icon-category Digilife

Indonesia Akan Alami Hari Tanpa Bayangan di Bulan September-Oktober, Kok Bisa?

  • 30 Aug 2021 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Berbagai fenomena alam terjadi sepanjang tahun ini, bulan Agustus lalu rangkaian fenomena langit seperti hujan meteor menghiasi belahan langit dunia termasuk indonesia.

Memasuki bulan September, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia dapat menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan Matahari di siang hari. Fenomena alam ini akan terjadi antara 6 September hingga 21 Oktober 2021.

Kenapa bisa terjadi hari tanpa bayangan?

Dilansir dari Antara, Senin (30/08), peneliti LAPAN, Andi Pangerang dalam keterangannya mengatakan bahwa fenomena ini terjadi pada saat posisi Matahari berada di atas Indonesia.

“Ketika posisi Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai hari tanpa bayangan matahari,” tutur Andi.

Di wilayah DKI Jakarta sendiri, fenomena hari tanpa bayangan matahari dapat diamati pada tanggal 9 Oktober 2021 sekitar pukul 11:39 WIB.

Selama 2021, fenomena Matahari berada di atas Indonesia sudah terjadi selama dua kali. Hal ini disebabkan karena lokasi geografis wilayah Indonesia.

Andi menjelaskan bahwa Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa. Dengan lokasi geografis ini, Matahari akan berada di atas Indonesia dua kali dalam satu tahun.

Baca juga: Blue Moon Terangi Langit di Minggu Malam, Kenapa Bisa Terjadi?

Di tahun 2021, fenomena pertama terjadi sejak akhir bulan Februari hingga awal April 2021, dan yang kedua akan terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober 2021.

Bagi wilayah atau kota yang terletak di antara dua garis, yaitu Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan) akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan Matahari dua kali dalam satu tahun, jelas Andi.

Sementara itu, kota-kota dan wilayah yang tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan, fenomena ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun, yaitu pada saat Solstis Juni untuk Garis Balik Utara maupun Solstis Desember untuk Garis Balik Selatan.

Bagi yang tidak termasuk pada tiga wilayah di atas, ketika pertengahan hari, posisi Matahari tidak akan berada persis di atas pengamat atau zenit sepanjang satu tahun.

Di wilayah tersebut, posisi matahari akan agak condong ke selatan untuk belahan bumi utara dan agak condong ke utara untuk belahan bumi selatan.

Cara mengamati fenomena hari tanpa bayangan Matahari

Andi memberikan cara paling sederhana untuk mengamati fenomena ini dengan cara menggunakan benda tegak seperti tongkat, spidol atau benda lainnya.

Benda-benda tersebut kemudian diletakkan di permukaan yang rata, lalu amati sesuai dengan jam yang telah ditentukan.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini