icon-category Digilife

Hati-hati Ada BloodyStealer, Trojan Pencuri Akun di Game Populer

  • 29 Sep 2021 WIB
Bagikan :

Ilustrasi foto: Jefferson/Unsplash

Uzone.id - Maraknya jual beli akun di dunia darknet ternyata bukan berasal dari kebocoran data, melainkan hasil dari kampanye kriminal dunia siber yang menggunakan malware ‘pencuri’ bernama BloodyStealer.

Fenomena jual beli kombinasi login dan kata sandi dari game-game populer seperti Steam, Origin, Ubisoft, atau EpicGames ternyata menarik banyak peminat. Akun-akun tersebut dapat dijual sekitar USD14,2 per seribu akunnya.

Trojan pencuri bernama BloodyStealer ini bisa mengumpulkan dan mengekstrak berbagai jenis data. Termasuk cookie, kata sandi, formulir, kartu perbankan, tangkapan layar, memori login dan sesi dari berbagai aplikasi.

Baca juga: 10 Film dan Serial Netflix yang Paling Populer 2021

Dan kini trojan tersebut digunakan untuk mencuri informasi-informasi game untuk dijual belikan para pelaku di situs-situs gelap. Menurut laporan Kaspersky,  pakarnya telah mendeteksi serangan menggunakan BloodyStealer di Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia-Pasifik.

Meski tak dibuat khusus untuk mencuri informasi game, trojan ini memberikan jenis data akun yang diminta para pelaku kejahatan. Seperti Log, akun, fitur game, dan produk lainnya dari game tersebut. 

“Pengembang di balik trojan ini juga menambahkan kemampuan, seperti mengambil informasi terkait platform game online. Informasi ini kemudian dapat dijual di berbagai platform bawah tanah atau saluran Telegram yang didedikasikan untuk penjualan akses akun game online,” komentar Dmitry Galov, peneliti keamanan di Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky (GReAT) dalam siaran pers yang diterima Uzone.id, Rabu (29/09/2021).

Menariknya, BloodyStealer ini dijual dengan harga yang cukup menarik, yaitu kurang dari USD10 untuk 1 bulan langganan, dan sekitar USD40 untuk langganan seumur hidup.

Baca juga: Platform Podcast Lokal NOICE Punya Fitur Mirip Clubhouse

Malware BloodyStealer ini dikenal sebagai ancaman yang mampu menghindari deteksi dan terlindung dari rekayasa balik hingga analisis malware secara umum.

Kaspersky juga menambahkan bahwa malware ini juga menonjol bagi para peneliti karena beberapa metode anti-analisis yang digunakan untuk memperumit rekayasa balik dan analisisnya, termasuk penggunaan pengepakan (packers) dan teknik anti-debugging.

“Jika Anda ingin menikmati game dengan tenang dan tidak khawatir kredit atau akun dalam game hilang, pastikan untuk melindungi akun Anda melalui otentikasi dua faktor dan menggunakan solusi keamanan yang andal untuk melindungi perangkat Anda,” tambah Dmitry.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini