icon-category Auto

Review Mercedes-Benz Masterpiece E320 1996, Bekas (Masih) Berkelas?

  • 09 Oct 2019 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Bicara Mercy, biasanya gak sekedar sebuah merek dan mobil. Mercy adalah gaya hidup, apalagi kalau yang dibicarakan adalah sebuah Mercy lawas yang lahir di era 90an.

Maka inilah dia Mercedes-Benz E320 seri Masterpiece lansiran tahun 1996. Mobil ini bikin penasaran karena sampai hari ini masih banyak yang mau mengoleksinya, baik anak-anak muda sampai orang tua yang mau bernostalgia.

Wajar sih, ketika di eranya sesan bongsor ini hanya sekedar khayalan karena kemahalan untuk dimiliki, saat ini harganya udah relatif terjangkau.

VIDEO Review Mercy E320 Masterpiece 1996:

Dibeberapa situs jual beli mobil online, rentang harga Mercy E320 Masterpiece berkisar antara Rp45juta sampai Rp65juta, tergantung tahun dan kondisinya.

Mercy E320 sendiri punya dimensi panjang 4,7 meter, lebar 1,7 meter dan tinggi 1,4 meter. Dari luar sih, keliatan banget kalau sedan ini bongsor. Namun, anggapan itu berbanding terbalik dengan ruang kabinnya yang terasa gak luas-luas amat.

Pastinya, selain merek dan nama besar Mercy, mobil ini dikenal dengan durabilitasnya yang sangat baik karena pihak Mercedes-Benz sendiri mengakui mobil ini overengineered.

Tampilan simpel dan kurang terasa mewah

Kalau di era 1990an, ngeliat Mercy E320 Masterpiece pula, mungkin nuansa kemewahan udah auto terpancar tanpa harus dicari-cari.

Tapi dengan tampilannya yang terlalu sederhana, daya tahannya terhadap usia dan zaman pun gak sekuat daya tahan mesinnya.

Untuk saat ini, menurut gue Mercy E320 terlalu mencerminkan orang tua atau om-om yang masih mau bernostalgia dengan sedan mewah yang dulu di eranya cuma sebagai khayalan.

Cuma logo Mercy di ujung kap mesin yang menjadikan mobil ini masih bernilai, karena desain lampu-lampu, grill dan beberapa bagian lain, beneran simpel dan hanya mengkotak aja.

Kalau diminta pendapat, jujur, gue sih gak terlalu suka dengan desain Mercy di era ini, termasuk E320 ini.

Interior masih mewariskan citarasa mewah dan mahal

alt-img

Beda dengan tampilan luar yang sederhana dan cenderung monoton, masuk ke dalam kabinnya, kalian bakal diabut takjub.

Khusus tipe Masterpiece ini, nuansa kayu begitu mencolok dan baik motif sampai tekstur berasa kayak kayu beneran.

Setirnya khas Mercy, dilapis kulit. Sayang, untuk tipe transmisi manual, belum bisa diatur posisinya, fix, gak bisa tilt maupun telescopic.

Hanya ada satu tuas di belakang setir, yakni untuk wiper dan sein digabung sekaligus. Sementara pengaturan lampu, terletak di sebelah kanan dasbor, termasuk untuk pengaturan ketinggian sorot lampunya.

Dibawahnya, ada tuas untuk melepas rem parkir, yang awalnya gue kira sebuah asbak atau tempat penyimpanan kecil. Sementara lubang kunci, terletak di sebelah kiri setir.

MID nya masih tergolong sederhana dan didominasi sama jarum-jarum yang terlihat klasik untuk saat ini. Namun untuk lampu-lampu indikatornya lumayan lengkap.

Bagian tengah jadi area yang dijamin bakal ngebuat mata kalian tertuju kesana. Ada tombol-tombol pengaturan fitur-fitur pada mobil ini yang berlebih untuk di zamannya.

Tombol naik turun kerai elektrik di kaca belakang, defoger, pengaturan sandaran kepala, sampai central lock. Dibawahnya ada kenobkenob pengaturan AC dan audio.

Yang gak kalah menarik juga, tuas transmisi yang menggunakan perpaduan kulit dan kayu dengan embose 'Masterpiece'. Khusus bagian yang satu ini, kok kayaknya ekslusif banget, bernilai banget dan gue suka.

alt-img

Di konsul tengah, ada tombol power window yang belum auto up and down, tombol pengaman pintu buat anak dan pengaturan spion elektrik yang mirip joystik.

Jok kulitnya juga berasa mewah dan empuk banget pas didudukin, tapi sayang, pengaturannya belum elektrik. Dan untuk posisi duduk pengemudi, jadi kurang nyaman karena pengaturan ergonomis yang terbatas.

Di bagian belakang, lantai tenganhya juga tinggi karena mobil ini berpenggerak roda belakang. Namun joknya sama empuk dengan di depan, plus ada sandaran tangan yang tebel dan empuk.

Tapi ruang kaki masih terasa sempit untuk sedan sekelas E-class ini. Sehingga, gue menilai kenyamanannya masih dalam kategori standar.

Tapi urusan fitur, untuk mobil berusia puluhan tahun, ini udah kelewatan banyaknya. Ada fitur ABS, safety child lock merupakan fitur standar pada semua tipe, airbag, head lamp levelizer, AC dual zone climate, power window dan central lock pneumatic sudah menjadi standar.

Rasa berkendara kayak bukan nyetirin mobil bongsor

Mercy membekali E320 dengan mesin 3.200 cc 6 silinder segaris DOHC berkode M104. Mesin ini udah tergolong modern karena udah mengusung injeksi elektrik. Tenaga yang dihasilkan 217 Hp dan torsinya 310 Nm. Melimpah ya?

Mesin tersebut dipadankan dengan transmisi manual 5 percepatan yang unik. Gigi satunya ke belakang, sementara gigi mundur kayak gigi satu, tapi dengan lebih dulu mengangkat tuasnya ke atas.

Asiknya, mesin 6 silinder ini suaranya halus banget dan getarannya juga gak berasa. Meski saat diajak berjalan, raungan mesinnya macam suara Toyota Kijang zaman dulu, bergemuruh gaes dan terasa berat.

alt-img

Tapi setelah diatas 2.000 RPM, barulah torsi dari mesin 6 silindernya ini terasa. Tenaganya ngisi banget, padet dan ngebuat kita yang nyetir bawaannya mau ngebut aja.

Mesi di tol masih bisa diajak lari sampai 160 km perjam, tapi urusan konsumsi bahan bakar ternyata irit. Klaimnya, dalam kota berkisar 9-10 km perliter, tergantung cara nyetirnya.

Gue gak begitu suka dengan tarikan awal yang berat, terutama di gigi satunya yang kayak nahan, tapi gue suka banget pas putaran menengah dan atasnya yang beneran berasa mobil kencang bersilinder banyak.

Handlingnya juga oke. Selama kaki-kakinya kalian pastikan sehat, ini mobil enak banget diajak bermanuver, berasa gak bawa mobil bongsor. Puter baliknya enak, parkir gampang, dan redaman suspensinya empuk meski harus sedikit limbung.

Masalah yang harus dipertimbangkan sebelum beli

Namanya mobil tuas gaes, meski Mercy jenis ini terkenal bandel dan gampang ngerawatnya, masalah mah ada aja. Apalagi, karena usia juga, biasanya komponen slow moving udah pada kena.

Paking mulai getas sehingga bocor oli terjadi. Selain itu komponen transmisi juga perlu overhoul mengembalikan performanya sebagaimana semula.

Untuk yang generasi facelift ini permasalahan yang terjadi yaitu di bagian fuel pump yang rusak. Gejalanya bensin boros namun tenaganya loyo. Kalau udah rusak, harus ganti baru karena susah diperbaiki.

Cermati juga bagian kaki-kaki. Ini sangat penting, karena percuma kalian beli Mercy kalau kaki-kakinya gak sehat, sebab, kenyamanan premium khas mobil Eropa gak bakal kalian dapatkan.

alt-img

Karakter kaki-kaki mobil Eropa yang mengutamakan kenyamanan perlu mendapat perhatian lebih mengingat kondisi jalan di Indonesia banyak yang keriting.

Paling sering masalah adalah rebound suspensi yang sudah mati atau bagian bushing arm yang bunyi akibat sudah berkarat.

Untuk suspensi bisa diperbaiki ke bengkel spesialis shockbreaker atau bisa juga ganti baru apabila ingin mengubah karakter bantingannya jadi lebih lembut atau lebih keras.

Pemakaian velg berukuran besar juga berdampak pada kaki-kaki yang berumur pendek. Biasanya, bagian yang cepat bermasalah itu antara lain bushing suspensi, tie rod dan balljoint.

Terakhir, bagian kelistrikan yang biasanya perkabelannya udah termakan usia. Baiknya kalian cek dan kalau perlu ganti secara menyeluruh soal perkabelan dan komponen kelistrikannya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini