icon-category Technology

Orang Indonesia Makin Candu Uang Elektronik, Top Up Minimal Rp 153 Ribu

  • 11 Oct 2019 WIB
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Birgitta Ajeng/Uzone.id)

Uzone.id - Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap uang elektronik tampaknya makin meningkat.

Buktinya, Head of Product Marketing IT and Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant mengatakan bahwa berdasarkan riset Kadence Indonesia di 2019, 57% pengguna smartphone mempunyai uang elektronik, baik dalam aplikasi (apps-based) maupun di dalam kartu fisik (card based).

Baca juga: Bukan Blokir Internet, ini Hal yang Bikin Rudiantara Senang Selama 5 Tahun Menjabat

“Nah, 89% dari yang menggunakan aplikasi uang elektronik tadi di smartphone-nya itu menggunakan uang elektronik yang application based, seperti teman-teman tahu, ada uang elektronik yang berbasis kartu dan aplikasi,” ujar Denny dalam peluncuran Samsung Pay di Jakarta, Kamis (10/10).

Lalu, 20% dari mereka punya aplikasi uang elektronik lebih dari satu. Denny mengatakan, “Saya yakin sama juga dengan semua rekan-rekan di sini, kita punya aplikasi uang elektronik lebih dari satu.”

Baca juga: Rudiantara Harap Ada 5 Startup Unicorn Baru di 2020

Lebih dari itu, data mengungkapkan bahwa rata-rata orang menggunakan uang elektronik selama 5,9 sampai 9,2 bulan.

“Dan dari yang sembilan bulan itu, mereka top-up sekitar dua sampai tiga kali dalam sebulan,” ungkap Denny.

Baca juga: Samsung Pay Resmi Bisa Digunakan di Indonesia, Tapi...

Menariknya, rata-rata nominal top up mereka adalah Rp 153 ribu sampai Rp 186 ribu.

“Jadi angka-angka ini setidaknya menggambarkan bahwa aplikasi uang elektronik ini sudah banyak diterima di masyarakat dan sudah menjadi bagian integral dari gaya hidup kita,” ungkap Denny.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini