icon-category Gadget

OnePlus dan OPPO Sudah Merger, Mungkinkah Apple dan Samsung Juga Bakal Kolaborasi?

  • 21 Jun 2021 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Keputusan OnePlus dan OPPO untuk merger telah menjadi berita yang cukup sensasional di jagat teknologi. Seperti yang kalian tahu, OnePlus dan OPPO merupakan merek yang berdiri di bawah payung yang sama, yakni BBK Electronics.

Salah satu tujuan merger di antara keduanya adalah untuk menghadirkan pembaruan software yang lebih cepat. “Ini juga akan memungkinkan kami untuk menjadi lebih efisien, misalnya, menghadirkan pembaruan software yang lebih cepat dan stabil untuk Anda,” tulis CEO OnePlus, Pete Lau dalam forum OnePlus, Rabu (16/6).

Setelah OnePlus dan OPPO merger, akankah beberapa produsen ponsel lainnya—seperti Apple dan Samsung—juga berkolaborasi di masa depan? Seperti dikutip Uzone.id dari TechRadar, berikut beberapa harapan kepada produsen-produsen ponsel di dunia untuk merger. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, kan?

Sony dan Motorola

Smartphone dari Sony memiliki banyak sekali fitur, termasuk beberapa fitur yang tidak ada di merek lain. Misalnya, Sony Xperia 1 II yang mempunyai layar 4K dan autofocus system yang luas biasa pada kamera mereka yang berasal dari Alpha.

Namun, ponsel-ponsel keluaran mereka seperti kurang greget bila disandingkan dengan keahlian induk perusahaannya yang sudah mumpuni di ranah fotografi, game, audio, dan lainnya.

Sementara itu, Motorola juga jarang menghadirkan ponsel dengan spesifikasi mengesankan di masa lampau. Namun, Motorola dinilai masih mempunyai kemampuan memproduksi ponsel yang lebih unggul.

Karena itu, kolaborasi di antara Sony dan Motorola diharapkan bakal menghasilkan smartphone kelas flagship.

Baca juga: Meski Merger dengan OPPO, OnePlus Tetap Pertahankan OxygenOS

Asus dan Vivo

Asus telah dikenal sebagai produsen ponsel gaming terbaik. Ponsel gaming terbaru mereka, Asus ROG Phone 5, rilis dengan prosesor mumpuni, fitur game yang canggih, dan lainnya.

Akan tetapi, Asus ROG Phone 5 tampak mengabaikan beberapa hal terkait desain dan kamera. Ponsel ini mempunyai desain yang kurang elegan dan tidak memiliki lensa telefoto.

Sementara itu, Vivo melalui ponsel terbarunya, Vivo X60, hadir dengan bodi super ramping dan stylish. Vivo juga menggandeng Zeiss untuk menghadirkan kamera yang mumpuni pada Vivo X60.

Bayangkan, jika Asus dan Vivo bersatu, kita mungkin akan melihat ponsel gaming dengan desain elegan dan kemampuan kamera yang luar biasa.

Xiaomi dan Microsoft

Kolaborasi antar Microsoft dengan Nokia di masa lalu memang tidak berjalan dengan baik. Beberapa tahun kemudian, kita melihat bahwa Microsoft merilis ponsel lipat bernama Microsoft Surface Duo.

Desainnya memang keren dengan penerapan layar ganda. Namun, Microsoft Surface Duo dinilai kurang powerful untuk harga yang lumayan fantastis, yaitu USD 1.399 (sekitar Rp20.19 juta).

Sementara itu, Xiaomi memiliki pengalaman dalam menghadirkan spesifikasi kelas atas untuk ponsel lipat mereka, Xiaomi Mi Mix Fold. Karena itu, Xiaomi dipandang sebagai perusahaan yang ideal untuk memperbaiki masalah pada ponsel dari Microsoft.

Baca juga: Deretan Fakta di Balik OnePlus dan OPPO Merger

Huawei dan Nokia

Sebelum ada larangan dari pemerintah Amerika Serikat (AS), Huawei menjadi produsen ponsel yang mengesankan. Huawei P30 Pro, misalnya, hadir dengan desain yang elegan dan sistem kamera yang canggih.

Sayangnya, sejak ada larangan dari pemerintah AS, ponsel-ponsel Huawei tidak bisa lagi menggunakan Google Mobile Services.

Di sisi lain, Nokia adalah produsen ponsel yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Merek dari Skandinavia ini juga aman dan dapat diandalkan, mengingat mereka telah memiliki sejarah panjang dalam memproduksi perangkat yang solid.

Karena itu, kolaborasi di antara Huawei dan Nokia dianggap bisa menghadirkan perangkat yang menakjubkan.

Apple dan Samsung

Kedua merek ini memang merupakan kompetitor satu sama lain. Apple dan Samsung juga merupakan perusahaan smartphone terkemuka di dunia. Bila mereka berkolaborasi, akankah ada yang tumbang di antara mereka? Sepertinya tidak.

Tahun ini, Samsung telah merilis ponsel yang menakjubkan, yaitu Samsung Galaxy S21 Ultra. Samsung juga terdepan dalam hal inovasi hardware.

Namun, perusahaan teknologi asal Korea ini dinilai kurang dalam hal software.

Sementara itu, Apple dianggap tidak memiliki kesulitan dalam menggabungkan hardware dan software. Akan tetapi, Apple dipandang tertinggal dalam hal inovasi. Misalnya, iPhone 12, kurang dalam hal teknologi layar dengan refresh rate 120Hz.

Samsung juga dikabarkan sudah membuat layar AMOLED untuk Apple. Jadi, tidak ada salahnya, kan, kalau mengharapkan kolaborasi lebih jauh antara Apple dan Samsung?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini