icon-category Digilife

PTPN VIII Inisiasi Perkebunan Go Digital untuk Pantau Hasil Panen Secara Real Time

  • 26 Jun 2020 WIB
Bagikan :

Uzone.id - PT Perkebunan Nusantara VIII, salah satu Badan usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan, tengah mengembangkan perkebunan go digital. Konsep ini hadir sejalan dengan salah satu visi Indonesia Maju dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yaitu ketahanan pangan dan energi.

“Nah, di sini, di holding perkebunan, kita mencoba mewujudkan visi ketahanan pangan tadi dengan melakukan berbagai hal, salah satunya transformasi di bidang digital,” ujar Komisaris Perkebunan Nusantara VIII, Adrian Zakhary dalam acara Indonesia Muda Club yang digelar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara online pada Jumat (26/6).

Lebih lanjut, Adrian menyatakan bahwa transformasi digital tidak hanya sekadar masuk ke ranah media sosial atau sekadar berjualan melalui e-commerce.

Baca juga: Mencari Sistem Pendidikan Ideal Era New Normal

“Tapi kita harus melakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, artinya dari kebun hingga ke tangan konsumen,” tutur Adrian.

Secara spesifik, PTPN VIII menginisasi transformasi dari sisi operasional secara digital dalam memproduksi teh, sawit, dan karet. produksi. Menurut Adrian, selama ini, proses produksi produk perkebunan tersebut masih dilakukan secara manual.

“Kita ingin mendorong bagaimana caranya produksi tersebut bisa dilakukan lebih real time lagi. Artinya ketika saat ini pukul tiga sore kita ingin melihat bagaimana kondisi produksi yang ada di saat itu, berapa banyak yang akan dipanen, dan bagaimana proses panennya tadi, apakah ada yang tercecer,” jelasnya.

Adrian menegaskan bahwa PTPN VIII ingin mencoba mentransformasikan kegiatan operasional dari produksi pasca-panen bisa tercatat secara digital.

Baca juga: Direktur Milenial Telkom Diharapkan Bisa Bikin Blanja jadi ‘Alibaba Indonesia’

Selain itu, transformasi digital untuk industri hilir, PTPN VIII juga ingin mencoba me-rebranding produknya, yaitu Teh Walini.

“Memikirkan kembali bagaimana strategi digital yang bisa berhasil mengangkat industry hilir teh ini sendiri,” tuturnya.

Lebih lanjut, Adrian menegaskan, “Artinya, di hulu memang tetap terjaga, kita lakukan transformasi digital, memang belum real time mungkin. Harapan kita ingin real time report, artinya dalam hitungan jam, setengah hari, atau dalam hitungan hari itu bisa terlihat semua report secara real time.”

Sementara itu untuk industri perkebunan secara hilir, Adrian mengatakan melakukan transformasi digital dengan mencoba bekerjasama dengan e-commerce untuk menjual produk PTPN VIII.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini