icon-category Digilife

Pertanyaan ‘Sejuta Umat’ Soal Pembobolan dan Jual-Beli Data di Dark Web

  • 07 May 2020 WIB
Bagikan :

(Foto ilustrasi: Nahel Abdul Hadi / Unsplash)

Uzone.id -- Serangan siber berupa peretasan terhadap akun pengguna yang berujung pada pencurian data pribadi cukup bikin was-was. Meski kita bisa mengecek sendiri menggunakan tools apakah akun kita pernah diretas, masih ada beberapa teka-teki yang ‘menghantui’ netizen awam.

Jika kita melihat laporan peretasan yang terjadi di platform Tokopedia tempo hari misalnya, laporan tersebut memaparkan bahwa ada belasan bahkan puluhan juta akun pengguna bocor dan dijualbelikan di dark web.

Pengamat keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya menjawab beberapa pertanyaan umum dari ‘sejuta umat’ seputar pembobolan akun dan jual-beli data pengguna yang biasanya terjadi di dark web.

Apa itu dark web?

Sesuai namanya, dark web adalah ‘dunia’ internet yang berisi aktivitas gelap dan biasanya ilegal.

“Sebenarnya bukan dunia yang gimana-gimana, ini dunia maya biasa, bedanya para user di sini itu lebih anonim. Keberadaan dan identitas mereka susah dideteksi. Untuk masuk ke dark web itu berdasarkan enkripsi, ada browser dan link khusus yang dapat menjamin anonimitas mereka,” jelas Alfons melalui diskusi virtual yang digelar Bukalapak pada Rabu (6/5).

BACA JUGA: Supaya Lebih Aman, Aktifkan Metode TFA Ini di Akun Tokopedia

‘Segelap’ apa aktivitas di dark web?

Dari penjelasan Alfons, dark web berisi kegiatan ‘gelap’ alias ilegal. Tentunya barang-barang yang diperjualbelikan juga yang ilegal.

“Narkoba banyak dijual di dark web, sampai hal-hal seperti jual-beli data. Misalnya nih, ada telemarketer suatu perusahaan yang dituntut untuk mendapatkan target banyak, sangat mungkin ia beli data secara gelap di dark web,” terang Alfons.

Soal data yang dicuri, nasibnya seperti apa di dark web?

Dari pengamatan Alfons, jika ada hacker berhasil mencuri akun atau data orang, biasanya mereka akan mengeksploitasinya terlebih dahulu. Setelah merasa puas atau bahkan tidak sesuai harapan, baru mereka menjualnya di dark web.

“Mereka akan berpikir untuk memonetisasi data tersebut, caranya ya dijual di dark web. Harganya pun sudah ada semacam pasarannya gitu, bisa dibilang ini industri abu-abu di dark web,” tutur Alfons lagi.

Gimana proses transaksinya?

Alfons menjelaskan, proses jual-beli data hasil peretasan hacker di dark web tentu tidak sama seperti konsumen membeli barang di e-commerce yang serba transparan dan dapat dilacak.

“Umumnya, transaksi di dark web itu menggunakan bitcoin. Gak ada itu transfer bank atau hal-hal konvensional lain, karena gampang ketahuannya. Jadi bayarnya pakai bitcoin, makanya tidak heran apabila bitcoin itu cukup populer untuk kegiatan gelap seperti ini,” tutup Alfons.

VIDEO Berawal Prank Berujung Viral, Ini Fakta Youtuber Ferdian Paleka dan HasanJr11

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini