Viralnya Cerita Horor KKN di Desa Penari dan Promosi yang Tak Tertendus
(Foto: Twitter @SimpleM81378523)
Uzone.id - Kaget, lucu, gemas, dan ingin berkata kasar. Kira-kira demikian reaksi gue saat melihat sebuah unggahan di Instagram Bukune (@bukune), salah satu penerbit buku yang berkantor di Jakarta Selatan, terkait cerita horor KKN di Desa Penari.Foto draft buku berjudul KKN di Desa Penari mencuat di lini masa, saat gue lagi santuy dalam pejalanan pulang kerja di kereta.
Di bawah foto itu tertulis keterangan, “Banyak juga yang jawab benar waktu Kune bikin tebak judul kemarin. Nah, sekarang naskah KKN di Desa Penari sudah ada di tangan Mas @mbwinata, nih.”
Di waktu yang hampir bersamaan, gue melihat penulis cerita horor tersebut, Simple Man dengan akun Twitter @SimpleM81378523 menulis, “Wah sudah sampai juga naskah saya di Bukune.”
Baca juga: Ini Klarifikasi dari Pemilik Cerita Horor KKN Desa Penari
Jadi, gimana gue gak kaget, lucu, gemas, dan ingin berkata kasar, coba? Bukan. Ini sebenarnya bukan ekspresi kemarahan, lantaran telah tertipu telak oleh informasi yang viral, melainkan bentuk kekaguman gue terhadap strategi pemasaran yang tak terendus.
Apa thread KKN di Desa Penari di Twitter itu promosi?
Simple Man sebenarnya adalah pendatang baru di Twitter. Cuitan perdananya yang muncul pada 23 Februari 2019 langsung soal cerita horor. Dalam sebuah utas, kisah tersebut diberi judul Diincar Penunggu Pabrik Tua.
Sejak itu, Simple Man konsisten berbagi kisah horor. Semuanya diceritakan sangat panjang, bisa sampai tiga puluh halaman lebih kalau di Microsoft Word. KKN di Desa Penari adalah cerita yang paling panjang, karena diceritakan dari dua sudut pandang. Simple Man kali pertama membagikannya pada 24 Juni 2019.
Di unggahan naskah KKN di Desa Penari di Instagram Bukune, ada beberapa warganet yang berkomentar, “Apa thread di Twitter itu marketing-nya Bukune ya?”
Baca juga: Ini Cerita Horor Lengkap KKN di Desa Penari, Sudut Pandang Nur
Kompas.com juga bertanya hal itu ke editor Bukune, MB Winata. Dalam tulisan berjudul Viral di Media Sosial, Ternyata KKN di Desa Penari Akan Terbit Jadi Novel di Kompas.com, pada Minggu (1/9/2019), Winata mengatakan, Bukune selama ini memang mencari mereka yang punya bakat kepenulisan terutama di platform-platform media sosial.”
Ketika Kompas.com bertanya tentang apakah viralnya kisah yang dibagikan Simpel Man itu bagian dari strategi pemasaran.
Winata mengatakan, “Naskah KKN di Desa Penari sudah kami proses sejak sebulan lalu. Bahwa ini kemudian menjadi viral, mungkin karena memang kami punya visi kolaborasi dengan penulis untuk selalu aktif membagikan cerita dalam bentuk apa pun.”
Baca juga: Ini Cerita Horor Lengkap KKN di Desa Penari, Sudut Pandang Widya
Selalu aktif membagikan cerita dalam bentuk apa pun. Itu dia. Agar novelnya yang akan segera terbit dikenal (dan nanti dibeli) pembaca, Simple Man aktif membagikan cerita tersebut terlebih dahulu dalam bentuk thread alias promosi.
Tentu saja, cerita yang muncul di thread adalah sebagian kecil dari cerita yang ada novel. Bukune dalam Instagram-nya juga menulis, “Kisah KKN di Desa Penari akan menyajikan kisah Widya, Nur, dan kawan-kawan saat melaksanakan KKN di desa misterius. Buku ini juga akan mengungkapkan hal-hal yang belum terceritakan sepenuhnya di Twitter.”
Klarifikasi Simple Man jadi klimaks
Satu momen unik dari viralnya cerita horor KKN di Desa Penari adalah klarifikasi Simple Man. Setelah banyak warganet dibikin chaos dengan segala spekulasi—seperti kisah nyata atau bukan, dari universitas mana, Desa Penari ada di Banyuwangi atau Bondowoso, bagaimana nasib Bima dan Ayu sekarang, apakah Widya dan Nur diincar dari awal—Simple Man muncul bagai oase di tengah gurun pasir.
Baca juga: Heboh Cerita Horor KKN di Desa Penari, Ini Reaksi Warganet
Kemunculannya menjawab sedikit rasa penasaran warganet. Beberapa menit setelah itu, jeder! Bukune mengumumkan kalau cerita horor yang belakangan mengegerkan jagat media sosial bakal terbit menjadi novel pada September.
Sejak klarifikasi itu, Bukune aktif mempromosikan novel KKN di Desa Penari yang ditulis menggunakan nama penulis Simpleman. Sementara itu, Simple Man belum mengeluarkan cuitan lagi sejak ia menceritakan tentang naskahnya.
Reaksi warganet terhadap unggahan Bukune juga beragam. Ada yang antusias dengan novel tersebut. Namun, gak sedikit juga yang penasaran dengan biaya yang dibutuhkan untuk memviralkan sebuah cuitan yang melibatkan youtuber atau bahkan mungkin buzzer.