icon-category Technology

Nokia dan BlackBerry Ramaikan Pasar Android, Akankah Sukses?

  • 07 Mar 2017 WIB
Bagikan :

Pemain baru tapi lama layak disematkan pada langkah Nokia dan BlackBerry yang ikut manggung di gelaran telekomunikasi terbesar dunia: Mobile World Congress atau MWC di Barcelona, yang berakhir Kamis pekan lalu. Keduanya adalah penguasa pasar ponsel sebelum datang Samsung dan Apple. Kini mereka memilih kembali dengan Android.

Kembalinya Nokia dan BlackBerry menjadi hal paling menarik dari gelaran MCW yang menginjak tahun ke-9 penyelenggaraannya. “Selama empat hari, para peserta memiliki kesempatan pertama untuk mendapatkan inovasi mobile terbaru yang diluncurkan di sini,” kata Kepala Marketing GSMA, Michael O'Hara, dalam pernyataan persnya. GSMA atau Asosiasi Penyelenggara Jasa GSM adalah penyelenggara acara ini tiap tahun.

MCW tentu dipilih kedua merek ini sebagai pertanda kembalinya mereka. Maklum, lebih dari 100 ribu pengunjung datang perhelatan itu untuk menyaksikan peluncuran teknologi telekomunikasi terbaru, khususnya ponsel pintar. Tapi, apa yang dibawa oleh keduanya?

Lepas dari Microsoft, Nokia memiliki kebebasan untuk memilih sistem operasi terbaru mereka. Hasilnya, selain meluncurkan kehadiran kembali Nokia 3310, Nokia bersama mitra manufaktur HMD Global mengeluarkan tiga “ponpin” alias ponsel pintar berbasis sistem operasi Android versi terbaru, Nougat 7.1.1. Tiga produknya itu adalah Nokia 3, 5, dan 6. Ketiga ponpin yang menyasar kelas menengah ini akan resmi dirilis pada kuartal kedua tahun ini.

Sayangnya, berbeda dengan vendor lain yang biasanya menyematkan sistem operasi antarmuka yang dikembangkan pabrikan, Nokia benar-benar menghadirkan Nougat murni. “Imbasnya, tak banyak aplikasi bawaan di ponsel pintar terbaru ini,” demikian tertulis di laman berita The Verge.

Sepertinya bukan langkah pembuka yang manis. Padahal rencana Nokia untuk kembali ke ranah perangkat komunikasi sudah kadung menarik perhatian, termasuk segmen ponsel fitur low-end, yang masih menjadi pasar unggulan Nokia. Namun, dengan gelagat semacam itu, tak sedikit yang mempertanyakan daya tahannya dalam persaingan di ranah tersebut. “Nokia mungkin akan menyamai Samsung jika mengadopsi Android tujuh atau delapan tahun lalu,” demikian ulasan dari laman The Telegraph.

Bagaimana dengan BlackBerry, ponsel yang pernah menjadi primadona?

<!--more-->

BlackBerry kini diproduksi perusahaan elektronik Cina, TCL Corporation, yang mendapatkan akses terhadap teknologi keamanan dan peranti lunak BlackBerry. Mereka mengeluarkan KEYone (sebelumnya dikenal sebagai Mercury) sebagai ponsel pertama di bawah manajemen baru.

alt-img

BlackBerry KEYone.

Sama seperti Nokia, TCL memusatkan pada Android 7.1 mutakhir. Memakai Android memang menjadi pilihan satu-satunya bagi mereka karena beberapa aplikasi populer, seperti WhatsApp dan Facebook,  mulai hengkang dari sistem operasi bikinan BlackBerry.

Secara fisik, ukuran KEYone sebanding dengan ponsel pintar yang lebih besar, seperti iPhone Plus atau seri Samsung Note. BlackBerry masih memperhatikan penggunanya yang loyal, yakni dengan menampilkan keyboard fisik di bodinya.

Memanjakan para pengguna setia, memang. Tapi bagi konsumen yang lebih muda, mereka akan kebingungan apa gerangan tuts-tuts kecil yang memenuhi hampir separuh layar? Eh, di mana emoji?

Sekilas, papan ketik KEYone memang mengingatkan pada Bold, produk lawas BlackBerry. Dengan jarak tombol yang sempit, tak mengherankan jika penggunanya akan mengalami kesulitan merangkai kata-kata.

 

Di sisi lain, mereka juga berusaha menggaet konsumen anak muda. Pabrikan asal Amerika Serikat ini mengenalkan fitur BlackBerry Hub. Fitur baru ini mengumpulkan semua pesan media sosial (Twitter, WhatsApp, Facebook Messenger, dan e-mail) ke dalam satu aplikasi. “Sebuah ide yang segar,” begitu menurut laman Sydney Morning Herald.

TCL mengklaim BlackBerry KEYone menawarkan pengalaman maksimal ponsel pintar Android yang paling aman. Ini berkat kombinasi enkripsi alias penyandian peranti keras dan peranti lunak yang selalu mengawasi keamanan KEYone.

Kondisi pasar saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi rencana Nokia dan BlackBerry untuk kembali ke ranah perangkat komunikasi. Saat ini, pasar untuk perangkat high-end telah didominasi Apple, terutama di wilayah barat, dan Samsung hadir sebagai pesaing utamanya.

Selain itu, pasar sudah kedatangan pemain baru--yang beberapa di antaranya terlihat seksi sehingga menggoda konsumen. Dua mantan penguasa itu harus bersaing juga dengan Xiaomi, Oppo, Huawei, dan Vivo, yang lebih dulu hadir dengan keunggulan masing-masing. L

MWC | THE VERGE | THE TELEGRAPH | INTERNASIONAL BUSINESS TIME | CNET | SYDNEY MORNING HERALD | PHONEARENA | GSM ARENA | CBS |   AMRI MAHBUB

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : nokia blackberry 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini