuka dengan Anda. Tentu tidak mau, kan?

Jadi, ayo cari cara lain untuk mengganti kata-kata ini. Bukan lantas Anda membebaskan si kecil tanpa batasan, lho. Tapi Anda bisa coba menggantinya dengan melakukan lima hal ini:

1. Buat kesepakatan

Biasanya si kecil bisa mulai menunjuk semua barang yang ia suka di mal, dan rewel jika Anda tidak mengabulkannya. Masalahnya ia baru saja menunjuk mainan, padahal mainannya sudah banyak sekali di rumah, dan mungkin mainan itu semua sudah tak tersentuh lagi olehnya.

Nah, sebelum mengajak anak pergi bersama Anda, buatlah aturan main dengan si dua tahun ke atas, Moms. Beritahukan anak apa saja yang ia bisa dan tidak bisa dilakukan, dan jelaskan alasannya.

Misalnya, tidak ada beli mainan baru hari ini, sebab kemarin sudah dibelikan ibu boneka baru. Tak mengapa bila Anda melarang, tapi bukan dengan berkata 'tidak' atau 'jangan' langsung di tempat yang tanpa alasan, Moms.

2. Gunakan kalimat positif

Pastikan saat melarang anak, Anda dapat memberikan alasan yang jelas dan dapat diterima anak. Gunakanlah kalimat sederhana yang bisa dengan mudah dimengertinya.

Cobalah untuk mengganti penggunaan kalimat, menggunakan kalimat positif. Misalnya, daripada 'Kamu tidak boleh makan kue kalau belum makan siang!', lebih baik 'Adik boleh makan kue setelah makan siang ya.'

3. Tawarkan alternatif lain

Saat si kecil merengek meminta sesuatu, Anda bisa mengalihkan dengan tawaran pilihan lain, Moms. Sebab dengan mengetahui ada tawaran menarik lain dapat mengendalikan situasi dari ancaman tantrum, dan membuat anak sibuk mengharapkan sesuatu yang lain. Pastikan Anda memang akan mengabulkannya ya.

4. Berbicara dari hati ke hati

Si kecil belum bisa seutuhnya membedakan mana perilakunya yang benar atau salah. Tapi, dia bisa berperilaku lewat pengalaman sebelumnya lho, Moms. 

Untuk itu, ajak ia duduk bersama dan jelaskan kenapa ia tak selalu bisa mendapat mainan, cokelat, permen, pakaian atau berlama-lama tinggal di rumah teman saat waktu bermain sudah habis. Setelah mengetahui maksud Anda, kini mungkin gantian si kecil yang mencurahkan perasaannya. Kesempatan ini tentunya sangat bagus untuk bisa memulai komunikasi positif untuk mengubah kebiasaan buruk.

5. Berkata 'tidak' bila memang diperlukan

Bukan berarti haram juga kok, Moms, berkata 'tidak' ke anak saat keempat cara di atas tidak juga berhasil. Pastikan Anda menyampaikannya secara tegas, tidak emosi berlebihan, dan didukung bahasa tubuh, saat anak mulai berulah sehingga ia benar-benar tahu kalau Anda sedang serius saat itu.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : anak trauma ibu orangtua 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini