icon-category Technology

5 Alasan Path Mulai Ditinggal Kaum Milenial

  • 26 Feb 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id -- Snapchat boleh gigit jari karena sahamnya anjlok gara-gara tweet Kylie Jenner. Sebelum Snapchat mulai ditinggal, ada Path yang lebih dulu dilupakan.

Aplikasi Path tadinya semacam salah satu esensi penting dari indikator ber-media sosial di era smartphone di Indonesia. Tiap ponsel pintar, paling enggak punya aplikasi Path, deh.

Media sosial Path cukup interaktif, karena dulu dinilai lebih intim dibanding Facebook. Path yang asalnya dari San Francisco ini bahkan memang besar di Indonesia. Negara kita tercinta ini pernah masuk 5 besar negara dengan user Path terbanyak.

Seiring berjalannya waktu, rasanya Path mulai sepi. Ditinggal banyak pengguna setianya yang kebanyakan kaum milenial itu. Alasannya apa, sih? Seperti biasa, gue bertanya ke sejumlah teman dan mendapat jawaban beragam.

Cara pamer yang membosankan

Namanya juga medsos, udah pasti niat terselubungnya adalah untuk pamer kehidupan. Di Path, kamu pasti masih inget lah, di sana orang-orang biasanya mempublikasi foto dengan caption, video, hingga check-in tempat.

Ternyata Path udah mulai dianggap membosankan.

Bosen aja, gitu-gitu doang. Kalau gak publish foto diri sendiri, foto hangout, foto makanan, paling check-in lokasi. Terus nunggu di-love orang. Audiensnya itu-itu lagi,” kata seorang teman yang biasa dipanggil Rima.

via GIPHY

Gak mau lihat update mantan, eh orang-orang

Beberapa teman gue bilang, semakin lama mereka malas mengikuti update teman-teman di Path.

“Semacam overdosis aja kalau udah main Path, karena lihat update kehidupan orang-orang. Emang sih, ada fitur inner circle, tapi tetap aja rasanya gerah. Apalagi kalau kebetulan lihat update orang yang gak diinginkan ha ha ha,” kata teman bernama Putri.

Ikut-ikutan teman

Ada juga yang mengaku, mereka jarang log-in Path karena merasa teman-temannya udah jarang update.

“Nular, sih. Teman-teman gue udah jarang main Path. Gue sesekali masih suka update kalau lagi nonton film atau traveling, tapi jatuhnya jadi sepi interaksi,” tutur Fajar.

Mau hemat waktu

Alasan ini cukup unik. Beberapa teman gue bilang, dulu mereka bisa menghabiskan waktu sampai satu jam sendiri cuma buat scrolling timeline Path.

“Sekarang harus lebih bijak deh kalau pakai medsos. Ngerasa udah terlalu banyak sign-up medsos, jadi kayaknya udah waktunya mengurangi pelan-pelan. Karena Path isinya update orang-orang, jadi ketika gue ngurangin main Path, ternyata gue lebih hemat waktu,” kata Indah sambil terkekeh.

via GIPHY

Ada Instagram Story

Ini mungkin jadi alasan yang sama para user yang juga mulai meninggalkan Snapchat. Semua ‘gara-gara’ Instagram…

Walaupun Story di Instagram juga ujung-ujungnya buat pamer, tapi fungsinya beragam dan fiturnya (saat ini) dianggap paling seru.

“Sekarang lebih terasa functional kalau medsos tuh dipakai untuk share macam-macam kayak video tutorial singkat, polling, sampai swipe artikel langsung. Jadi lebih fun. Story di Instagram juga langsung hilang dalam waktu 24 jam, jadi simple aja,” ujar Sindy.

Kalau kamu, gimana? Masih suka main Path, gak?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini