icon-category Gadget

Mesin CEIR Tak Diatasi, Bencana Resesi Buat Industri Ponsel

  • 12 Oct 2020 WIB
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Uzone.id)

Uzone.id - Vendor ponsel paling terdampak ketika Mesin CEIR ini penuh. Jelas, ini artinya mereka tidak bisa berjualan karena IMEI tidak bisa terdaftar dan berujung pada pemblokiran perangkat genggam tersebut.

"Ini sangat berdampak terhadap kelangsungan industri kami. Kami bisa terkena resesi lebih cepat jika system ini tidak cepat diperbaiki. Padahal ponsel kami resmi. Semestinya tidak terblokir," ungkap Hansen, CEO Mito Mobile, melalui keterangan resminya.

Bukan terhadap Mito saja sebagai vendor ponsel, bahkan menurut Hansen bada resesi di industri ponsel secara keseluruhan.

“Jangan biarkan kami masuk ke jurang resesi lebih cepat. Jadi kami sangat berharap sekali pihak terkait untuk secepatnya mengatasi persoalan ini," keluh Hansen.

Di sisi lain, dia sepakat regulasi pemblokiran ini menurut Hansen dibuat dengan tujuan menumbuhkan industri ponsel, bukan malah menimbulkan masalah baru untuk industri. Karenanya harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur yang memadai.

Sebelumnya,  Sekretaris Jendral ATSI, Marwan O. Basir mengaku tengah melakukan pembersihan IMEI di Mesin CEIR. Maksudnya, IMEI lama yang tidak dibutuhkan akan dihapus, sehingga kapasitas bisa normal kembali.

Alasan Mesin CEIR penuh, diungkap oleh Marwan, karena selama ini yang diinput ke alat tersebut merupakan data rencana dan bukan data realisasi.

“Kami tengah meminta dari Kemenperin agar memberikan data realisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 108/2012 tentang Pendaftaran Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet,” kata Marwan, seperti dikutip dari berbagai sumber.

Saat ini, pemerintah telah melakukan normalisasi di mesin CEIR, hingga saat ini seharusnya vendor atau perusahaan sudah bisa kembali mendaftarkan IMEI ponselnya sebelum dijual.

"Sistem CEIR sudah bisa memasukkan IMEI baru," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail.

Ismail menambahkan, sambil berkesinambungan, Kominfo menunggu database dari Kemenprin jumlah IMEI yang benar-benar bakal dijual ke pasaran.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini