icon-category Health

Atasi Fobia Anak dengan Autisme Melalui Virtual Reality

  • 19 Apr 2017 WIB
Bagikan :

Para orangtua yang memiliki anak dengan autisme kerap mengalami kerepotan saat mengajak si buah hati keluar rumah. Situasi yang tidak familiar membuat mereka tidak nyaman.

Mereka seolah fobia terhadap lingkungan asing, seperti tempat berbelanja, rumah sakit atau klinik, sekolah, dan lainnya. Tak jarang anak kemudian memberontak, menangis, dan sulit dikendalikan.

Sejumlah ilmuwan di Newscastle University di Inggris mencoba memanfaatkan teknologi 'virtual reality' atau VR untuk mengatasi fobia yang dialami anak-anak dengan autisme tersebut.

Dalam uji coba ini, para ilmuwan menempatkan anak autis di sebuah ruangan biru yang nantinya akan menjadi layar. Terdapat pengeras suara dan proyektor yang menutupi seluruh bagian layar hingga 360 derajat. Sehingga anak yang diterapi tidak perlu mengenakan kacamata khusus untuk menikmati VR.

Dengan bantuan psikolog, anak-anak dengan autisme yang akan diterapi sudah diajarkan latihan bernapas dan relaksasi. Teknik tersebut harus mereka lakukan untuk menenangkan diri saat menghadapi situasi yang tidak nyaman.

Pada layar dimunculkan realita virtual yang menggambarkan situasi atau lingkungan apapun yang menjadi fobia si anak. Penelitian ini mengamati bagaimana anak dengan autisme dapat perlahan-lahan mengusir kecemasan dan ketakutan mereka.

Delapan dan sembilan anak dengan autisme yang diuji terbukti berhasil mengusir fobia mereka.

"Sekitar separuh dari anak dengan autisme memiliki kecemasan, dan separuhnya juga mempunyai fobia terhadap suatu hal. Ribuan anak dapat merasakan manfaat dari perawatan ini," tutur Jeremy Parr, dosen senior di Newcastle University, dilansir Mirror.

Intensitas kian ditingkatkan seiring perkembangan kemampuan anak mengatasi rasa tidak nyamannya. Ia mencontohkan anak dengan autisme yang fobia pada merpati. Pada terapi pertama ia dihadapkan pada seekor merpati. Terapi selanjutnya jumlah merpati ditambah. Lama kelamaan merpati-merpati tersebut dibuat terbang mendekat si anak.

"Apabila penelitian ini terus mengarah positif, harus ada dana yang lebih besar untuk mengembangkannya. Dengan harapan akan ada lebih banyak anak atau orang dewasa dengan autisme yang bisa memanfaatkannya," tandas Jeremy.

 

Siap Lawan 'Palu Arit' di Indonesia, Rizieq: Ini Perjuangan Saya!

550 Aparat Kepolisian Bantu Evakuasi Kebakaran Pasar Senen

Meski Patah Kaki, Bocah Ini Tetap Semangat Kawal Rizieq

Ini Langkah MUI Memediasi Perseteruan Megawati dan Habib Rizieq

Lecehkan Bendera Negara, FPI Harus Rasakan Proses Hukum

Menang Referendum, Massa Pro Erdogan Turun ke Jalan

Rindu Pulang ke Rumah Kubah Lumpur di 'Desa Sarang Lebah' Aleppo

Potret Ajang Penghargaan 'Grammy Awards 2017'

Duka Tuk Sang Raja Pemersatu, Pecinta Fotografi dan Musik Jazz

Ini Patung Aneh Berusia 7000 Tahun yang Bikin Bingung Arkeolog

Ratusan Kios Pasar Senen Terbakar, Pedagang Terpukul

Takut Disalahgunakan, KPUD DKI Musnahkan Surat Suara Berlebih

Perjuangan 'Perangkul' Penderita Skizofrenia

Banteng Kabur yang Jadi Trending Topic Ini Akhirnya Tewas

Jadi Viral, Ternyata Ini alasan Dadan Menyelam di Comberan

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini