icon-category Lifestyle

4 Kiat Karier untuk Generasi Y

  • 03 Jul 2016 WIB
Bagikan :
alt-img | July 3, 2016 5:30 am

Generasi milenium atau generasi Y (lahir pada periode 1980-2000) kini mengisi dunia kerja. Di seluruh dunia, jumlah mereka 75 juta kali lebih banyak dan memiliki karakteristik berbeda daripada generasi sebelumnya, generasi X.

Para ahli mengatakan generasi Y mendapatkan perhatian dan pengawasan yang cukup dari orang tua, berpendidikan baik, dan tumbuh bersama kemajuan teknologi. Hal ini membentuk generasi dengan ekspektasi tinggi, kepercayaan diri, dan keyakinan terhadap nilai yang ada pada diri mereka.

Di sisi lain karena terbiasa difasilitasi, generasi Y juga mudah bosan dan kurang menghargai proses. Dengan kelebihan dan kekurangan mereka, generasi Y dinilai masih perlu melakukan penyesuaian diri dengan dunia kerja. Apa saja yang perlu diketahui pekerja generasi Y dalam menghadapi kerasnya dunia kerja?

Karier adalah rangkaian pengalaman 

Generasi Y identik dengan “si kutu loncat” atau gemar berpindah-pindah pekerjaan. Dalam survei Deloitte—salah satu jaringan layanan profesional terbesar di dunia yang melayani audit, konsultasi, nasihat keuangan dan risiko perusahaan—terhadap 7.700 orang generasi Y dari 29 negara pada 2015, 44 persen mengatakan akan meninggalkan satu perusahaan setelah dua tahun bekerja. Karakter ini bisa menjadi keuntungan bagi karier, asalkan Anda bisa menyerap sebanyak mungkin pengalaman kerja yang dilalui. “Pengalaman-pengalaman ini membuat Anda bisa melihat dunia lebih luas, memberikan prespektif baru, dan membuat Anda menjadi seseorang yang lebih menarik,” urai Dan Schawbel, konsultan dan pakar karier generasi Y juga penulis buku laris Me 2.0: 4 Steps to Building Your Future.

Ambil risiko lebih banyak dan sering dalam karier 

Generasi Y menyukai sesuatu yang instan, namun terkadang mereka tidak tahu cara meraih pencapaian karier dengan cepat. Salah satu pelajaran berharga dari kondisi ekonomi dunia saat ini adalah “tidak mengambil risiko sangatlah berisiko.” Dengan mengambil risiko, Anda mendorong diri Anda ke posisi yang baru dan memaksa Anda belajar, entah Anda akan sukses atau gagal— setidaknya Anda belajar. Nikmati proses belajar itu.

Habiskan lebih banyak waktu dengan orang ketimbang gawai

Generasi Y lahir dan tumbuh bersama gawai dan media sosial. Memang, mereka menggunakan media itu untuk membangun hubungan dengan orang lain. Masalahnya, generasi Y lebih sering menatap layar gawai ketimbang menatap lawan bicara. Sedangkan berhubungan langsung dengan orang lain memberikan pelajaran bersosialisasi yang tidak bisa didapat dari gawai dan media sosial. “Perusahaan mempekerjakan Anda, bukan teknologi dan Anda harus mengingatnya!” tegas Schawbel.

Korbankan hari ini untuk posisi (yang lebih baik) kelak 

Perlu diingat, keberhasilan adalah akumulasi kerja keras Anda semasa muda. “Pada 2007-2009, saya menghabiskan lebih dari ratusan jam seminggu untuk bekerja. Sementara orang lain mungkin menghabiskan banyak waktu mereka di masa muda untuk pesta dan bersenang-senang setiap malam. Hasilnya sekarang saya punya kebebasan untuk mengerjakan apa yang saya mau, kapan pun. Sementara banyak orang yang masih berjuang memperoleh posisi yang baik dalam pekerjaan mereka di usia yang sudah terlalu tua,” urai Schawbel.

“Semakin banyak hal yang Anda lakukan di awal karier, semakin banyak hasil yang bisa Anda nikmati di masa tua dan Anda akan bersyukur seperti yang saya rasakan sekarang,” imbuhnya.

(riz/gur)

 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini