icon-category Technology

Nadiem Masih Malu-malu Akui Gelar Decacorn Gojek

  • 11 Apr 2019 WIB
Bagikan :

(Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)

Uzone.id -- Beberapa hari belakangan ini, muncul pemberitaan yang sebenarnya bernada positif terkait pencapaian baru Gojek. Perusahaan teknologi ini terdaftar di jajaran startup yang sudah mendapat gelar decacorn. Benar atau gak, sih?

Bukannya apa-apa, karena awalnya nama Gojek tercantum di laporan CB Insights di jajaran startup dunia yang sudah tergolong decacorn, alias perusahaan rintisan yang valuasi perusahaannya sudah menginjak angka US$10 miliar atau setara Rp141 triliun.

Namun, laporan valuasi Gojek yang dicantumkan tersebut belum ada sumbernya. Belum lagi ada dua sumber terdekat dari Gojek yang mengatakan pada media TechCrunch kalau sebenarnya valuasi Gojek belum mencapai angka US$10 miliar. Baru mendekati, namun belum resmi tembus angka tersebut.

Lalu, yang benar yang mana, ya?

Baca juga: Status Decacorn Gojek Dipertanyakan

Co-founder merangkap CEO Global Gojek Nadiem Makarim malah bungkam untuk menkonfirmasi kabar ini.

“Valuasi Gojek adalah hal yang tidak kita umumkan. Kultur kita bukan merayakan diri sendiri, biar orang lain yang merayakan kita,” ucap Nadiem saat ditemui oleh awak media usai jumpa pers Mitra Juara Gojek di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (11/4).

Nadiem kemudian melanjutkan, “valuasi itu hal penting, tapi bukan hal terpenting. Yang paling penting adalah angka-angka seperti 1,7 juta mitra, 300 ribu UMKM yang kita dukung, serta inklusi keuangan yang kita dorong melalui Go-Pay. Dampak kepada Indonesia lah adalah angka-angka yang kita banggakan.”

Terlepas malu-malu untuk menjawab soal decacorn, Gojek mencatat memang telah menggandeng 1,7 mitra pengemudi, 300 ribu mitra Go-Food, dan 60 ribu penyedia layanan yang tergolong pelaku UMKM.

Baca juga: Sekarang Bisa 'Ngutang' Kalau Naik Gojek

Nadiem juga secara terbuka mengatakan, pengguna aktif mingguan Gojek sudah melampau 1,5 kali lipat pengguna dari layanan kompetitor, dalam hal ini tentu saja Grab.

“Salah satu fokus objektif kami adalah analisis weekly active user, itu saja dulu. Jaraknya cukup jauh dengan kompetitor, yakni 1,5 kali lipat. Gak mungkin kalau kita bukan market leader jika perbedaannya sejauh ini,” tutur Nadiem lagi.

Berbicara tentang kompetitor Gojek, Grab sendiri pada Maret 2019 telah mengumumkan bahwa perusahaannya telah resmi menyandang status decacorn, artinya valuasi Grab sudah menyentuh angka US$10 miliar. Pencapaian ini membuat Grab resmi menjadi startup decacorn pertama di Asia Tenggara.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini