NFT di Indonesia, Edukasi dan Teknologi masih Menjadi Kendala

Uzone.id - Non Fungible Token atau NFT sedang menjadi buah bibir di dunia mata uang kripto. Adanya NFT ini merupakan sebuah angin segar bagi para seniman maupun artis yang ingin menjual karya mereka, khususnya karya digital.

Di Indonesia sendiri, NFT masih menjadi tamu baru. Namun ternyata, seniman-seniman digital Indonesia sudah mulai memperjualbelikan karya digital mereka di forum-forum yang berbasis di luar negeri. Contohnya SuperRare.

Aktivitas aset kripto di Indonesia sudah dilegalkan pada Februari 2019 silam. Sayangnya, teknologi NFT dan Blockchain masih sangat asing dan tak semua orang familiar dengan teknologi tersebut. Padahal kedua teknologi ini bisa memberikan kelancaran dan keamanan dalam bidang transaksi.

Tantangan nyata yang dihadapi untuk merealisasikan NFT di Indonesia adalah edukasi terkait aset kripto dan teknologi Blockchain kepada masyarakat.

Dikutip dari Zipmex, Rabu, 31 Maret 2021, Wendi Marvin, Co-Founder PO1Network, menyatakan jika, “sistem NFT dan blockchain sudah pasti bagus, tapi yang tidak bisa kita kendalikan adalah human error-nya. Perlu adanya edukasi mengapa koin bisa berharga setiap muncul jenis koin baru.”

Selain karena pengetahuan masyarakat terkait aset uang kripto yang masih kurang, kecanggihan teknologi menjadi salah satu yang menghambat NFT untuk berkembang di Indonesia. Blockchain masih terus dikembangkan untuk memberikan pengalaman terbaiknya, sejalan dengan perkembangan teknologi untuk mengimbangi teknologi blockchain itu sendiri.

Pemerintah sendiri sedang melakukan pengkajian terkait teknologi blockchain dalam Pemerintahan Indonesia dan masih harus mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk melakukan desentralisasi data. Hal ini disampaikan oleh Ari Juliano, Staf Ahli Menteri bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam wawancara bersama Zipmex yang dikutip oleh Uzone.id.