Sudah Tidak ‘Ramah’ untuk Teroris, Rusia Cabut Blokir Telegram
Ilustrasi (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Rusia akan segera mencabut larangan penggunaan aplikasi pesan instan, Telegram, setelah sebelumnya sudah diblokir selama dua tahun.Menurut pengawas telekomunikasi di negara itu, Roskomnadzor, alasan dicabutnya blokir Telegram karena layanan tersebut mau membantu upaya untuk melawan terorisme.
Pengadilan Rusia memblokir aplikasi pada April 2018 , setelah Telegram menolak untuk membagikan kunci enkripsi - sarana untuk mengakses data pengguna - dengan Roskomnadzor.
Baca juga: Telegram Bikin Pesaing Zoom
Telegram memiliki sejarah penggunaan oleh organisasi teroris . Penolakannya untuk menyediakan akses ke kunci enkripsi bertentangan dengan undang-undang anti-terorisme Rusia, yang mengharuskan layanan pengiriman pesan untuk memberi otoritas akses ke pesan dekripsi.
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov mengatakan pada 2018 bahwa "privasi tidak untuk dijual, dan hak asasi manusia tidak boleh dikompromikan karena ketakutan atau keserakahan."
Baca juga: Bahkan Apple Ikut-ikutan Bikin Akun TikTok!
Awal bulan Juni, Durov mengatakan pihak berwenang di Rusia harus mencabut larangan untuk membiarkan pengguna Rusia mengakses layanan "dengan lebih nyaman."
Seperti dikutip dari The Verge, Jumat (20/6), dia mengatakan perusahaan telah meningkatkan alatnya untuk mendeteksi dan menghapus konten ekstremis di platform.
Hingga April 2020, pengguna Telegram telah mencapai 400 juta pengguna aktif bulanan , dua kali lipat dari basis penggunanya hanya dalam dua tahun terakhir.