icon-category News

Sambil Menangis, PNS Cantik Ini Minta Ikut BNPB ke Palu

  • 30 Sep 2018 WIB
Bagikan :

Situasi jumpa pers di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait tragedi gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah mendadak hening saat seorang perempuan bernama Anisah Firdaus Bandu (22) mengadu karena kedua orangtuanya tak ada kabar pasca kota Palu diguncang gempa bumi dan tersapu tsunami.

Anisah pun tak kuasa menahan tangis, saat menceritakan jika dirinya tak lagi bisa berkomunikasi dengan sang ibu bernama Ernawati melalui sambungan telepon setelah mendengar kabar gempa dan tsunami di Palu pada Jumat (28/9/2019) petang.

Sambil terbata-bata, perempuan yang cukup lama tinggal di Jakarta ini pun mengaku ingin ikut bersama petugas BNPB ke lokasi bencana agar bisa mendapatkan informasi keberadaan orangtuanya di kampung halaman.

"Saya mau banget, kapan saya bisa berangkat, saya enggak tahu kabar orangtua saya," kata Anisah di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengaku prihatin atas peristiwa yang menimpa orangtua Anisah. Namun, Sutopo mengaku tak sembarangan memberangkatkan orang yang tak memiliki keahlian untuk membantu penanganan bencana.

Dia juga belum bisa memastikan, kapan tim gabungan yang akan diberangkatkan ke Palu dan daerah lain yang terdampak gempa dan tsunami.

"Kami cukup prihatin atas hal ini. Jadi kami sendiri juga tidak tahu ada tim yang kembali diberangkatkan, komunikasi juga terkendala," kata Sutopo.

Saat terjadi gempa, Ernawati masih menghubungi putrinya sambil mengendari mobil untuk menjemput suaminya bernama Arnold Firdaus Bandu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Palu. Dalam sambungan telepon itu, kata Anissa, suara ibunya sudah terdengar sangat kalut dan menangis.

"Saya dapat kabar memang dari mama sore di jalan mau jemput papa di kantor, kebetulan papa kerja di kantor gubernur," kata dia.

Setelah itu, Anisah kembali mencoba menghubungi orangtuanya, tapi tidak bisa. Jumat petang itu merupakan hari terakhir kali Anisah mendengar kabar dari ibunya.

"Jumat sore, terakhir kali kontak. Setelah itu sama sekali enggak ada kontak sampai saat ini. Saya coba telpon enggak bisa juga, enggak aktif," terangnya.

Berikan Alamat Rumah Orangtua ke Relawan

Kepada wartawan, Anisah mengaku sudah berupaya untuk bisa mendapatkan informasi mengenai keberadaan keluarganya di Palu setelah mendengar berita ada bencana alam di sana.

Wanita yang bekerja di Kementerian PUPR itu pun sempat mendatangi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur untuk bisa memberikan alamat tempat tinggal dan nama lengkap orangtuanya kepada relawan.

"Hari kemarin malam saya coba ke Halim, kebetulan ketemu relawan yang mau ke Palu terus saya titip, kasih tahu nama mama papa saya, alamat kontaknya, saya kasih tahu semua," kata Anisa sambil berlinangan air mata.

Dia juga meminta diberitahukan mengenai keberangkatan para relawan yang akan ditugaskan menuju lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulteng.

"Saya minta sama mereka kalau mau berangkat kasih tahu saya," kata dia.

Wanita berparas cantik itu pun memberikan alamat rumah yang ditinggali keluarganya di Palu.

"Dekat banget sama jalan dewi sartika. Jadi sebelum ke rumah saya, lewat jalan Dewi Sartika yang kena lumpur itu," katanya.

Alasan Anisah ingin ikut berangkat ke Palu agar bisa mendapatkan informasi yang jelas apakah orangtuanya itu masih selamat atau telah meninggal dunia terkait gempa dan tsunami yang melanda sejumlah daerah di Sulteng.

"Iya, saya harapannya nanya di berangkatkan ke sana, mau lihat kondisi ortu, mau jemput kalau bisa atau enggak. Yang penting saya bisa komunikasi dulu kasih tahu mereka, minta dievakuasi dulu," tandasnya.

 

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : palu pns cantik gempa tsunami 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini