Zoom telah setuju untuk meningkatkan sistem keamanannya dalam penyelesaian dengan Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC), yang menuduh Zoom berbohong kepada pengguna selama bertahun-tahun.
Layanan video telekonfernsi Zoom akan memberikan perlindungan keamanan berbasis enkripsi end-to-end ke penggunannya. Tetapi, hanya pelanggan yang berbayar saja.
Layanan video Zoom yang belakangan menuai kontroversi karena dianggap tidak aman, kini siap menyuguhkan pembaruan aplikasi yang dapat menutup celah keamanan tersebut. Kira-kira ada apa saja update-nya?
Selain menjengkelkan karena ada orang tak dikenal menyusup ke aktivitas virtual berisi orang banyak, Zoombombing memicu perasaan tidak aman lantaran muncul pertanyaan apakah para penyusup turut mencuri data pribadi dan meretas akun atau tidak.
Aplikasi Zoom masih menjadi bahan pembicaraan karena deretan cacat keamanan yang ada di dalamnya. Meski begitu, masih banyak orang yang tetap memakai layanan digital ini untuk berkomunikasi. Lantas, bagaimana kalau kita sudah terlanjur was-was?
Terlepas dari kontroversi Zoom yang ternyata ditemukan banyak celah keamanan, layanan digital satu ini digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, dari pelajar, karyawan, petinggi perusahaan, hingga pejabat negara. Kalau sudah begini, apa yang harus pemerintah lakukan?
Semakin terkuak beberapa cacat keamanan pada layanan Zoom, banyak pihak yang merasa saatnya berhenti menggunakan aplikasi video call satu ini, tak terkecuali sekolah di Amerika Serikat sekalipun. Sementara bagaimana dengan Indonesia, apakah layak mempertimbangkan hal serupa?
Aplikasi video call Zoom yang tengah populer di kalangan masyarakat sejak diberlakukannya Work From Home selama pandemi corona memang sudah ketahuan banyak cacat keamanan di dalamnya. Lantas apakah kita perlu berhenti menggunakan Zoom sebagai alat komunikasi?
Istilah “Zoom-bombing” mendadak jadi sering dibahas di tengah kultur Work From Home (WFH) alias kerja dari rumah selama pandemi corona. Arti di baliknya sama sekali tidak mengandung istilah positif, melainkan kabar buruk bagi pengguna layanan Zoom.
Sejak social distancing menjadi tren, anak-anak belajar di rumah dan sekolah sepi. Banyak dari mereka yang kemudian melakukan sistem belajar mengajar menggunakan Zoom. Namun salah satu wilayah di Amerika melarang penggunaan aplikasi meeting online itu.
Bisa dibilang Zoom menjadi aplikasi video call yang populer di masa pandemi corona. Meski begitu, layanan ini dianggap memiliki deretan kekurangan yang membahayakan penggunanya. Simak di sini untuk baca rinciannya.
Perusahaan roket milik Elon Musk, SpaceX, telah melarang karyawan menggunakan platform konferensi video Zoom. Mengutip Reuters, berdasarkan sebuah memo perusahaan tersebut, pelarangan itu berkaitan dengan masalah privasi dan keamanan.
Daftar HP Infinix Terbaru 2024 Beserta Harga dan Spesifikasi
Tony Blair Main ke Kominfo: Bahas Digital ID dan Bahaya Generative AI
AS Minta TikTok Diblokir, China Balas ‘Tendang’ Dua Aplikasi Ini
Fitur-fitur Huawei Band 9, Cocok Buat Kalian yang Hobi Renang
Rookie MotoGP Pedro Acosta Bikin Bos Ducati Kewalahan, Ini Alasannya
Suzuki Mau Tambah Produk Mobil Hybrid di Indonesia?
Vespa World Days 2024 Digelar di Italia, Indonesia Ikut Hadir!
Kembaran Poco F6 Dirilis, Harganya Mulai Rp4,4 Jutaan
Apa itu RAM Virtual, Beneran Dongkrak Performa Smartphone?
TikTok Notes, Aplikasi Baru Saingan Instagram Tapi Mirip Pinterest
Nostalgia dengan Toyota Starlet yang Akan ‘Disulap’ jadi Mobil Listrik