icon-category Startup

Pentingnya Peran IoT dalam Distribusi Vaksin Covid-19

  • 24 Feb 2021 WIB
Bagikan :

Photo by Daniel Schludi on Unsplash

Uzone.id - Distribusi vaksin di Indonesia dilakukan secara bertahap. Namun banyak PR yang harus dilakukan pemerintah guna membuat distribusi berjalan dengan sempurna dan tanpa kendala. Salah satunya dengan mengandalkan teknologi Internet of things (IoT).

Direktur Digital Healthcare Bio Farma, Soleh Ayubi pernah mengatakan jika vaksin sangat sensitif sehingga distribusinya harus dilakukan dengan pemantauan suhu yang intens. Tak hanya itu, mereka juga butuh pemantauan kendaraan pengangkut vaksin dan sistem pendingin yang mampu menjaga suhu agar tetap sesuai.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan telah menerbitkan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam penanggulangan pandemi COVID-19. Dalam petunjuk teknis (juknis) tersebut mengatur cara penyimpanan vaksin COVID-19, termasuk vaksin Sinovac.

Berdasarkan prosedur/manajemen penyimpanannya vaksin COVID-19 dibagi menjadi tiga kategori. Ketiga kategori tersebut adalah vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan 2-8 derajat Celcius, vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan -20 derajat Celcius (vaksin mRNA, Moderna) dan vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan -70 derajat Celcius (vaksin mRNA, Pfizer). 

Baca juga: Solusi IoT Telkom, Handal dan Superlengkap untuk Industri Utilitas

Bayangkan, 660 juta vaksin yang harus didistribusikan bertahap ke seluruh wilayah di Indonesia dengan kondisi geografi yang unik. Apalagi data International Air Transport Association mengungkap jika sepanjang kuartal lalu, ada sekitar 25 persen vaksin yang rusak karena sensitif terhadap suhu, termasuk sample plasma yang juga ikut rusak. Bahkan dalam distribusi obat-obatan, menurut IATA, setiap tahunnya industri kesehatan mengalami kerugian USD15,2 miliar atau sekira Rp214,4 triliun karena proses distribusi yang tak terjaga.

IoT Terbukti Lebih Efisien

Dilansir melalui laman IoT for All, sejatinya industri kesehatan telah lama menyadari keuntungan IoT, jauh sebelum pandemi. Dalam survei PWC pada 2019 menyebut jika manufaktur, termasuk pabrikan obat merasakan manfaat dari IoT yang mampu membuat produksi mereka lebih efisien sampai 81 persen.

Ini artinya, proses produksi vaksin pun bisa lebih maksimal. Bahkan distribusinya bisa tepat waktu, malah lebih cepat dari target. Apalagi  di masa pandemi ini, banyak fasilitas yang tidak bisa bekerja maksimal karena adanya lockdown, sampai social distancing.  Otomasi telah mengisi celah ini, dan perangkat IoT meningkatkan otomasi perangkat. Dengan konektivitas IoT, perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain dan merespons perubahan secara real-time. Di sinilah efisiensi tercipta.

Tak hanya software tapi juga sensor yang digunakan dalam teknologi IoT cukup berperan penting dalam menjaga distribusi vaksin. Sensor yang terhubung dapat ditempatkan pada wadah berpendingin yang membawa vaksin dan pada paket medis yang disimpan di dalam wadah. Nah, sensor dalam wadah berpendingin itu akan memberikan update status kondisi wadah secara real-time.

Hemat daya, Cepat dan Dingin

Bisa menghemat data, proses distribusi yang lebih cepat, dan mempertahankan temperatur merupakan tiga kunci utama yang dibutuhkan untuk menjaga vaksin awet sampai daerah tujuan. Di sinilah Asset Tracking dan Shipment Monitoring dibutuhkan. 

Baik Asset Tracking maupun Shipment Monitoring tersedia dalam layanan IoT Telkom

Salah satu yang paling efektif adalah penggunaan Long Range Wireless Access Network (LoRaWAN) memungkinkan konektivitas, analitik real-time, pelaporan geolokasi dan lainnya. Telkom memiliki LoRa (Long Range), yakni Teknologi transmisi data jarak jauh dijamin hemat baterai untuk perangkat IoT dan berjalan di frekuensi 920-923 MHz. Walau begitu, ada beberapa koneksi lain yang digunakan dalam IoT Telkom. Tak hanya LoRAWAN tapi juga ada Narrow Band (NB)-IoT, satelit, dan lainnya.

Baca juga: IoT Telkom Didukung Teknologi LoRaWAN

Diketahui, berkat LoRa, saat ini sebanyak 158 juta perangkat telah terhubung ke jaringan di 92 negara dan jumlahnya terus berkembang karena digunakan untuk konektivitas smart home, smart farming sampai smart city. Konsumsi daya-nya pun rendah sehingga memungkinkan peralatan IoT berbasis baterai bisa bertahan sampai 10 tahun lebih.

Tak lupa, peran Big Data Analytics adalah mengolah data agar bisa dianalisis hasilnya sehingga dari hasil analisis tersebut dapat memberikan insight kepada para pemegang keputusan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

Terakhir Perangkat IoT juga dapat membantu pasien setelah menerima vaksinasi. Sinovac dan hampir semua vaksin memerlukan dua kali suntikan. Pasien dapat menggunakan perangkat wearable untuk mengingatkan hal ini. Banyak orang sudah menggunakan wearable seperti jam tangan pintar, jadi menggunakan perangkat ini untuk melacak vaksinasi mereka sangatlah mudah.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini