icon-category Health

Mengapa "Deep Thinkers" Sulit Jatuh Cinta?

  • 29 Aug 2017 WIB
Bagikan :

Seorang c atau pemikir mendalam bakal susah sekali untuk jatuh cinta, terlebih untuk memutuskan menjalani hubungan dengan seseorang.

Ia biasanya punya standar yang enggak sederhana yang ia tetapkan buat calon pasangannya, dan cinta saja tidak cukup. Harus timbul kenyamanan, kesepahaman, dan kecocokan yang begitu kompleks dan intens di antara keduanya.

Yah, begitulah si pemikir ini. Ia senang menciptakan dunia sendiri di dalam pikirannya, menetapkan kriteria-kriteria yang ia inginkan dalam pasangan. Namun, ketika di dunia nyata ia melihat sendiri bahwa kriteria ciptaannya itu tidak ada, ia akan trauma sendiri. Huffft....

Lebih ribetnya lagi, tipe pemikir mendalam ini enggak bisa asal jatuh cinta dengan mereka yang sekadar baik, pintar, rupawan, maupun tajir. Ada banyak hal lain yang lebih penting dari sekadar tampilan luar. Ia mendambakan substansi yang berkualitas, yang bisa bikin ia terinpsirasi, termenung, tergerak untuk menghasilkan suatu karya (Yup, enggak jarang si deep thinker ini either artist, writer, or creator).

Ia setidaknya mematok level intelektualitas yang setara atau lebih terhadap calon pasangannya. Calon pasangannya harus memiliki paham politik, minat, ideologi, dan visi misi hidup yang sama dengannya. Kesamaan itulah yang akan bikin ia nyaman untuk akhirnya memutuskan berhubungan dengan orang lain. Menemukan pasangan yang tepat bukan hal yang mudah bagi si pemikir; ia takkan terburu-buru menentukan pilihan.

Apakah lo seorang deep thinkers? Kalau iya, apa benar kamu sulit untuk bisa menjalin komitmen dengan orang lain?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini