icon-category Digilife

Dituduh Jadi Biang Konflik Politik dan Sarang Hoax, Ini Jawaban Facebook

  • 12 Oct 2021 WIB
Bagikan :

 Foto: Unsplash

Uzone.id -- Jangan bosan-bosan melihat pemberitaan seputar Facebook yang tampaknya masih akan panjang drama di antara whistleblower dengan raksasa jejaring sosial satu ini. Belum lama ini, salah satu petinggi Facebook angkat bicara soal tuduhan yang dilayangkan sang whistleblower terhadap perusahaannya.

Whistleblower yang tak lain adalah mantan karyawan Facebook bernama Frances Haugen, seorang data scientist, ia menyampaikan pengakuannya di depan para senator Kongres Amerika Serikat mengenai aib perusahaan yang telah lama dijalankan.

Haugen mengatakan kalau Facebook menjadi dalang dari penyebaran misinformasi dan ujaran kebencian (hate speech) yang tidak disaring sama sekali mengenai hasil pemilu AS 2020.

Jika kalian ingat, menjelang inaugurasi Presiden Joe Biden pada 6 Januari 2021 terjadi kerusuhan di Capitol Hill, AS yang berisi para pendukung Donald Trump menuntut agar hasil pemilu yang memenangkan Biden digulingkan. Nah, kejadian ini, menurut Haugen, didukung oleh konten-konten misinformasi yang disebarluaskan di Facebook.

Baca juga: Pernyataan Ngeri Whistleblower Facebook di Persidangan

Menanggapi hal ini, Vice President of Global Affairs Facebook, Nick Clegg angkat bicara.

Ia bersikeras bahwa setiap orang bertanggung jawab atas aksi atau tindakan mereka pada 6 Januari 2021 dan ia tidak yakin kalau Facebook memikul tanggung jawab dalam memperkuat pesan-pesan beracun alias toxic, seperti klaim tidak mendasar mengenai ucapan Trump tentan suara pemilu yang dicuri.

“Mengingat kami memiliki ribuan algoritma dan jutaan orang yang memakainya, saya tidak bisa memberi Anda jawaban ya atau tidak tentang Feed setiap pengguna yang telah dipersonalisasikan,” ungkap Clegg kepada State of the Union CNN.

Ia melanjutkan, “di mana pun kami melihat konten yang relevan dengan penyelidikan dan penegakan hukum, tentu saja kami akan bekerja sama. Tapi jika algoritma kami sama jahatnya seperti yang dibilang orang-orang, mengapa sistem tersebut telah mengurangi keberadaan hate speech di platform kami sampai di angka 0,05 persen?”

Baca juga: Facebook: Dear Remaja, Jangan Kebanyakan Main Instagram

Clegg juga sempat menanggapi klaim bahwa media sosial telah berkontribusi terhadap insiden pemberontakan Capitol Hill tersebut sebagai hal yang konyol, dan secara keras membantah kalau Facebook mengabaikan isu tersebut di platformnya.

Kemudian Clegg juga menambahkan soal upaya perusahaan terkait isu kesehatan mental generasi muda di dalam Facebook yang selama ini juga dipermasalahkan.

“Kami akan memberikan fitur baru kepada para pengguna dewasa, orang tua, agar kalian bisa memantau anak-anak remaja kalian ketika sedang online. Kami ingin memberikan pengguna kendali lebih. Kami memberikan pengguna kemampuan untuk mengesampingkan algoritma dan membuat newsfeed sendiri. Banyak pengguna Facebook di AS dan negara lain yang ingin melihat postingan teman-teman ketimbang politik,” tutup Clegg.

VIDEO: Unboxing Vivo X70 Pro

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini