icon-category Technology

Hati-hati, Hacker Gampang Bobol Data Kalau Kita ‘Seragamin’ Password 

  • 16 Aug 2019 WIB
Bagikan :

 (Ilustrasi: Forbes)

Uzone.id — Mungkin gak pernah terpikirkan sebelumnya, kalau aktif di dunia internet tandanya kita juga harus melatih daya ingat otak. Ya mau gimana lagi, di mana-mana butuh password!

Sadar kalau apa-apa pakai password, rasanya lumrah jika netizen memilih untuk menggunakan password yang sama untuk berbagai layanan digital. Ribet banget kalau tiap situs harus pakai password berbeda, pasti gitu ‘kan mikirnya?

Sayangnya, cara berpikir seperti itu harus diubah-ubah nih, gaes.

Ada studi terbaru dari Google yang mengungkap bahwa data dan identitas pengguna internet lebih mudah dicuri hacker kalau kita menggunakan password yang sama untuk banyak situs atau layanan digital.

Kita semua sadar bahwa semakin banyak kasus yang menimpa perusahaan yang diretas dan berujung alamat email dan password pengguna jadi bocor ke publik. 

Baca juga: Google Mau Kurangi Penggunaan Password

Kredensial aktivitas log-in ini kemudian digunakan secara rutin oleh peretas untuk membobol akun kita. 

Ancaman seperti ini kemudian kerap diupayakan oleh banyak situs yang mendorong pengguna agar menggunakan password lebih unik — seperti kombinasi huruf kapital, gabungan angka, bahkan simbol-simbol.

Google bahkan melakukan eksperimen menggunakan terusan (extension) Password Checkup pada Chrome. Layanan ini bisa memperingatkan pengguna ketika masuk ke sebuah situs dan menggunakan satu dari 4 miliar username dan password yang sebelumnya sudah pernah dibobol peretas.

Password Checkup ini kemudian akan memberi peringatan agar pengguna mengubah password jika memang dibutuhkan.

Mengutip Vice, Password Checkup dikembangkan oleh ahli kriptografi dari Stanford University agar Google tidak menghafal username dan password pengguna.

“Sejak ada extension ini, ada sekitar 650 ribu orang berpartisipasi selama masa eksperimen,” ucap juru bicara Google. “Bulan pertama, kami memindai 21 juta username dan password, lalu menandai lebih dari 316 ribu sebagai ‘tidak aman’.”

Baca juga: Mark Zuckerberg Jadi Orang Paling Berbahaya di Dunia

Deri penuturan Google, hal yang justru layak disoroti adalah kebiasaan netizen yang mengabaikan peringatan untuk mengganti password, yakni sekitar 25,7 persen.

Sementara dari penjelasan peneliti yang bekerja sama dengan Google, mereka menemukan fakta bahwa netizen seringkali bingung oleh peringatan seperti itu dan merasa seperti gak punya waktu untuk mengubah password

Ada pula studi Google sebelumnya yang menemukan sekitar 15 persen pengguna internet mengaku email atau akun media sosial mereka diretas oleh pihak ketiga.

Hal ini pada dasarnya berakar pada kecenderungan netizen yang lebih memilih menggunakan password yang memang mudah dibobol, khususnya untuk situs besar dan populer.

Yuk, pelan-pelan tinggali kebiasaan malas ganti password secara berkala. Kalau malas menghafal, dicatat aja gaes di notes. Biar aman, notes-nya diberi password, ya. Tuh ‘kan, apa-apa butuh password!

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini