icon-category Digilife

Ratusan Malware Manfaatkan Isu Corona di Asia Pasifik, Indonesia Berapa?

  • 16 Apr 2020 WIB
Bagikan :

(Ilustrasi foto: Michael Geiger / Unsplash)

Uzone.id -- Pandemi COVID-19 tampaknya masih akan menjadi momentum bagi para hacker untuk menyerang masyarakat digital di berbagai dunia. Angka penyebaran malware di kawasan Asia Pasifik pun cukup tinggi.

Dari penjelasan Director of Asia Pacific (APAC) Research Group Kaspersky, Vitaly Kamluk, Asia Pasifik menjadi salah satu kawasan yang menjadi target kejahatan siber melalui serangan malware.

“Di Asia Pasifik, Kaspersky mendeteksi ada 93 malware yang berkaitan dengan virus corona di Bangladesh, 40 di China, 22 di India,” tutur Kamluk dalam diskusi “Cyberattacks During Pandemic Times” yang digelar oleh Kaspersky pada Rabu (17/4).

Baca juga: Kisah Ojol Galau Antara Virus Corona dan Mudik

Lantas bagaimana dengan Asia Tenggara khususnya Indonesia?

Dari penjelasannya, negara dengan serangan malware tertinggi di Asia Tenggara adalah Filipina dengan jumlah 53 malware, kemudian 23 di Vietnam, dan 20 di Malaysia.

“Ada pula negara-negara yang terdeteksi memiliki serangan siber malware yang jumlahnya satu digit saja, seperti Singapura, Indonesia, Myanmar, Thailand, serta Jepang dan Hong Kong,” lanjut Kamluk.

Dengan kata lain, Indonesia termasuk rendah sebagai negara yang ditargetkan serangan malware, khususnya selama masa pandemi COVID-19.

Meski begitu, tetap saja netizen harus berhati-hati, sebab angka tersebut baru yang terdeteksi, kita tidak akan pernah tahu kapan hacker dapat menyusupi perangkat maupun platform seperti email dan aplikasi mobile untuk menyebarkan malwarenya.

Harus terbiasa curiga dan jangan terpancing

Dari apa yang dituturkan Kamluk, dia menyarankan kepada netizen Indonesia agar membiasakan diri agar selalu punya rasa curiga, was-was, dan tidak mudah termakan iming-iming yang dilihat di dunia maya.

“Penipuan lewat email adalah serangan siber paling mudah dilakukan, makanya jenisnya banyak. Hal pertama yang saya sarankan adalah agar orang-orang memiliki pikiran kritis. Common sense itu penting agar kita tetap sadar dan terjaga ketika membuka informasi,” ungkapnya.

Baca juga: Wabah Corona, Oppo Tetap Ngegas Rilis 3 Ponsel Baru

Menurutnya, tidak ada hal lain yang lebih akurat selain mengandalkan pikiran kita sendiri. Hal sederhana seperti membuka tautan pada email misalnya, hal ini seringkali membuat pikiran kita terjebak hanya karena informasi yang dibagikan tampak menggiurkan.

“Harus benar-benar hati-hati, sering bersikap curiga saja, dan kritis terhadap informasi dan konten yang kita terima, apalagi dari orang atau oknum yang sebenarnya kita tidak kenal,” kata Kamluk.

Selain itu, Kamluk juga mengungkapkan, jika kita memiliki orang terpercaya yang memang andal dalam urusan teknologi, seharusnya tidak usah malu untuk sering bertanya jika ada informasi atau email mencurigakan.

“Menurut saya jika kalian tidak memiliki antivirus berbentuk software, kalian bisa lho memanfaatkan orang-orang terdekat sebagai ‘antivirus’ kalian. Mulai dari bertanya soal format dokumen, kiriman email yang aneh, sampai aplikasi mobile yang kemungkinan besar disusupi hacker. Cara-cara sederhana tersebut menurut saya dapat mencegah dari terkena peretasan,” tutupnya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini