Sponsored
Home
/
Digilife

Hati-hati Ketipu, Aplikasi Telegram Gadungan Muncul di Android

Hati-hati Ketipu, Aplikasi Telegram Gadungan Muncul di Android
Preview
Vina Insyani14 September 2023
Bagikan :

Uzone.id – Walaupun sudah ada di toko aplikasi resmi seperti App Store dan Play Store, banyak pengguna yang tidak sadar telah mendownload aplikasi palsu dari pencipta lain karena memiliki kemiripan dari logo hingga nama.

Telegram jadi salah satu aplikasi perpesanan yang banyak dipalsukan di toko aplikasi maupun situs-situs ilegal. Terbaru, sebuah spyware menyamar menjadi aplikasi Telegram untuk mencuri informasi sensitif dari perangkat Android.

Melansir dari The Hacker News, Kamis, (14/09), aplikasi palsu ini hadir dengan fitur jahat untuk menangkap dan mengekstrak nama, ID pengguna, kontak, nomor telepon, dan pesan obrolan ke server yang dikendalikan oleh pelaku kejahatan.

Peneliti keamanan dari Kaspersky menyebut tindakan ini sebagai Evil Telegram karena bahaya yang ditimbulkan.

Aplikasi-aplikasi ini ternyata sudah diunduh jutaan kali sebelum dihapus oleh Google Play Store. Bagi kalian yang sempat mendownload aplikasi-aplikasi ini, kalian bisa segera menghapus dan mengamankan perangkat kalian.

  • org.telegram.messenger.wab - 10 juta kali download
  • org.telegram.messenger.wab - 50,000 kali download
  • org.telegram.messenger.wob - 50,000 kali download
  • org.tgcn.messenger.wob - 10,000 kali download
  • org.telegram.messenger.wcb - 100 kali download

Para penjahat membuat nama dan alamat aplikasi sangat mirip dengan versi aslinya dan hanya membedakan di satu huruf yang kemungkinan tidak di-notice oleh calon korban.

Perlu dicatat kalau nama file resmi dari Telegram di Play Store adalah ‘org.telegram.messenger’, sementara untuk file APK di web resmi adalah ‘org.telegram.messenger.web’.

Sekilas, di awal alamat aplikasi tidak terlalu berbeda namun di akhir link, mereka menggunakan huruf berbeda seperti ‘wab, wob, wcb’ dan lainnya. Ini menunjukkan kalau aplikasi tersebut palsu dan tidak resmi.

“Sekilas, aplikasi-aplikasi ini tampak seperti kloningan Telegram dengan antarmuka yang mirip. Semuanya juga terlihat berfungsi hampir sama dengan aslinya,” kata Igor Golovin, peneliti Kaspersky.

Perbedaan kecil yang luput dari perhatian termasuk moderator Google Play adalah versi Telegram palsu memiliki modul tambahan. Saat ini, aplikasi tersebut sudah dihapus dari Google Play Store namun hal ditakutkan adalah adanya pengguna yang masih memang aplikasi tersebut.

Ini bukan pertama kali Telegram dan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp menjadi target aplikasi palsu ber-malware, pasalnya di Maret 2023 kemarin terdapat aplikasi kloningan dua aplikasi perpesanan yang dilengkapi dengan fungsi clipper untuk mengarahkan transfer mata uang kripto ke dompet hacker.

Alasannya, agar bisa mendapat fitur yang lebih banyak dan tidak membayar fitur premium. Demi mendapatkan fitur tersebut, pengguna kadang tidak sadar kalau aplikasi bajakan atau palsu ini berisi malware berbahaya yang akan membahayakan perangkat pengguna.

populerRelated Article