icon-category Digilife

Waspada Pencurian Data Lewat Undangan Vaksin Palsu

  • 06 May 2021 WIB
Bagikan :

Ilustrasi vaksin Covid-19/dok. Kaspersky

Uzone.id -- Teknologi semakin canggih, tandanya kita sebagai pengguna harus semakin mawas diri, sebab di luar sana masih banyak penjahat siber yang memanfaatkan situasi untuk mencuri data pribadi. Kali ini, para hacker memanfaatkan hal-hal berbau vaksinasi.

Dari laporan terbaru Kaspersky yang bertajuk ‘Spam and Phishing in Q1 2021’, terungkap bahwa pelaku kejahatan siber terus mengeksploitasi momentum besar, dan kali ini giliran vaksinasi. Jika pengguna lengah, maka bukan tidak mungkin akan menjadi korban.

Tim pakar keamanan siber Kaspersky menemukan ada berbagai jenis halaman phishing yang telah didistribusikan ke seluruh dunia. Selain email spam, calon korban menerima undangan untuk mendapatkan vaksin, berpartisipasi untuk mengikuti survei, hingga diagnosis Covid-19.

Salah satu contoh kejadian di Inggris Raya, ada pengguna yang menerima email yang seolah-olah berasal dari Layanan Kesehatan Nasional di negara tersebut. Korban dinyatakan telah diundang untuk divaksinasi, setelah mengkonfirmasi bahwa mereka mau dengan menuruti tautan yang diberikan.

Baca juga: Penyebaran Hoaks Jadi Tantangan Penyebaran Vaksin di Indonesia

Di sana, si korban harus mengisi formulir berisi data diri hingga detail kartu bank agar bisa membuat janji vaksinasi. Karena dianggap sangat meyakinkan dan tidak menaruh rasa curiga sedikit pun, mereka menyerahkan data pribadi dan informasi finansial kepada si hacker atau penipu online tersebut.

Selain undangan vaksinasi, survei vaksinasi juga dianggap menjadi cara lain yang ampuh untuk mencuri data. Mayoritas hacker mengirim email atas nama perusahaan farmasi besar yang memproduksi vaksin Covid-19, lalu mengundang si korban untuk mengikuti kuesioner singkat.

Para penjahat siber itu tahu betul cara menarik perhatian, yakni dengan iming-iming hadiah atas partisipasi mereka setelah usai mengikuti survei. Biasanya setelah menjawab deretan pertanyaan, korban akan dialihkan ke laman dengan kedok ‘hadiah’ tersebut.

Nah, sebelum diberikan hadiah, mereka diminta untuk mengisi kelengkapan formulir dengan informasi pribadi. Bahkan, dalam beberapa kasus, para pelaku kejahatan siber akan meminta pembayaran sejumlah token untuk pengiriman.

Baca juga: Demi Keamanan Data Pribadi, Jangan Share Ini di Medsos

“Tahun 2021 ini kami masih melihat kelanjutan dari tren 2020, yakni pelaku kejahatan siber masih aktif memanfaatkan tema Covid-19 untuk memikat calon korban. Saat program vaksinasi telah diluncurkan, pelaku spam telah mengadopsi proses tersebut sebagai umpan,” ungkap pakar keamanan Kaspersky, Tatyana Shcherbakova dalam pernyataannya yang diterima Uzone.id.

Ia melanjutkan, “penting untuk diingat, meski penawaran semacam itu terlihat menguntungkan, kemungkinan kesepakatan yang berhasil adalah nol. Pengguna dapat menghindari pencurian dan kehilangan data jika tetap waspada terhadap iming-iming tersebut yang didistribusikan secara online.”

Ada pula tips untuk mencegah pencurian data pribadi dari aksi kejahatan siber yang berkedok vaksin, berikut beberapa di antaranya:

  • Bersikap skeptis terhadap macam-macam penawaran dan promosi yang didistribusikan secara online lengkap dengan iming-iming hadiah
  • Memverifikasi bahwa pesan tersebut berasal dari sumber kredibel
  • Tidak asal mengklik tautan dari email mencurigakan, pesan instan, atau media sosial
  • Memeriksa keaslian situs yang dikunjungi
  • Instal solusi keamananyang mencakup pengetahuan tentang sumber daya phishing dan spam terbaru.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini