icon-category Sport

5 Drama di Piala Dunia 2018 Gara-gara Teknologi VAR

  • 17 Jul 2018 WIB
Bagikan :

VAR

Piala Dunia 2018 menjadi Piala Dunia pertama yang menggunakan teknologi Video Assistant Referee (VAR). Bertujuan untuk meminimalisir kesalahan pengambilan keputusan oleh wasit, hadirnya VAR justru menjadi kontroversi.

Sejumlah keputusan wasit di Piala Dunia 2018 yang diambil berkat bantuan VAR menuai pro dan kontra. Ada beberapa keputusan yang dianggap tidak tepat. Perlu diketahui, VAR hanya sekadar memberikan bantuan bagi wasit untuk memutuskan sesuatu di atas lapangan.

Jadi, pada akhirnya wasitlah yang berhak mengambil keputusan akhir, bisa mengikuti apa yang disarankan VAR atau tidak.

Sepanjang perhelatan Piala Dunia 2018, VAR beberapa kali digunakan. Tapi, ada sejumlah keputusan dramatis di Piala Dunia 2018 yang diberikan setelah dibantu VAR.

Apa saja? Berikut daftarnya.

1. Sikut Cristiano Ronaldo, Portugal vs Iran

Cristiano Ronaldo seperti biasa selalu menjadi sorotan utama dalam suatu pertandingan. Ketika Portugal melawan Iran dalam babak fase Grup B, Ronaldo tampak frustrasi ketika kesulitan menjebol gawang lawannya itu.

Setelah gagal mengeksekusi penalti, Ronaldo tertangkap kamera menyikut pemain Iran, Morteza Pouraliganji, ketika tidak ada bola di sekitarnya. Wasit yang tidak melihat insiden itu kemudian menyaksikan tayangan ulang lewat VAR dan akhirnya memberikan kartu kuning kepada Ronaldo.

Namun, keputusan ini dipertanyakan karena Ronaldo dianggap layak diberi kartu merah atas pelanggarannya.

2. Handball Cedric Soares, Portugal vs Iran

Dalam pertandingan terakhir Grup B antara Portugal melawan Iran, wasit beberapa kali menggunakan VAR. Tidak hanya kasus Ronaldo, wasit kembali menggunakan VAR di masa injury time.

Portugal merasa dirugikan ketika wasit menunjuk titik putih setelah Cedric Soares dianggap melakukan handball di kotak terlarang. Penalti ini menuai kontroversi karena insiden itu dianggap tidak layak diganjar hukuman penalti.

Karim Ansarifard sukses menjalankan tugasnya dengan baik dengan mencetak gol melalui penalti tersebut. Meski begitu, hasil akhir 1-1 sudah cukup untuk membuat Portugal lolos ke babak selanjutnya.

3. Gol Iago Aspas, Spanyol vs Maroko

Di malam yang sama di Kaliningrad, Rusia, Spanyol secara mengejutkan tertinggal 1-2 dari Maroko. Apabila skor tetap bertahan, maka Spanyol hanya akan keluar sebagai runner-up Grup B.

Namun, Iago Aspas yang masuk sebagai pemain pengganti menjadi penyelemat. Ia sukses menceploskan bola ke gawang Maroko di masa injury time yang menjadi kontroversi. Pasalnya, gol itu awalnya dianggap offside setelah hakim garis mengangkat bendera ketika Aspas mencetak gol.

Malang bagi Maroko, wasit kemudian menggunakan VAR dan melihat jika Aspas tidak offside. Gol Aspas pun disahkan dan Spanyol sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1 yang bertahan hingga pertandingan usai. Hasil ini kemudian membuat Spanyol menjadi juara Grup B.

4. Gol Kim Young-gwon, Korea Selatan vs Jerman

Laga ini adalah lagi penentuan bagi juara bertahan Jerman. Mereka harus menang dalam pertandingan melawan Korea Selatan untuk bisa lolos dari Grup F. Namun, Jerman tak berdaya ketika pada kenyataannya mereka kalah dari wakil Asia tersebut dengan skor 2-0.

Gol pertama Korea Selatan yang dicetak Kim Young-gwon sempat heboh, karena kasusnya sama seperti yang terjadi pada Aspas. Kim yang berada bebas di depan gawang sukses mengkonversi kesempatan dan menjebol gawang Manuel Neuer.

Hakim garis mengangkat benderanya dan menyatakan gol itu offside. Ditinjau ulang lewat VAR, akhirnya gol Kim disahkan karena terbukti posisinya tidak offside. Bola yang bergulir ke arahnya ternyata tersentuh pemain Jerman, bukan pemain Korea Selatan.

5. Handball Ivan Perisic, Kroasia vs Prancis

Kroasia tampil percaya diri di partai puncak melawan Prancis. Sempat tertinggal 1-0 lewat gol bunuh diri Mario Mandzukic, Ivan Perisic berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah sepakan kerasnya gagal ditangkap Hugo Lloris.

Namun, Perisic yang mulanya tampil bak pahlawan malah menjadi pesakitan setelah dianggap melakukan handball di kotak terlarang. Menyaksikan tayangan ulang lewat VAR, wasit kemudian memberikan hadiah penalti untuk Prancis.

Antoine Griezmann yang menjadi algojo pun sukses menyarangkan bola ke gawang Kroasia. Setelah itu Kroasia tampak kesulitan dan akhirnya kalah dengan skor 4-2.

Handball Perisic terus menjadi perbincangan seusai laga, apakah memang layak diganjar penalti atau tidak. Beberapa pendapat mengatakan handball itu tidak layak diganjar penalti, tapi ada juga yang mengatakan jika keputusan wasit telah benar.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini