icon-category Digilife

Pegasus Dituding Matai-matai Oposisi hingga Jurnalis, Israel Gelar Penyelidikan

  • 25 Jul 2021 WIB
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Towfiqu Barbhuiya / Unsplash)

Uzone.id - Pemerintah Israel telah membentuk komisi untuk meninjau tuduhan bahwa perangkat lunak spayware (mata-mata) Pegasus buatan NSO Group - perusahaan asal Israel - yang ditanamkan pada smartphone telah disalahgunakan.

Isu ini mencuat di tengah skandal peretasan yang telah mengguncang pemerintah secara global.

Kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Parlemen Israel, pada Kamis (22/7/2021) mengumumkan bahwa Pegasus tampaknya telah digunakan oleh pemerintah dalam pengawasan kepala daerah, tokoh oposisi, aktivis dan jurnalis, yang namanya termasuk di antara mereka.

Ada sekitar 50.000 target potensial dalam daftar yang dibocorkan ke kelompok hak asasi Amnesty Internasional dan Forbidden Stories yang berbasis di Prancis.

BACA JUGA: Netizen Ubah Singkatan e-KTP Gara-gara Harus Difoto Kopi saat Vaksin

Pengungkapan tersebut memicu seruan untuk akuntabilitas dan peningkatan kontrol pada penjualan internasional teknologi spyware.

Pegasus bisa meretas ponsel tanpa sepengetahuan pengguna, sehingga memungkinkan klien membaca setiap pesan, melacak lokasi pengguna, dan memanfaatkan kamera dan mikrofon ponsel.

Legislator Israel Ram Ben Barak, mantan wakil kepala agen mata-mata Mossad, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, bahwa "Badan pertahanan menunjuk komisi peninjau yang terdiri dari sejumlah kelompok" untuk menyelidiki tuduhan tersebut.

"Ketika mereka selesai meninjau, kami akan menuntut untuk melihat hasilnya dan menilai apakah kami perlu melakukan koreksi," katanya.

NSO mengatakan bahwa kebocoran itu "bukan daftar target atau target potensial Pegasus."

Pada Kamis, CEO NSO Shalev Hulio mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa dia akan "sangat senang jika ada penyelidikan, sehingga kami bisa membersihkan nama kami" sambil mengklaim tuduhan itu adalah bagian dari upaya yang lebih besar "untuk mencoreng semua industri siber Israel."

NSO mengatakan bahwa pihaknya mengekspor ke 45 negara dengan persetujuan dari pemerintah Israel.

Hulio mengatakan bahwa perusahaan tidak bisa mengungkapkan perincian kontraknya karena "masalah kerahasiaan", tetapi mengatakan dia akan menawarkan transparansi penuh kepada pemerintah mana pun yang mencari perincian lebih lanjut.

"Biarkan entitas negara mana pun datang -pejabat mana pun dari negara bagian mana pun - dan saya akan siap untuk membuka semuanya kepada mereka, bagi mereka untuk masuk, untuk menggali dari atas ke bawah," katanya.

Sementara itu, Ben Barak mengatakan bahwa prioritas Israel adalah "untuk meninjau seluruh masalah pemberian lisensi ini."

Dia memuji Pegasus karena mengungkap banyak "sel teror", tetapi menambahkan bahwa "Jika itu disalahgunakan atau dijual ke badan yang tidak bertanggung jawab, ini adalah sesuatu yang perlu kita periksa." (Al-Jazeera)

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini