icon-category Film

'Aruna dan Lidahnya', Film yang Memuat Dialog, Makanan, dan Musik Nostalgik

  • 22 Sep 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Akhirnya, satu lagi film lokal bakal hadir di hadapan kamu, yaitu Aruna dan Lidahnya. Film ini disutradarai oleh Edwin (Posesif, 2017). Di film panjang kelimanya ini, Edwin mengeksplorasi sisi lain.

Menurutnya, film ini yang paling banyak memuat makanan dan dialog.

“Buat saya, manusia yang makan sambil ngobrol itu asik dilihat dan didengar. Obrolan di saat makan sering kali mempengaruhi rasa makanan yang kita makan,” ujar Edwin dalam pernyataan resminya.

“Demikian pula sebaliknya, rasa makanan yang kita makan bisa mempengaruhi kualitas obrolan kita di meja makan,” katanya lebih lanjut.

Dikemas secara ringan oleh Edwin, film ini menampilkan dinamika grup yang unik. Film bergerak dengan obrolan di antara keempat karakter di meja makan namun tetap memiliki kedalaman.

alt-img

Baca juga: ‘Aruna dan Lidahnya’, Film Lokal yang Siap Tayang 27 September 2018

Aruna yang sederhana, Farish yang kaku, Nad yang petualang, dan Bono yang rileks melebur di percakapan di atas meja makan yang menyenangkan juga mengenyangkan pikiran.

Seperti juga yang terjadi dalam keseharian, ketika empat orang berada dalam satu perjalanan sangat mungkin hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti kesalahpahaman atau berprasangka.

Film ini memotret keadaan tersebut dengan cara yang natural. Hubungan antar manusia ditampilkan sealami mungkin. Sehingga mudah bagi penonton merasa terhubung dengan para karakternya.

Di film ini para aktor dan aktris juga ditantang untuk menjajal gaya akting yang berbeda. Dian Sastrowardoyo banyak bermain ekspresi muka yang jenaka, Oka Antara yang menjadi pegawai kantoran, Hannah Al Rashid yang tampil anggun, juga Nicholas Saputra yang jahil.

Selain akting, film ini juga memuat musik yang nostalgik. Penata musik Ken Jenie dan Mar Galo memilih lagu-lagu lawas bernuansa pop jazz yang tak asing di telinga pencinta musik Indonesia.

Film ini memuat soundtrack seperti “Aku Ini Punya Siapa” dari Januari Christy, lagu milik Jingga yang dinyanyikan ulang oleh Fe Utomo “Tentang Aku”, lalu tembang ciptaan Andre Hehanusa dan Adjie Soetama yang dulu dipopulerkan oleh Rida Sita Dewi dan kini dibawakan ulang oleh Monita Tahalea “Antara Kita”.

alt-img

Baca juga: Aruna dan Lidahnya Angkat Kuliner Lima Kota

Selain lagu-lagu tersebut, ada juga lagu baru yang mempunyai kesan romantik seperti lagu dari Yura Yunita “Takkan Apa” dan dua lagu dari Mondo Gascaro yaitu “Lamun Ombak” (berduet dengan Aprilia Apsari/White Shoes & The Couples Company) dan satu lagu yang khusus diciptakan untuk film “Lebuh Rasa”.

Sebagai persembahan kedua dari Palari Films, produser Meiske Taurisia dan Muhammad Zaidy berharap film ini dapat diterima penonton luas. Menyusul film Posesif yang mendapatkan tiga Piala Citra untuk Sutradara Terbaik, Aktris Utama Terbaik, dan Aktor Pendukung Terbaik, film Aruna dan Lidahnya tetap mengusung semangat untuk membuat sesuatu yang bermutu bagi penonton film Indonesia.

“Setelah tahun sebelumnya hadir dengan Posesif yang memberikan dimensi baru untuk film remaja, tahun ini Palari Films masih berkomitmen menyuguhkan kualitas melalui drama romantis berbalut kuliner yang menimbulkan senyum simpul bagi penonton film Indonesia,” ujar Muhammad Zaidy.

Perpaduan makanan yang lezat dan obrolan bermutu yang disajikan oleh Aruna dan Lidahnya siap disantap di bioskop pada 27 September. Dipastikan film ini akan membuat laper dan baper para penikmatnya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini