Sebanyak 1.304.401.300 baris dengan total ukuran mencapai 87 GB dijual seharga USD50 ribu atau lebih dari Rp700 juta rupiah. Hacker menjualnya menggunakan mata uang kripto. Jika sudah begini, korban harus minta tanggung jawab ke siapa?
Menanggapi adanya kebocoran data ini, operator seluler XL Axiata dan juga Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) buka suara soal ini.
1,3 miliar data registrasi kartu SIM diduga bocor dan dijual bebas di situs breached.to. Data-data tersebut memuat informasi penting milik warga Indonesia, termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP sampai nomor telepon.
Sebagai salah satu operator seluler yang banyak digunakan warga Indonesia, Telkomsel buka suara soal kebocoran data kartu SIM warga Indonesia ini. Dengan tegas Telkomsel memastikan bahwa data yang diperjualbelikan di situs tersebut bukan berasal dari sistem yang dikelola oleh pihaknya.
Lewat keterangan resmi, Kominfo membantah data registrasi SIM prabayar yang bocor berasal dari mereka.
Lagi-lagi data warga Indonesia diperjualbelikan di forum hacker. Kini data yang bocor sangat masif, 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar diduga bocor dan dijual melalui situs breached.to
Tony Blair Main ke Kominfo: Bahas Digital ID dan Bahaya Generative AI
AS Minta TikTok Diblokir, China Balas ‘Tendang’ Dua Aplikasi Ini
Fitur-fitur Huawei Band 9, Cocok Buat Kalian yang Hobi Renang
Rookie MotoGP Pedro Acosta Bikin Bos Ducati Kewalahan, Ini Alasannya
Suzuki Mau Tambah Produk Mobil Hybrid di Indonesia?
Vespa World Days 2024 Digelar di Italia, Indonesia Ikut Hadir!
Kembaran Poco F6 Dirilis, Harganya Mulai Rp4,4 Jutaan
Honda Kenalkan Mobil Listrik Baru di China Ketimbang Indonesia
Apa itu RAM Virtual, Beneran Dongkrak Performa Smartphone?
TikTok Notes, Aplikasi Baru Saingan Instagram Tapi Mirip Pinterest
Nostalgia dengan Toyota Starlet yang Akan ‘Disulap’ jadi Mobil Listrik