icon-category Travel

Lima Gunung buat Rekomendasi Libur Lebaran Para Petualang

  • 28 Jun 2017 WIB
Bagikan :

Hawa liburan masih di udara. Usai bersilaturahmi dan berkumpul bersama keluarga, waktu libur yang sesungguhnya, yang ditunggu-tunggu, akhirnya bisa dinikmati.

Memilih untuk menghabiskan waktu liburan dengan naik gunung bisa jadi alternatif buat kamu yang bosan dengan wisata dalam kota atau bertamasya ke wahana bermain.

Meski saat ini naik gunung sudah menjadi hal “mainstream” yang dilakoni kaum urban, daya pikat dan keindahan dari kegiatan mendaki gunung selalu berhasil membawa para pendaki untuk kembali datang.

Nah, jika kamu memiliki jiwa petualang dan ingin meyalurkannya, mendaki gunung bisa jadi salah satu jalan untuk menjajal pengalaman baru.

Buat kamu yang mudik ke Jawa Tengah-Jawa Timur, berikut beberapa gunung di dua provinsi itu yang bisa kamu coba jadikan sahabat.

Untuk mendaki gunung-gunung ini, kamu tak perlu khawatir soal Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) yang butuh beberapa waktu untuk mengurusnya. Di gunung-gunung berikut, kamu bisa melakukan registrasi langsung di pos pendakian masing-masing.

Kawah Ijen

Pertama, kita mulai dari daerah di ujung timur Pulau Jawa-- Kawah Ijen, gunung api yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dengan ketinggian 2.443 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Bagi para pemula yang baru pertama kali mendaki gunung, Kawah Ijen bisa menjadi pilihan tepat untuk menjajal fisik kalian. Jalurnya yang tak terlalu curam membuat pendakian di Ijen tidak terlalu berat.

Perjalanan (kaki) yang harus ditempuh pengunjung berjarak sekitar tiga kilometer dari pos akhir Paltuding, melalui jalan setapak berpasir. Waktu tempuh dari Pos Paltidung ke puncak kira-kira ditempuh dalam waktu dua jam.

Akses menuju kawah Ijen terbilang cukup mudah. Jika memulai perjalanan dari Yogyakarta, kamu bisa menggunakan kereta Sri Tanjung menuju Banyuwangi dan berhenti di Stasiun Karang Asem. Jika berangkat dari Surabaya, kamu bisa menggunakan bus atau kereta lokal. Dari Stasiun karang Asem atau terminal menuju pos akhir Paltidung bisa ditempuh dengan menyewa motor atau mobil, tapi disarankan untuk menghindari pergi ke Pos Paltidung lebih dari jam 7 malam karena jalan yang terjal dan melewati hutan.

Sedikit saran, ada baiknya kamu mulai mendaki pukul 02.00 pagi, karena ketika sampai di puncak Kawah Ijen, kamu bisa melihat pemandangan langka, yaitu api biru yang hanya ada di Kawah Ijen dan Norwegia.

Ketika matahari muncul, pemandangan di puncak Kawah Ijen tak serta merta memudar, melainkan memunculkan pemandangan indah lain berupa kaldera (danau) yang berkilau terkena matahari pagi.

Gunung Sindoro

Bergeser ke arah barat, terdapat Gunung Sindoro di daerah Wonosobo dan Temanggung, Jawa Tengah. Di sini, setidaknya ada tiga nama gunung yang dikenal baik oleh masyarakat: Sindoro, Sundoro atau Sendoro.

Gunung Sindoro miliki ketinggian 3.153 mdpl, jadi sangat cocok untuk para pemula yang ingin merasakan sensasi mendaki gunung untuk pertama kali. 

Jalur pendakian via Kledung adalah jalur yang umum digunakan karena akses yang mudah. Rute untuk mencapai Desa Kledung bisa ditempuh dari Semarang menggunakan bus jurusan Wonosobo dengan waktu tempuh tiga jam. Tentu akan lebih mudah jika membawa kendaraan pribadi.

Pendakian melalui jalur ini akan melalui empat pos untuk sampai di puncak. Setelah melewati pos 1-3, kamu akan mendapati pemandangan indah di pos empat. Di sana terdapat Batu Tatah yang merupakan area luas terbuka yang terjal. Ketika matahari terbit, Gunung Sumbing yang bersebelahan dengan Sindoro akan terlihat gagah dengan sinar matahari yang menerpanya. 

Ketika kamu melanjutkan perjalanan dari pos empat menuju puncak, kamu akan disuguhkan dengan padang bunga edelweis yang membuat indah pemandangan. Puncak Sindoro sendiri berupa dataran landai di bibir kawah. 

Gunung Ungaran

Masih di Jawa Tengah, kali ini giliran Gunung Ungaran yang bisa jadi destinasi pendakian kamu. Berada di selatan-barat daya kota Semarang, Gunung Ungaran hanya berjarak 40 km dari pusat kota.

Gunung ini terdiri dari tiga buah gunung yakni Gununh Gendol, Gununh Botak, dan Gunung Ungaran. Puncak tertinggi Gumung Ungaran memiliki ketinggian 2.050 mdpl dan sangat cocok untuk kalian yang pertama kali mendaki.

Jalur favorit mendaki Ungaran biasanya menggunakan jalur Jimbaran atau lebih dikenal dengan jalur mawar atau pos mawar. Aksesnya mudah, kamu bisa gunakan bus jurusan Bandungan dari terminal Terboyo, kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek ke pos mawar.

Pos mawar biasa digunakan sebagai tempat persinggahan atau persiapan para pendaki sebelum menuju puncak Ungaran. Pos ini kerap dijadikan lokasi membangun tenda karena pemandangannya yang tak indah. Di sini, kamu bisa melihat kota Semarang secara jelas, terlebih pada malam hari berhias bintang dan lampu-lampu kota.

Berlanjut ke pendakian, kamu akan melewati empat pos sebelum sampai di puncak Ungaran. Di pos ketiga kamu disuguhkan dengan pemandangan perkebunan teh yang luas. Setelah melewati kebun teh, jalur pendakian menuju puncak sedikit lebih berat. Jalur pendakian sepenuhnya didominasi trek tanah padat yang sempit, terjal, dan menanjak.

Sesampainya di puncak, kamu bisa melihat Kota Semarang, Laut Jawa, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu. Gunung Ungaran yang tidak terlalu tinggi, membuat pemandangan di bawahnya sekaligus panorama menjulang pengunungan tinggi lain, tampak sempurna.

Gunung Merapi

Sedikit bergeser ke selatan Semarang, terdapat Gunung Merapi yang bisa jadi tujuan liburan kamu selanjutnya. Gunung ini ialah gunung api paling aktif di Pulau Jawa, tapi di balik itu menyimpan pesona yang luar biasa. 

Gunung yang memiliki ketinggiam 2.913 mdpl ini secara administratif terletak dua provinsi, yakni di antara Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Untuk yang pertama kali mendaki, disarankan untuk menggunakan jalur pendakian Selo yang terletak di Desa Selo, Kabupaten Boyolali. Dari sana, titik pertama menuju Merapi adalah Basecamp Barameru. Kamu bisa mengikuti rute Salatiga-Boyolali-Cepogo-Selo atau Salatiga-Kopeng-Ketep Pass-Selo.

Perjalanan menuju puncak Merapi dari basecamp Barameru akan melewati tiga pos. Perjalanan akan terasa lebih berat menuju pos tiga atau biasa disebut Watu Gajah. Kamu akan melewati jalur bebatuan dan di beberapa bagian kita dipaksa untuk menggunakan tangan sebagi tumpuan untuk mendaki (sudah mirip seperti di film-film, hehe...)

Dari pos tiga, perjalanan berlanjut menuju Pasar Bubarah. Jalur ini akan cukup berbahaya ketika hujan angin dan kabut, karena tidak ada penghalang seperti pepohonan. Sebagai gantinya, kita harus bersembunyi di antara bebatuan yang ada. Seru, kan?

Sampai di Pasar Bubrah, kamu akan disambut papan bertuliskan “Pasar Bubrah” dan sebuah memoriam tepat di bawahnya.

Untuk menuju puncak dari Pasar Bubrah memakan waktu kurang lebih 1 jam dengan jalur sangat ekstrem, yaitu tanpa petunjuk sama sekali. Jadi kita harus mencari jalan sendiri menuju puncak. Jalur yang harus dilewati pun berupa pasir dan bebatuan yang rawan longsor. Jadi sangat berbahaya.

Di puncak Merapi, kita bisa melihat kawah Merapi yang masih menyemburkan asap belerang. Kita juga bisa melihat gagahnya Gunung Merbabu yang berada tepat di sebelah Merapi. Namun kamu harus berhati-hati di Puncak Merapi karena areanya cukup sempit.

Gunung Prau

Gunung Prau memiliki ketinggian 2.565 mdpl, dan berada dekat dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Gunug ini terkenal dengan pemandangannya yang memeson, khususnya golden sunrise yang jadi idola tiap pendaki.

Gunung Prau Dieng memiliki beberapa jalur, di antaranya melalui Patak Banteng, Dieng, Wates, Kalilembu, Dwarawati, Kenjuran, Campurejo, dan Pranten.

Di antara 8 jalur pendakian itu, Basecamp Patak Banteng dan Dieng-lah yang menjadi favorit. Biasanya para pendaki memilih jalur Patak Banteng karena lebih dekat dan lebih cepat sampai puncak, tapi rute ini berupa tanjakan yang terus-menerus. Hanya sedikit jalan mendatar yang akan kita temui di perjalanan. 

Jika menggunakan jalur Patak Banteng, kamu harus mempersiapkan bekal air yang lebih banyak karena sepanjang jalur ini kamu tidak akan menemukan sumber mata air.

Perjalanan menuju puncak Prau berkisar antara 3-5 jam, tergantung kecepatan kamu berjalan. Jalan yang disuguhkan terbilang cukup menanjak dengan sedikit dataran.

Sampai di puncak, kamu akan disuguhkan dataran luas berhias bukit-bukit kecil yang biasa disebut bukit teletubbies.

Menjelang pagi, jika cuaca cerah, kamu akan disuguhi pemandangan indah golden sunrise (matahari terbit) dilengkapi megahnya Gunung Sindoro dan Sumbing yang berjejer.

Jadi, bagaimana? Sudah menentukan mau berlibur ke mana?

Jangan lupa, kalian harus mempersiapkan fisik dan perlengkapan memadai jika berencana mendaki salah satu gunung di atas.

Selamat bertualang! 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : wisata travel liburan Gunung 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini