Sponsored
Home
/
Technology

Pak Menteri Suruh Kita Puasa Medsos, Bukbernya di Mana?

 Pak Menteri Suruh Kita Puasa Medsos, Bukbernya di Mana?
Preview
Hani Nur Fajrina09 April 2018
Bagikan :

Uzone.id - Jika Pak Rudiantara menyarankan kami untuk puasa media sosial, ada saran juga gak nich, Pak, kira-kira enaknya bukber (Buka bersama) di mana?

Skandal puluhan juta data pengguna Facebook yang bocor ke lembaga Cambridge Analytica untuk kepentingan kampanye kepresidenan Donald Trump pada 2016 lalu berhasil menyita perhatian Indonesia.

Berangkat dari masalah ini, Menkominfo Rudiantara sampai mengimbau kita untuk “puasa medsos”.

via GIPHY



Seperti yang sudah diberitakan, dari 80an juta data pengguna Facebook yang bocor secara global, 1 juta di antaranya adalah milik pengguna Indonesia. Hal inilah yang memicu respons berantai dari pemerintah, termasuk Rudiantara sendiri.

Sekadar kamu tahu, Rudiantara bilang, penggunaan data yang gak semestinya oleh Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dapat dikenakan berbagai sanksi, seperti sanksi administrasi, sanksi Hukuman Badan hingga 12 tahun, dan denda mencapai Rp12 miliar.

Selain itu, menteri yang akrab disapa Chief RA ini dua hari lalu sempat kultwit, gaes.

Rudiantara mencuit, katanya beliau dibombardir pertanyaan masyarakat tentang penyalahgunaan data pribadi di Facebook. Tak cuma itu, ia juga diserang pertanyaan tentang langkah nyata pemerintah demi mengatasi masalah itu.

Kultwit berlanjut dengan informasi tentang hasil pembahasan dari pertemuan pihak Kominfo dengan Facebook Indonesia. Poin-poin tersebut adalah:


1. Audit aplikasi pihak ketiga
2. Update jumlah data pribadi yang disalahgunakan
3. Sanksi administrasi
4. Sanksi penjara dan denda yang sudah dikoordinasikan dengan Polri
5. Legislasi
6. Imbauan kepada masyarakat

Kemudian Rudiantara mengingatkan, bahwa titik paling krusial dalam pengamanan data pribadi adalah dimulai dari diri sendiri.

“Masing-masing kita harus berhati-hati dalam memberikan data pribadi saat install aplikasi2, baik media sosial maupun messenger,” tulisnya.

Dari situ, ia melanjutkan, jika tidak ada nilai tambahnya, untuk sementara masyarakat tidak usah menggunakan media sosial dulu alias puasa medsos.


Tentu saja pernyataan Rudiantara menuai banyak tanggapan dari para netizen nan budiman.

Dari situ, gue langsung berinisiatif nanya lusinan teman-teman gue tentang pernyataan Rudiantara dan imbauan puasa medsos. Beberapa di antaranya mempertanyakan imbauan tersebut.

“Sebenarnya, apa hubungannya sih, data pengguna Facebook bocor dengan puasa medsos? Emang kalau kita puasa medsos, itu data gak jadi bocor?” kata salah satu teman yang akrab disapa Dika, usia 23 tahun.

via GIPHY



Tanggapan serupa juga datang dari Arini (24 tahun), Tri (25 tahun), dan Sindy (22 tahun).

“Bukan berarti gue gak concern sama bocornya data Facebook. Tentu itu masalah yang big deal. Gue cuma melihat pemerintah kurang aja sosialisasi tentang pengaruh dari bocornya data ini ke masyarakat. Harusnya bisa lebih make sense dan runut kalau mau imbau sesuatu,” kata Sindy.

Sementara Arini juga menyampaikan ‘saran’ kepada pemerintah, dalam hal ini Kominfo.

“Puasa medsos gak ada hubungannya, deh. Seharusnya sih bisa tanya ke pihak Facebook, kenapa bisa bocor? Kalau kepentingannya untuk kampanye presiden AS, bisa tanya apa yang bikin mereka sengaja (atau enggak) ngambil data ini,” katanya.

Jika menelisik pernyataan tweet Rudiantara, ia sempat bilang, dirinya sempat di-bully karena imbauan puasa medsos. Dia bilang, pemerintah tak cuma bisa mengandalkan regulasi, namun juga justru menjalankan fungsi edukasi dan literasi masyarakat, seperti mengimbau dan mengingatkan.

Hal ini turut dikomentari teman gue bernama Fajar.

“Ya iya edukasi dan mengimbau, tapi mosok ngomongnya kalau medsos gak ada nilai tambahnya, gak perlu dimainin dulu, dan malah bilang, kecuali kalau sadar tentang potensi bahaya medsos, silakan aja tetap main. Kok malah nakutin? Harusnya pihak Kominfo bisa memberi informasi menarik berupa grafik visual atau video pendek tentang seberapa jauh pengaruh jika data pribadi kita diambil secara diam-diam. Berkaca dari kasus Facebook ini ‘kan bisa. Sekarang puasa medsos ini, gue merasa kurang greget aja imbauannya,” ucap Fajar.

Pendapat lainnya datang dari pengguna yang pro untuk melakukan puasa medsos. Namun, kebanyakan mereka tertarik melakukan puasa medsos terlepas dari imbauan Rudiantara.

“Kayaknya seru ya, nyobain puasa medsos. Terlepas kasus Facebook, dari dulu selalu penasaran gimana rasanya gak pakai media sosial dulu,” tutur salah satu teman bernama Queensi.


Kendati begitu, ada pula yang mendukung imbauan Rudiantara.

“Sebenarnya gue paham kenapa pemerintah nyuruh puasa medsos. Gak salah juga sih, gue juga gak apa-apa banget puasa medsos. Tapi tetep, gue sampai sekarang mengharapkan Rudiantara ngasih informasi yang menyeluruh tentang gimana masyarakat memainkan media sosial dengan aman dan lain sebagainya,” kata Fitra.

So, Pak Rudiantara… Ditunggu kabar bukber puasa medsosnya di mana. Lho... maksudnya ditunggu infografis dan informasi lengkap selanjutnya tentang masalah ini, ya!

populerRelated Article