icon-category Technology

Usung Model Bisnis Berbeda, Situs Mobil Bekas Carsome Raih Pendanaan Rp 80 Miliar

  • 07 Jun 2017 WIB
Bagikan :

Pada tanggal 6 Juni 2017 ini, marketplace mobil bekas asal Malaysia Carsome mengumumkan kalau mereka telah mendapat pendanaan terbaru senilai US$6 juta (sekitar Rp80 miliar).

Investasi tersebut dipimpin oleh Gobi Partners, serta diikuti oleh beberapa investor lain seperti Lumia Capital, Innoven, 500 Startups, dan Spiral Ventures.

Gobi Partners dan Lumia Capital sendiri memang telah beberapa kali memberikan pendanaan kepada marketplace mobil bekas, seperti Chezhibao di Cina, dan Instacarro di Brazil.

Berbeda dengan situs mobil bekas lainnya, Carsome mempunyai petugas khusus yang akan menginspeksi kondisi setiap mobil bekas yang ada di dalam platform mereka. Setelah itu, mobil tersebut akan ditawarkan kepada para pemilik dealer dengan sistem lelang.

Cara ini dinilai bisa membuat sebuah mobil bisa terjual dengan lebih cepat dan dengan harga yang lebih tinggi. Di Indonesia sendiri, telah ada sekitar 150 dealer mobil bekas yang bergabung dengan Carsome.

Dengan pendanaan terbaru ini, Carsome berniat untuk mengembangkan bisnis ke negara-negara baru. Selain itu, mereka juga ingin membuat lebih banyak lokasi inspeksi di empat negara di mana mereka beroperasi saat ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Carsome | Screenshot

Carsome sendiri mengklaim kalau mereka merupakan marketplace mobil terbesar di Asia Tenggara, bila tidak menghitung Singapura. Kepada Tech in Asia, sang CEO Eric Cheng menyatakan kalau dalam setahun mereka bisa memfasilitasi penjualan sekitar 4,5 juta mobil, dengan pendapatan kotor sekitar US$30 juta (sekitar Rp400 miliar).

Pendanaan terbaru ini seperti melengkapi investasi Seri A sebesar US$2 juta (sekitar Rp26,6 miliar) yang mereka terima di tahun 2016 yang lalu. Pada saat itu, mereka mendapat pendanaan dari IdeaRiverRun, 500 Startups, dan IMJ Investment Partners (kini bernama Spiral Ventures).

“Model Consumer to Business (C2B) yang dijalankan Carsome lebih masuk akal, terutama di kawasan berkembang seperti Asia Tenggara. Pasalnya, tidak ada cukup data yang bisa mendorong kepercayaan dalam bisnis Consumer to Consumer (C2C),” tutur Victor Chua, Vice President of Investment Gobi Partners di wilayah Asia Tenggara.

Di Indonesia sendiri, mayoritas marketplace mobil bekas seperti OLX, Carmudi, Oto, dan Mobil123 masih menjalankan bisnis C2C yang menghubungkan sesama konsumen. Langkah Carsome dengan model bisnis yang berbeda, mungkin saja berpeluang mengalahkan para pesaingnya di tanah air.

Dengan model bisnis yang dijalankan Carsome benar-benar bisa sukses mengalahkan para pesaingnya tersebut di tanah air.

The post Usung Model Bisnis Berbeda, Situs Mobil Bekas Carsome Raih Pendanaan Rp80 Miliar appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini