icon-category Digilife

WhatsApp: Perusahaan Israel Sangat Terlibat Peretasan 1.400 Pengguna

  • 03 May 2020 WIB
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Christian Wiediger / Unsplash)

Uzone.id - WhatsApp dalam pengajuan hukum di pengadilan telah menuduh perusahaan spyware Israel, NSO Group, telah menggunakan server yang berbasis di Amerika Serikat dan "sangat terlibat" dalam peretasan ponsel dengan 1.400 pengguna WhatsApp.

Dari jumlah itu termasuk ada pejabat senior pemerintah, jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.

Klaim terbaru terhadap NSO Group, perusahaan Israel itu memikul tanggung jawab dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius, termasuk peretasan lebih dari selusin jurnalis India dan pemberontak Rwanda, seperti dilaporkan The Guardian.

Selama bertahun-tahun, NSO Group mengatakan bahwa spyware-nya dibeli oleh klien pemerintah untuk tujuan melacak teroris dan penjahat lainnya dan bahwa mereka tidak punya pengetahuan independen tentang bagaimana klien-klien itu - yang di masa lalu telah dilaporkan termasuk Arab Saudi dan Meksiko - menggunakan perangkat lunak peretasan.

Namun, gugatan yang diajukan oleh WhatsApp terhadap NSO Group pada tahun lalu, mengungkap lebih banyak detail teknis tentang Pegasus (perangkat lunak peretasan) yang diduga dipakai saat melawan target.

BACA JUGA: Tokopedia Akui Ada Upaya Pencurian Data Pengguna

Dalam pengajuan pengadilan pekan lalu, WhatsApp mengatakan bahwa dalam penyelidikannya terhadap Pegasus dipakai terhadap 1.400 pengguna pada 2019 menunjukkan bahwa server yang dikendalikan NSO Group (bukan klien pemerintah) merupakan bagian integral dari cara bagaimana eksekusi peretasannya.

WhatsApp mengatakan, korban peretasan menerima panggilan telepon pakai aplikasi pengiriman pesannya, dan terinfeksi oleh Pegasus.

Kemudian, dikatakan "NSO pakai jaringan komputer untuk memantau dan memperbarui Pegasus setelah ditanam di perangkat pengguna."

"Komputer yang dikontrol NSO ini berfungsi sebagai pusat saraf di mana NSO mengendalikan operasi dan penggunaan pelanggan Pegasus."

Menurut pengajuan WhatsApp, NSO memperoleh "akses tidak sah" ke servernya dengan merekayasa balik aplikasi pengiriman pesan dan kemudian menghindari fitur keamanan perusahaan yang mencegah manipulasi fitur panggilan perusahaan.

Salah satu insinyur WhatsApp yang menyelidiki peretasan mengatakan dalam sebuah pernyataan bersumpah yang diajukan ke pengadilan bahwa 720 instances (objek), alamat IP dari server jarak jauh, termasuk dalam kode berbahaya dipakai dalam serangan.

Server jarak jauh, kata insyinyur itu, berbasis di Los Angeles dan dimiliki oleh sebuah perusahaan yang pusat datanya dipakai oleh NSO.

NSO telah mengatakan dalam pengajuan hukum bahwa mereka tidak punya wawasan tentang bangaimana klien pemerintah pakai alat peretasannya, dan oleh karena itu tidak tahu siapa yang ditargetkan pemerintah.

BACA JUGA: Ganti Kata Sandi Akun Tokopedia Kamu Sekarang! Begini Caranya

Namun, John Scott-Railton, seorang ahli dari Citizen Lab, yang bekerja dengan WhatsApp dalam kasus ini, mengatakan bahwa kendali NSO terhadap server yang terlibat dalam peretasan menunjukkan perusahaan akan memiliki log, termasuk alamat IP, mengidentifikasi pengguna yang menjadi sasaran.

Dalam sebuah pernyataan kepada Guardian, NSO mendukung pernyataan sebelumnya bahwa produknya dipakai untuk menghentikan terorisme, mengekang kejahatan dengan kekerasan, dan menyelamatkan jiwa.

Fleming untuk perangi Covid-19

Perkembangan baru dalam kasus ini terjadi ketika NSO menghadapi pertanyaan terpisah soal keakuratan produk pelacakan yang telah diluncurkan setelah pecahnya Covid-19.

Program baru bernama Fleming, menggunakan data ponsel dan informasi kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi siapa yang terinfeksi oleh Covid-19.

Sebuah laporan NBC mengatakan bahwa alat baru NSO sedang dipasarkan di AS.

Namun, dalam utas (thread) Twitter, Scott-Railton mengatakan kalau analisisnya menunjukkan itu mengandalkan data yang tampak sangat tidak tepat.

NSO mengatakan bahwa produk Fleming telah terbukti vital bagi pemerintah di seluruh dunia yang berupaya mengatasi wabah ini.

VIDEO Helikopter Pertama yang Akan Terbang di Planet Mars

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini