icon-category Startup

Saatnya Berpaling ke Tanda Tangan Digital, Ini Segudang Manfaatnya

  • 18 Nov 2021 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Dalam 5 tahun ini, Privy telah berhasil membantu jutaan pengguna untuk mengesahkan dokumen meski jarak memisahkan atau bekerja secara remote di era pandemi ini. Tanda tangan digital telah menjadi hal yang lumrah untuk pengesahan dokumen di masa pandemi.

Dokumen yang dimaksud cukup beragam, misalnya membuka rekening tabungan bank, pembukaan rekening sekuritas, pengajuan kartu kredit, polis asuransi, pembelian kendaraan bermotor, penandatanganan invoice, mengajukan pinjaman dari fintech, menandatangani kontrak sewa, dan melakukan banyak pekerjaan serta transaksi lainnya tanpa perlu bepergian dan menandatangani berkas dokumen secara fisik. Namun tidak termasuk dokumen yang membutuhkan tanda tangan notaris.

Marshall Pribadi, Founder dan CEO Privy, menjelaskan bahwa inovasi membuat identitas secara digital sangat diperlukan mengingat ketika kita akan berurusan dengan yang dijelaskan di atas, harus mengisi identitas diri secara berkali-kali, termasuk nama, alamat, tanggal lahir, golongan darah dan sebagainya.

PrivyID_PSrE_V2

"Itu kan gak nyaman melakukan pekerjaan yang sama, repetitif. Kemudian penyedia layanan, asuransi, harus memverifikasi berkali-kali identitas polis tadi, belum tentu benar gitu sehingga memastikan dulu, prosesnya lama," tutur Marshall saat berbicara di program Uzone Talks bertajuk "Dilarang Gaptek, Ini Zamannya Tanda Tangan Digital" pada Kamis (18/11/2021).

BACA JUGA: Pakai Jaringan Telkom, Prambanan Jazz Festival 2021 Dipastikan Lancar

Marshall kemudian mengatakan pengguna individu untuk tanda tangan digital di Privy mencapai lebih dari 18 juta, sedangkan perusahaan yang mengandalkan jasa tanda tangan digital di Privy jumlahnya sudah lebih dari 1.300 perusahaan.  

"Orang bisa login ke layanan tanpa harus ketika registrasi berkali-kali mengisi identitas panjang banget dan si penyelenggara layanan tanpa perlu berkali-kali memverifikasi ulang identitas setiap pengguna Privy karena sudah terverifikasi semua ke Disdukcapil," ungkap Marshall.

Soal keamanan data, Marshall mengatakan bahwa standar keamanan Privy sudah sangat ketat. "Jadi mau itu siapa tanda tangan surat cinta atau kontrak kerja atau tadi dengan bank pembukaan rekening," kata dia.

Lalu, apa yang membedakan Privy dengan pemain tanda tangan digital lainnya?

Yang pertama, kata Marshall, aplikasi mobile Privy di Android maupun di iOS sudah yang terdepan dibandingkan kompetitior. Baik itu fitur, jumlah yang sudah mengunduh maupun user experience-nya.

"Sehingga sekarang kan mobile ya, orang sudah gak buka komputer atau laptop lagi untuk tanda tangan, jadi kami punya the best lah, the best mobile experience untuk mobile digital," terang Marshall.

Dia menambahkan, perbedaan lainnya juga adalah untuk perusahaan, produk Privy bisa diakses dengan berbagai mode, baik melalui webnya Privy maupun aplikasi mobile.

"Mau diintegrasikan ke sistem akuntansi atau sistem kepegawaiannya perusahaan, bisa, sehingga tanda tangan Privy-nya langsung pada aplikasi yang memang telah digunakan oleh suatu perusahaan," kata dia.

Yang terpenting seluruh tanda tangan elektronik yang dibuat dengan aplikasi PrivyID memiliki kekuatan dan akibat hukum yang sah selayaknya tanda tangan basah. Keamanan informasi data pengguna aplikasi PrivyID terjamin melalui penggunaan teknologi asymmetric cyrptography. 

PrivyID sendiri didirikan di Jakarta pada tahun 2016 dengan misi menghadirkan teknologi yang memberikan identitas tunggal yang terintegrasi secara universal di dunia digital bagi penggunanya. Sebagai perusahaan yang telah terdaftar dan diakui oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), PrivyID memiliki otoritas untuk menerima pendaftaran, memverifikasi, serta menerbitkan sertifikat elektronik dan tanda tangan elektronik bagi warga negara Indonesia. 

BACA JUGA: Gojek dan TBS Bangun Manufaktur Motor Listrik dan Teknologi Baterai

Pendanaan Seri B

Pada akhir Oktober 2021, Privy mengumumkan bahwa perusahaan mendapat pendanaan seri B sebesar USD17,5 juta atau sekitar Rp240 miliar.

Pendanaan tersebut dipimpin oleh venture capital ternama global, GGV Capital, dan juga diikuti oleh Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group, dan sebagian besar investor Privy sebelumnya yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group.

Dengan dukungan dana segar tersebut, Privy berencana memperluas cakupan infrastruktur TI dan keamanannya.

Privy memproyeksikan transaksi harian akan meningkat drastis dari 100.000 per hari menjadi 800.000 per hari hanya dalam dua tahun. Saat ini, Privy telah menyediakan layanan identitas digital dan tanda tangan digital untuk ribuan perusahaan ternama di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional seperti Zurich, Manulife, ISS, WWF, Kelly Services, dan Phillip Morris.

Dikatakan, sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5 kali, pengguna individu tumbuh 30 kali lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58 kali.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini