icon-category Digilife

Hewan Pertama di Dunia, Hidup 900 Juta Tahun Lalu

  • 01 Nov 2021 WIB
Bagikan :

Foto: Jacqueline Martinez/Unsplash

Uzone.id - Pernahkah kalian menebak kapan, dimana, bagaimana hewan pertama kali hidup di dunia ini?

Sejarahnya, kehidupan di bumi telah berlangsung lebih dari 4,5 milyar tahun, dan pada awalnya kehidupan mulai terdeteksi dari makhluk hidup berupa bakteria.

Meski telah diteliti beratus-ratus tahun, pengetahuan mengenai evolusi makhluk hidup masih menjadi misteri hingga saat ini. Banyak teka-teki yang belum terpecahkan mengenai awal mula kehidupan di alam semesta. 

Menemukan bukti kehidupan masa lalu juga merupakan tantangan tersendiri. Maka dari itu, para peneliti terus melakukan penelitian untuk menggali apa yang makhluk ‘purba’ tinggalkan hingga sekarang.

Evolusi yang masih ‘terpendam’

Fosil menjadi salah satu bukti kuat akan keberadaan kehidupan di masa lalu. Para peneliti dapat menebak jenis hewan, perkiraan waktu hidup hingga dari fosil dan DNA dari peninggalan yang tersembunyi di batu-batuan.

Fosil berupa tulang-tulang dan rangka eksoskeleton dari hewan purba pertama kali ditemukan dalam endapan batu hasil letusan Kambrium. Peristiwa ini terjadi sekitar 540 juta tahun yang lalu.

Adanya sisa keberadaan hewan dengan bagian tubuh yang keras seperti tulang belulang menandakan adanya sebuah ‘interval’ atau jeda pada evolusi hewan tulang lunak tanpa tulang dari hewan yang lebih sederhana.

Sayangnya hingga saat ini, bukti dari evolusi ‘terpendam’ di masa interval tersebut masih sangat langka, bahkan hampir tak bisa ditemukan. Bahkan, evolusi ini menjadi tidak bisa dimengerti dan meninggalkan sebuah ‘lubang’ dalam waktu dan peristiwa evolusi makhluk hidup.

Kebutuhan Oksigen

Ada sebuah bukti tak langsung yang dapat menunjukkan bagaimana dan kapan hewan muncul, salah satunya adalah kehadiran oksigen dalam tingkat tertentu.

Dikutip dari SingularityHub, menurut definisinya, hewan merupakan makhluk hidup yang menelan bahan organik yang sudah ada sebelumnya, metabolisme mereka juga membutuhkan tingkat oksigen ambient tertentu.

Telah disimpulkan bahwa hewan tidak bisa muncul atau setidaknya tidak bisa melakukan diversifikasi sebelum era Neoproterozoic, sebuah peristiwa naiknya oksigen secara major.

Era Neoproterozoic terjadi antara 815 juta dan 540 juta tahun lalu dan dihasilkan dari akumulasi oksigen dari cyanobacteria yang berfotosintesis, atau yang sering disebut sebagai blue-green algae.

Sponge adalah hewan multiseluler yang disebut juga sebagai hewan paling dasar dalam silsilah evolusi hewan. Dan kemungkinan lainnya, hewan ini merupakan yang paling pertama muncul di muka bumi.

Hewan ini menghirup oksigen dan memakan zat organik dari air yang mereka hisap. Hewan yang lebih awal hadir di permukaan bumi juga diperkirakan masih termasuk dalam kerabat Sponge dan mungkin telah muncul jauh sebelum adanya peristiwa Kambrium.

Nah, berdasarkan dari asumsi mendasar yang telah dijelaskan di atas, Sponge diperkirakan telah ada semenjak 900 juta tahun yang lalu.

Lalu, mengapa tidak ada fosil Spon yang ditemukan di bebatuan?

Salah satu alasannya adalah hewan Sponge tidak memiliki bagian tubuh yang keras, seperti tulang atau cangkang. Meski beberapa jenisnya mempunyai skeleton internal bernama ‘Spikula’, tetap saja belum ada spikula yang ditemukan dari masa interval evolusi hewan ‘tersembunyi’.

Namun, beberapa jenis Sponge memiliki kerangka yang terbuat dari serat protein keras yang disebut spongin, bentuknya hampir identik dengan bentuk Sponge mandi.

Sebuah fosil yang tak biasa 

Seorang ahli Geologi dan Paleobiologi, Elizabeth C. Turner, baru-baru ini menggambarkan sebuah struktur mikro bebatuan berusia 890 juta dari Kanada Utara. Struktur tersebut menunjukkan bukti baru bahwa Sponge tersebut lebih tua beberapa ratus tahun dari fosil Sponge termuda berikutnya.

Fosil struktur

Foto: Dok. SingularityHub

Menurut Turner, jika benar struktur tersebut adalah fosil yang berasal dari Sponge, evolusi pada hewan bisa saja mundur beberapa ratus juta tahun.

Adanya hewan berusia 890 juta tahun juga akan menunjukkan bahwa evolusi biologis tidak secara substansial dipengaruhi oleh episode glasial Cryogenian, atau yang disebut dengan Bumi bola salju.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini