icon-category News

Mughal, Dinasti Islam Terakhir di India

  • 12 Jul 2017 WIB
Bagikan :

Dalam sejarah Islam, dikenal tiga kekuatan kepemimpinan Islam yang besar dan kuat. Ketiganya membentuk imperium di era yang hampir bersamaan, yakni pada abad ke-15 hingga abad ke-18.

Ketiganya, yakni Turki Usmani (1281-1924) di Timur Tengah, Safawi (1501-1736) di Persia, dan Mughal (1526-1858) di India.

Di antara ketiga imperium raksasa tersebut, memang Turki Usmani lah yang paling terkenal. Mengingat, kesultanan yang berpusat di Istanbul itu merupakan pemegang estafet kekhalifahan sejak zaman Rasulullah. Turki Usmani pula yang membawa kekuatan Islam terakhir.

Namun, di samping Turki Usmani, terdapat Kesultanan Mughal yang tak kalah hebat. Meski tak sebesar Usmani, Mughal mampu membawa Islam di tengah daratan India yang didominasi Hindu.

“Ia (Mughal) tak sebesar kerajaan Turki Usmaniyah. Namun, ia dapat bertahan selama tiga setengah abad dan berjaya menguasai wilayah yang mayoritas penduduknya adalah Hindu walaupun jumlah umat Islam adalah minoritas,” ujar Mohamad Nurhakim dalam bukunya Jatuhnya Sebuah Tamadun.

Menurut Mohamad Nurhakim, Mughal sebetulnya bukanlah penguasa Muslim pertama di India. Sebelumnya, Dinasti Umayyah dibawah Khalifah Al Walid pernah berusaha membuka India.

Terdapat pula beberapa kerajaan kecil bercorak Islam sebelum Mughal lahir, di antaranya, Kerajaan Ghaznawi (977-1186), Khalji (1296-1316), Tughlaq (1320-1412), Sayyid (1414-1451), dan Lodhi (1451-1526).

Mughal merupakan kerajaan Islam terakhir sebelum akhirnya India jatuh ke tangan Inggris. Kesultanan tersebut didirikan Zahiruddin Babur yang bukan lain merupakan keturunan Timur Lenk, sang penguasa Mongol. Nama Mughal pun disebut-sebut merupakan ejaan dialek Indo-Aryan dari kata Mongol.

Menurut Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, pada 1398 Timur Lenk menyerang India untuk kali pertama. Namun, dalam penyerangan ke India, ia tak pernah berambisi untuk menguasainya. Ia pun hanya menunjuk seorang wakil, bernama Khizer Khan untuk menjadi gubernur di kawasan Multan yang berhasil dikuasainya.

Saat Timur Lenk wafat pada 1405, putranya, Syahrukh Mirza, menjadi penggantinya. Adapun pendiri Mughal, Zahiruddin Babur, merupakan putra dari Umar Mirza, penguasa Farghana di Turkistan.

Burbur merupakan keturunan kelima dari Timur Lenk. Bahkan, dari garis ibu Burbur juga merupakan keturunan ke-14 dari Jengis Khan, penguasa Mongol ternama.

Menurut Mohamad Nurhakim, saat Babur menggantikan posisi ayahnya di Farghana, ia berhasil menguasai satu per satu wilayah India. Dimulai dari Samarkannd pada 1494, kemudian Kabul pada 1501.

Kala itu, India berada di bawah kekuasaan Kerajaan Lodhi yang tengah mengalami krisis. Alhasil, Babur dapat masuk dan menguasai wilayah bekas kekuasaan Lodhi.

“Punjab ditaklukkan  pada 1525 M. Pasukan Zhiruddin seterusnya memasuki Kota Delhi dan kemudian mendirikan kerajaan di kota itu pada 1526 M. Orang Hindu sebenarnya menolak kehadiran kekuatan Mughal. Tetapi, pemberontakan ini dapat dipatahkan Babur,” kata Mohamad Nurhakim.

Dinasti Mughal pun berdiri. Uniknya, sang penguasa Islam ini memerintah masyarakat yang mayoritas beragama Hindu. Meski muncul beberapa pemberontakan, Mughal berhasil membawa kegemilangan bagi sejarah India.

Berita Terkait

Berita Lainnya

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini