Sponsored
Home
/
News

10 Mitos dan Fakta Tentang Kesuburan

10 Mitos dan Fakta Tentang Kesuburan
Preview
Hellosehat21 November 2016
Bagikan :
Preview


Petuah-petuah tentang cara cepat hamil sering kita dengar, terutama jika Anda pasangan yang baru saja menikah. Tentu saja terkadang nasihat tersebut berasal turun temurun yang disampaikan dari mulut ke mulut. Bahkan ada yang memang tidak terbukti secara ilmiah. Mendapatkan anak berhubungan dengan kesuburan atau fertilitas seseorang. Konsep yang muncul pada masyarakat sering menganggap masalah kesuburan hanya dikaitkan dengan perempuan. Padahal, tidak hanya perempuan yang bisa memiliki masalah kesuburan. Laki-laki juga bisa memiliki masalah kesuburan. Lalu, apa saja yang benar dan salah mengenai masalah kesuburan?

Mitos dan fakta tentang kesuburan


Berikut ini adalah praduga yang mungkin sering kita dengar dan tanpa sadari kita percaya. Anda bisa simak beberapa penjelasan berikut:

1. “Minum pil KB bikin perempuan jadi kurang subur”


Banyak perempuan berpikir bahwa ketika mereka menghentikan mengonsumsi pil KB, akan memakan waktu 6 sampai 12 bulan agar siklus menstruasi menjadi normal kembali. Ketika siklus menstruasi belum kembali, mereka berpikir bahwa kehamilan pun kecil kemungkinan untuk terjadi. Pil KB memang dapat mencegah kehamilan. Namun, ketika perempuan menghentikan mengonsumsi pil KB, siklus menstruasinya pun perlahan-lahan akan kembali normal.

Pada penelitian yang melibatkan 200 perempuan yang mengonsumsi pil KB selama setahun, 40% mengalami menstruasi dan hamil setelah satu bulan mereka berhenti mengonsumsi pil KB. Menurut dr. Jani Jensen, seorang ginekolog di Mayo Clinic Rochester, yang dikutip situs Live Science, perempuan yang belum mengalami siklus menstruasi dalam 3 bulan setelah berhenti mengonsumsi pil KB akan dievaluasi terlebih dahulu apakah ada masalah yang mempengaruhi produksi telur.

2. “Hamil itu mudah”


Faktanya, untuk terjadi pembuahan tidak semudah itu. Pada pasangan yang subur, peluang terjadinya pembuahan hanya sekitar 25% setiap siklusnya, dan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Proses sperma yang harus melewati tuba fallopi untuk sampai pada sel telur memang tidak mudah. Tak hanya itu saja yang mempengaruhi proses pembuahan, faktor lainnya yang mempengaruhi adalah waktu saat melakukan hubungan seksual, atau pengobatan tertentu yang sedang Anda jalani.

3. “Kualitas sperma jauh lebih baik setelah 10 hari tak ejakulasi”


Kualitas terbaik sperma adalah yang diproduksi dengan ejakulasi setiap dua sampai tiga hari. Jika Anda tidak melakukan ejakulasi dalam jangka waktu yang lama, malah akan berisiko menghasilkan beberapa sperma mati yang rusak.

4. “Selama di bawah 40 tahun, masih ada peluang untuk memiliki anak”


Umur, sebenarnya adalah faktor utama dalam tingkat kesuksesan pengobatan infertilitas, maupun kemampuan organ reproduksi untuk terjadi pembuahan secara alami. Rata-rata perempuan sehat yang berusia 40 tahun hanya memiliki 5% kesempatan untuk hamil. Jadi, jika Anda sudah berusia di atas 36 dan sudah mencoba selama 6 bulan, Anda perlu saran medis dari dokter. Namun, tidak bisa ditarik kesimpulan yang sama pada semua orang, sebab kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda.

5. “Pasangan yang ingin memiliki anak harus mencoba selama setahun dulu sebelum melakukan pengobatan kesuburan”


Berdasarkan pendapat dokter-dokter di Amerika, ketidaksuburan bukan didefinisikan dengan tidak terjadi pembuahan selama setahun meski telah berhubungan seksual terus-menerus.  Sepasang suami-istri tidak perlu menunggu setahun untuk mendapat evaluasi atas kehamilan yang belum juga terjadi.

6. “Perempuan harus menunggu sampai suhu tubuhnya naik sebelum melakukan hubungan seksual, untuk meningkatkan peluang kehamilan”


Memonitor suhu tubuh memang menjadi cara perempuan untuk mengetahui kesuburan. Namun, untuk melakukan hubungan seksual tidaklah harus menunggu sampai tubuh naik. Peluang terbaik perempuan untuk hamil adalah ketika Anda dan pasangan melakukan hubungan seksual sebelum masa ovulasi; proses ketika sel telur matang dilepaskan.

7. “Jika seorang laki-laki pernah punya anak, ia pasti bisa punya anak lagi”


Masih menurut Jensen, ada beberapa wanita yang tak juga hamil, dan berpikir merekalah yang tidak subur, karena sang suami sudah pernah punya anak sebelumnya. Hal ini bukanlah faktor mutlak. Tidak menjamin juga jika seorang laki-laki telah memiliki anak sebelumnya, pasti akan bisa punya anak lagi. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketidaksuburan pria seperti berat badan yang bertambah, dan penyakit tiroid (kelenjar gondok).

8. “Obat penyubur yang mahal dapat membantu kesuburan”


Mungkin Anda bisa menemukan berbagai macam vitamin yang mengklaim dapat menyuburkan dan membantu proses reproduksi, belum lagi kocek yang mesti dirogoh dalam-dalam untuk membeli vitamin tersebut. Masih menurut Jensen, bukti yang mendukung vitamin mahal dapat memberikan kesuburan masih lemah. Berkonsultasi ke dokter menjadi saran utama setelah Anda mencoba berbagai cara. Dokter akan tahu apa akar permasalahan Anda, sehingga bisa diobati.

9. “Perempuan yang melakukan pengobatan kesuburan dapat memiliki anak kembar”


Pada umumnya perempuan yang berhasil melakukan pengobatan kesuburan memiliki anak satu. Namun, memang ada kemungkinan terjadi anak kembar, bahkan kembar tiga. Hal ini disebabkan karena pemindahan beberapa embrio ke rahim untuk meningkatkan kesuksesan pengobatan.

10. “Memakan buah pisang nonorganik dapat membuat laki-laki mandul”


Klaim ini didasari dengan adanya laporan adanya zat kimia yang digunakan pada pertumbuhan pisang memiliki efek negatif pada sperma, yang dikutip oleh situs Parents. Namun, tidak ada bukti klinis mengenai semua pria yang memakan pisang nonorganik dapat memiliki efek yang sama.

BACA JUGA:

The post 10 Mitos dan Fakta Tentang Kesuburan appeared first on Hello Sehat.
populerRelated Article