icon-category Lifestyle

Zona Bebas Anak di Pesawat Terbang, Mungkinkah Diterapkan?

  • 20 Feb 2018 WIB
Bagikan :

Zona bebas anak di pesawat terbang sedang didengungkan oleh sebagian warga net pasca beredarnya sebuah video anak tantrum dan menangis tanpa henti di perjalanan udara yang makan waktu delapan jam. 

Seperti dilansir dari laman News, aksi tantrum anak tersebut sangat mengganggu seluruh penumpang pesawat terbang tersebut. Tak heran jika video tersebut kemudian memicu sebuah gerakan yang menginginkan zona bebas anak di pesawat terbang.

Sebenarnya, pada 2017 lalu, sebuah lembaga survei penerbangan, Airfarewatchdog, telah menemukan data bahwa lebih dari separuh responden menginginkan area khusus anak-anak dalam pesawat agar mereka tidak mengganggu penumpang lain saat menangis.

Tak hanya itu, seorang pengguna Twitter pernah menulis bahwa dirinya bersedia membayar lebih agar bisa duduk di area bebas anak-anak. "Beberapa orang percaya seharusnya ada kabin pesawat terpisah untuk mereka yang bepergian tanpa anak. Tapi saya akan melakukannya dengan lebih baik, seharusnya ada perusahaan penerbangan yang menjamin perjalanan bebas anak," tulisnya.

Bukan berarti cuitan tersebut tak mendapat tentangan. Seorang pengguna Twitter lain mengatakan bila ada peraturan tersebut, maka hal itu akan mencerminkan ketidakadilan bagi penumpang yang sudah keluarga.

"Anak-anak dan orangtua mereka memiliki hak untuk bepergian tanpa batasan. Jika Anda menggeneralisasi semua anak sebagai anak nakal, maka Anda memiliki masalah. Ini sangat disayangkan," tulis pengguna Twitter lainnya.

Bukan tanpa tanggapan, ide penerbangan bebas anak telah direspon oleh maskapai asal India, IndiGo. Maskapai tersebut telah memperkenalkan "zona bebas anak" dalam beberapa jadwal penerbangan yang mereka punya.

"Mungkin sulit bagi orangtua untuk bersikap super objektif untuk hal ini. Kapan pun ini muncul, orang menjadi sangat kesal karenanya," kata Tracey Stewart dari Airfarewatchdog.

Kata Tracey, akan sangat 'menyenangkan' bila ada maskapai penerbangan Amerika Serikat yang mencoba ide tersebut. "Walau saya tetap terkejut jika ada yang mengambilnya," tutup Tracey.

 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini