icon-category Digilife

Serangan Hacker Naik 350 Persen, Hati-hati Belajar Online Pakai Zoom dkk

  • 03 Dec 2020 WIB
Bagikan :

Ilustrasi hacker (Foto: Unsplash)

Uzone.id -- Pandemi Covid-19 masih ‘memaksa’ masyarakat untuk menjalankan banyak aktivitas secara daring, termasuk proses pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi. Sayangnya, hal ini dimanfaatkan oleh para hacker untuk melakukan serangan siber.

Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan adanya peningkatan serangan DDoS yang melonjak sampai 80 persen pada kuartal pertama 2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Mirisnya, serangan hacker ini semakin gencar menargetkan sumber daya pendidikan.

Kaspersky memaparkan, pada periode Januari dan Juni 2020, jumlah serangan DDoS yang mempengaruhi sumber daya pendidikan meningkat 350 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.

alt-img
(dok. Kaspersky)

Baca juga: Cara Menambah Perlindungan Keamanan OTP

Serangan DoS ini sendiri terjadi ketika para peretas membanjiri server jaringan dengan permintaan layanan sehingga server terhenti dan menolak akses pengguna. DDoS selama ini dinilai sangat merusak, sebab dapat berlangsung selama beberapa hari hingga hitungan minggu dan menyebabkan gangguan pada operasi sebuah organisasi.

Kalau pada penerapan proses pembelajaran, DDoS akan menolak akses para pelajar dan staf didik terhadap materi penting yang akan mereka buka.

Khusus di Asia Tenggara, lonjakan tajam ini terjadi pada platform pembelajaran online dan konferensi video selama tiga kuartal 2020, dalam hal ini serangan hacker menargetkan deretan platform online populer seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, Moodle, edX, Coursera, hingga Blackboard.

alt-img
(dok. Kaspersky)

Kaspersky juga mencatat, dari 131 pengguna yang terdampak di periode Januari-Maret 2020, angka ini melambung tinggi sampai 1.483 pengguna di Asia Tenggara pada Q2 2020, atau meningkat sebesar 1.032 persen.

Baca juga: Tahun 2020 Jadi Awal Kemunculan Ransomware 2.0

Sementara pada Q3 2020, ada sedikit penurunan menjadi 1.166 pengguna yang hampir terinfeksi malware dari para peretas.

“Peningkatan empat digit dalam jumlah pengguna yang kami amankan dari berbagai ancaman online membuktikan bahwa pelaku kejahatan siber sanga menyadari akan celah baru yang bisa mereka manfaatkan untuk membidik sektor pendidikan," ungkap GM Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong dalam pernyataannya yang diterima Uzone.id.

Dia melanjutkan, "transisi online yang dipaksakan namun diharuskan ini telah membuat para pengajar kewalahan dan khawatir, yang juga berarti mereka lebih rentan menjadi mangsa trik rekayasa sosial seperti phishing dan scam."

Ada pula beberapa tips agar para pengajar dapat meningkatkan keamanan online masing-masing, berikut langkahnya:

  1. Pelajari alat/platform yang digunakan - ada baiknya mengulik kemampuan dan fitur dari alat atau platform yang digunakan, mulai dari petunjuk, tampilan antarmuka, dan panduan konfigurasi.
  2. Terapkan password unik - usahakan setiap akun memakai satu password unik yang kuat, panjang, dan kompleks.
  3. Lindungi akun edukasi - perhatikan baik-baik akun yang digunakan, khususnya untuk keperluan edukasi.
  4. Mengenal ciri-ciri phishing - penting sifatnya untuk mempelajari tindakan phishing yang dikirim melalui email dan cara lain. Bisa dimulai dari memperhatikan tautan yang dikirim, meningkatkan rasa curiga terhadap pesan berisi iming-iming hadiah, dan lainnya.
  5. Perlindungan perangkat - jangan lupa tambahkan lapisan proteksi perangkat dengan software anti-virus terpercaya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini