icon-category Health

Para Jomblo Seumur Hidup 42% Lebih Rentan Terkena Demensia

  • 01 Dec 2017 WIB
Bagikan :

Sudah jomblo, rentan penyakit pula.

Sebuah hasil penelitian terbaru memberi kesempatan orang-orang untuk kembali merundung (mem-bully) para jomblo. Pasalnya, hasil penelitian terbaru ini menunjukkan, para jomblo seumur hidup memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia.

Kata jomblo berasal dari kata jomlo yang artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia adalah pria atau wanita yang belum memiliki pasangan hidup. Jadi, maksud jomblo seumur hidup di sini adalah mereka yang tidak menikah atau memiliki pasangan hidup seumur hidup mereka.

Tidak peduli keputusan untuk menikah atau tidak bagi setiap orang adalah hal yang sangat personal, tapi penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh kognitif akibat keputusan atau keadaan hidup tersebut.

Metode dan Hasil Penelitian

Penelitian yang dipimpin oleh Andre Sommerland, psikiater dari University College London, ini mengumpulkan data dari 15 studi yang melibatkan orang-orang dari Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan dan Asia. Total, ada 812.047 orang yang dianalisis. 

Dan hasilnya adalah, para jomblo seumur hidup memiliki risiko 42 persen lebih tinggi terkena demensia, sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan mental. Sindrom ini biasanya muncul pada kaum lansia.

Selain para jomblo seumur hidup, hasil penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry itu juga menunjukkan adanya peningkatan risiko demensia pada para janda. Hasil penelitian itu menyebutkan, para janda memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terkena demensia ketimbang mereka yang masih memiliki pasangan hidup atau memiliki pernikahan yang langgeng. 

Pendapat Para Ahli 

Dalam lansiran Science Alert, Kamis (30/11), Sommerland mengatakan, "Orang-orang yang sudah menikah cenderung memiliki gaya hidup yang lebih sehat dan lebih terlibat secara sosial, yang mungkin menjelaskan mengapa mereka berisiko lebih kecil mengalami demensia.”

Ian Musgrave, ahli farmakologi molekular dari University of Adelaide, Australia, menambahkan, “Kami telah mengetahui sejak beberapa waktu lalu bahwa faktor sosial berperan dalam demensia." 

"Orang-orang dengan jaringan interaksi sosial yang kaya memiliki risiko demensia lebih rendah daripada mereka yang terisolasi secara sosial," kata Ian.

Laura Phipps dari Alzheimer's Research UK menyatakan, "Orang-orang yang sudah menikah cenderung lebih beruntung secara finansial, faktor yang berkaitan erat dengan banyak aspek kesehatan kita." 

Selain itu, menurut Phipps, "Pasangan dapat membantu mendorong kebiasaan sehat, mengawasi kesehatan pasangannya dan memberikan dukungan sosial yang penting."

Meski hasil penelitian itu menujukkan bahwa para jomblo seumur hidup berisiko lebih tinggi terkena demensia, hal itu tidaklah serta-merta menyatakan hal tersebut sebagai hubungan sebab-akibat.

Sommerland mengatakan, "Kami berharap temuan kami dapat diterapkan untuk mendukung pencegahan demensia di antara orang-orang yang belum menikah.”

Jadi, alih-alih kita merundung para jomblo seumur hidup itu, sebaiknya kita memberi simpati dan dukungan sosial untuk membantu mencegah mereka terkena demensia. Puk-puk para jomblo.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Jomblo 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini