icon-category Technology

LIPI Buat Kartu Ucapan Sekecil Virus Polio

  • 02 Jan 2018 WIB
Bagikan :

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian (Puslit) Fisika di Laboratorium Focused Ion Beam (FIB) memamerkan pembuatan kartu ucapan Tahun Baru ukuran mini. Bahkan kartu ucapan tersebut hanya berukuran 25 mikrometer atau sebesar Virus Polio yang merupakan jenis virus dengan ukuran terkecil.

Sebelumnya, National Physical Laboratory (NPL) di Inggris merilis kartu natal terkecil di dunia. Kartu tersebut berukuran 15x20 mikron, lebih kecil dari pada ukuran rambut manusia seukuran 50-80 mikron (1 mikro = 1/1.000.000m). Tidak mau kalah, LIPI pun menciptakan kartu ucapan ukuran super kecil tersebut.

"Kami bertekad untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ini adalah salah satu itikad kami para peneliti untuk memperkenalkan teknologi terbaru yang Indonesia miliki kepada masyarakat luas," ungkap peneliti dan pakar karakterisasi nano material Puslit Fisika LIPI, Dr Eni Sugiarti, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/1).

Eni Sugiarti menambahkan, pembuatan kartu tersebut menandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai para peneliti anak bangsa. Eni Sugiarti mengatakan, pembuatannya sendiri menggunakan metode proses ukiran (engraving) di atas material wafer silikon dengan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari tembakan ion galium yang difokuskan. Alat yang digunakan yaitu Dual-Beam FIB. Saat ini, teknologi Dual-Beam FIB yang dimiliki Puslit Fisika LIPI menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia.

Sementara itu, Kepala Puslit Fisika LIPI, Dr Rike Yudianti juga menyatakan, fasilitas Dual-Beam FIB ini terbuka untuk masyarakat luas. Dia mengatakan, semua kalangan boleh memanfaatkannya. Sehingga bisa melakukan riset bersama nanti, baik dari kalangan mahasiswa, dosen, peneliti swasta, industri, bahkan kalangan pelajar, semua bisa manfaatkan. "Silakan berkunjung dan kontak kami. Tidak hanya FIB, alat lain yang kami punya seperti TEM, SEM, XRD, BET, FTIR, dan yang lain-lain juga bisa dimanfaatkan," tuturnya.

Dual Beam FIB dilengkapi dengan empat detektor yang terdiri atas Secondary Electron, Back Scattered Electron, Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), dan Electron Backscattered Diffraction (EBSD), serta dilengkapi pula omniprobe in-situ pick up system. Dengan keempat detektor beserta teknologi Schottky Field Emitter Gun (FEG) dan Galium Liquid Metal Ion source, (GIS) dengan material carbon, tungsten dan platina maka peralatan ini dapat berfungsi di antaranya sebagai, Field Emission-Scanning Electron Microscopy (FE-SEM), peralatan pendukung preparasi sampel mikroskop transmisi/Transmission Electron Microscopy (TEM).

Kemudian sebagai, nano patterning/Scanning Vector, dua dimensi dan tiga dimensi gambar nanostruktur, EDS dan EBSD yang memungkinan pengambilan data kuantitatif menggunakan mode point, mapping dan line analysis untuk EDS serta proses tiga dimensi yang dapat direkam dalam bentuk video. Juga dilengkapi dengan cooling stage sehingga memungkinkan pengamatan sampel-sampel yang bersifat nonkonduktif seperti beberapa aplikasi di bidang life sciences, polymer, dan sebagainya.

"Maka dengan adanya teknologi ini, diharapkan kualitas penelitian di Indonesia terus meningkat dan tidak kalah dengan teknologi yang telah ada di negara-negara maju lainnya," ujar Rike.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : LIPI Virus Polio 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini