Sponsored
Home
/
News

Nama Setya Novanto dalam Hitungan Jawa

Nama Setya Novanto dalam Hitungan Jawa
Preview
Wisnu Prasetiyo17 November 2017
Bagikan :

Penamaan seseorang menurut perhitungan Jawa (neptu) dapat memperkirakan masa depan seseorang. Perhitungan ini banyak digunakan oleh masyarakat yang masih kental dengan budaya Jawanya.

Menarik rasanya bila kita mengetahui cara menghitung nama tersebut. Mari kita coba mendalami bagaimana cara menghitung tersebut dengan menggunakan nama tokoh yang saat ini sedang menjadi trending topic di Indonesia. Ya, siapa lagi kalau bukan Setya Novanto.

Nama Setya Novanto menjadi perbincangan publik karena sejumlah 'drama' yang terjadi akhir-akhir ini. Ditetapkan sebagai tersangka, menghilang, kemudian terakhir kecelakaan. 

Mari bereksperimen.

Dalam perhitungan Jawa diberlakukan konsep susunan aksara yaitu (ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga). Setiap aksara memiliki nilai berbeda: Ha, da, pa, ma, masing-masing suku kata memiliki nilai 1. Na, ta, dha, ga, nilainya 2. Ca, sa, ja, ba = 3. Ra, wa, ya, tha = 4. Ka, la, nya, nga = 5.

Dalam menghitung nama dengan metode ini, angka hasil penyesuaian ditotalkan berdasarkan penggalan kata dari nama seseorang. Bingung? Begini cara menghitungnya. 

Kita akan mencoba menghitung nama Setya Novanto. Bila dipenggal setiap suku kata dari nama Setya Novanto akan menghasilkan deretan: Set (Sa: 3) ya (Ya: 4) no (Na: 2) van (Pa: 1) to (Ta: 2) maka bila dijumlahkan bernilai 12.

Nilai total tersebut kemudian dapat dikatagorikan menjadi salah satu dari lima unsur yang menunjukkan cocok atau tidaknya nama seseorang. Kelima unsur tersebut adalah: “Sri”, “lungguh”, “gedhong”, “loro”, dan “pati”. Perhitungannya dimulai dari satu (Sri), dua (Lungguh), tiga (Gedhong), empat (Loro), dan lima (Pati).

Setiap habis kelipatan lima, hitungan kembali dimulai dari angka satu (Sri) sampai lima (Pati), begitu seterusnya. Jadi nama Setya Novanto yang berjumlah 12, bila dihitung demikian akan memiliki nilai “Lungguh” (dua).

Menurut tradisi Jawa, unsur "Sri", "Lungguh", dan "Gedhong" dianggap mewakili unsur kecocokan nama. Sebaliknya kalau jatuh pada unsur "Loro" dan "Pati", nama itu dianggap tidak cocok.

Setiap unsur memiliki arti konotasi yang berbeda. Untuk “Sri”, “Lungguh”, dan "Gedhong" mengandung arti yang positif, yakni baik dalam kedudukan (jabatan) dan ekonomi (harta), akan tapi memiliki kekurangan, salah satunya: sakit-sakitan.

Percaya atau tidak percaya, hasil dari perhitungan Jawa terhadap nama Setya Novanto memiliki kemiripan dengan kondisi saat ini. 

Pertama, dari segi kedudukan (jabatan), Setya Novanto sekarang merupakan ketua DPR RI. Kedua, dari segi ekonomi mengutip dari laman LHKPN KPK, Setya Novanto terakhir melaporkan harta kekayaan pada 13 April 2015 dengan total kekayaan mencapai Rp 114.769.292.937 dan US$ 49.15.

Akan tetapi, nama Setya Novanto pun memiliki kekurangan, yaitu sakit-sakitan. 

Sekali lagi hal ini sesuai dengan kondisi faktual Setya Novanto dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, Setya Novanto masuk rumah sakit dua kali setelah dua kali ditetapkan sebagai tersangka.

Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk mengetahui perkiraan masa depanmu dengan perhitungan Jawa (neptu)?

Reporter: Luthfan Darmawan

populerRelated Article