icon-category Sport

4 Strategi Kunci AS Roma untuk Singkirkan Liverpool

  • 02 May 2018 WIB
Bagikan :

Meski sulit, AS Roma masih memiliki kans lolos ke final Liga Champions jika bisa memenuhi sejumlah syarat.

Skuat arahan Eusebio Di Francesco harus mengejar kemenangan dengan skor ideal 3-0 atau 4-1 atas Liverpool di Stadion Olimpico Roma, Rabu (3/5) malam waktu setempat.

Pada leg pertama di Stadion Anffiekd, I Giallorossi kalah 2-5 dari tim arahan Juergen Klopp. Mohamed Salah membuka keunggulan The Reds pada menit ke-35 berkat gol Mohamed Salah memanfaatkan assist dari Roberto Firmino.

Sempat tertinggal 0-5, AS Roma mampu memperkecil ketinggalan jadi 2-5 melalui gol Edin Dzeko dan Diego Perotti pada 10 menit sisa pertandingan.

Berikut ulasan empat kunci bagi I Lupi jika ingin menyingkirkan tim tamu:

1. Cetak Gol Lebih Dulu di 15 Menit Awal

Beban psikis I Giallorossi bakal sedikit terbantu jika tim tuan rumah mampu mencetak gol lebih dulu setidaknya di 15 menit awal. Apabila hal itu bisa diwujudkan, bukan suatu yang sangat sulit bagi Edin Dzeko dan kawan-kawan menambah dua gol dengan syarat tak boleh kebobolan satu gol pun.

Edin Dzeko saat membobol gawang Barcelona pada menit keenam. (Edin Dzeko saat membobol gawang Barcelona pada menit keenam. (REUTERS/Alessandro Bianchi)

Roma masih bisa memungkinkan cetak gol cepat di Stadion Olimpico seperti yang pernah mereka lakukan ke gawang Barcelona pada leg kedua semifinal.

Saat itu Edin Dzeko mencetak gol cepat pada menit keenam untuk The Reds dan menggelontorkan dua gol lagi tanpa kebobolan.

2. Cegah Mohamed Salah

Mohamed Salah menjadi pemain yang tetap paling diwaspadai di lini depan Liverpool. Berkat dua gol dan dua assist, pemain asal Mesir itu mampu membawa Merseyside Merah menang 5-2 atas mantan timnya.

4 Strategi Kunci AS Roma Bisa Singkirkan Liverpool

Klopp sendiri secara terbuka menunjukkan ketergantungan para pemain lain akan Salah menjadi salah satu kelemahan Liverpool. Dengan mematikan pergerakan dan suplai umpan-umpan Salah, minimal bisa sedikit meredam ancaman dari trisula Liverpool.

3. Tidak Memaksakan Strategi Garis Pertahanan Tinggi

AS Roma menerapkan strategi high defensive line (garis pertahanan tinggi) saat bersua tuan rumah Liverpool pada leg pertama Liga Champions. Dengan kata lain, Radja Nainggolan dan kawan-kawan mencoba bermain menekan hingga ke pertahanan lawan dengan harapan The Reds tak nyaman merebut penguasaan bola.

Radja Nainggolan menjadi salah satu andalan dalam menekan Liverpool dari lini tengah. (Radja Nainggolan menjadi salah satu andalan dalam menekan Liverpool dari lini tengah. (REUTERS/Phil Noble)

Alhasil, cara itu terbukti tak berhasil. Sebaliknya, taktik itu malah membuat Roma jadi bulan-bulanan serangan cepat Liverpool yang bermain umpan-umpan jauh.

Para penyerang, termasuk winger dan striker The Reds terbukti lebih cepat dibandingkan dibandingkan bek sayap dan winger AS Roma. Untuk itu, I Lupi tak bisa lagi memaksakan strategi pertahanan tinggi jika tidak ingin 'jatuh di lubang yang sama'.

4. Eksploitasi Kesalahan Lini Belakang Liverpool

Ibarat dua sisi mata uang, Liverpool amat menakutkan di lini depan, namun juga belum konsisten di lini belakang. Roma tentu bisa memikirkan skenario di lapangan untuk mengeksploitasi kemungkinan kesalahan-kesalahan yang tidak jarang dilakukan The Reds.

Performa pemain macam bek tengah Virgil van Dijk dan Trent Alexander Arnold di lini belakang pun belum stabil. Situasi itu pun bisa dimanfaatkan Roma.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini