icon-category Technology

5 Fakta tentang Pertemanan Paul Allen dengan Bill Gates

  • 16 Oct 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id -- Nama Paul Allen seakan tidak bisa lepas dari Bill Gates. Bagaimana tidak, keduanya adalah pendiri perusahaan peranti lunak raksasa Microsoft. Kini, industri teknologi tengah kehilangan sosok Allen.

Allen lahir di Seattle, Amerika Serikat pada 21 Januari 1953. Dia tutup usia di tempat kelahirannya pada 15 Oktober 2018 waktu setempat. Sejak beberapa dekade terakhir dia berjuang melawan penyakit non-Hodgkin’s lymphoma hingga di akhir hayatnya di usia 65 tahun.

Mengutip NBC News, Gates mengaku patah hati saat mendengar kabar kepergian Allen.

“Dari masa kecil kami bersama di Lakeside School, melalui hubungan kemitraan dalam mendirikan Microsoft, sampai ke proyek filantropis bersama selama bertahun-tahun, Paul adalah mitra sejati dan teman baik. Komputasi personal tidak akan ada tanpanya,” ujar Gates dalam pernyataannya.

Baca juga: Ucapan Belasungkawa Bos Microsoft dan Amazon untuk Paul Allen

Kepergian Allen ini pun membuka pintu nostalgia tentang persahabatannya dengan Gates. Keduanya melalui masa-masa jatuh bangun dalam mendirikan Microsoft, serta hubungan pertemanan yang juga menjadi taruhan.

Dalam rangka mengenang Allen, berikut 5 fakta menarik tentang hubungan pertemanannya dengan Gates seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. Berteman sejak kecil sampai membangun bisnis bareng

Allen dan Gates sudah berteman sejak kecil saat sekolah di sekolah swasta di Seattle. Kemedian keduanya melanjutkan sekolah di Lakeside School dan berteman dekat. Saat itu Allen berusia 14 tahun, sedangkan Gates 12 tahun.

“Sejak usia muda kami berdua jagoan pemrograman dan paham betul tentang lanskap teknologi, serta semangat banget membuat bisnis sendiri. Bill [Gates] sama-sama fanatik tentang belajar hal baru,” tulis Allen di dalam buku autobiografinya yang berjudul ‘Idea Man’.

Keduanya membangun Microsoft pada 1975. Usia Allen dan Gates masih sangat muda kala itu -- Allen 22 tahun, Gates 20 tahun. Di dalam buku autobiografi Allen, dia mengatakan bahwa perannya di Microsoft lebih ke esensi ide dan visi, sedangkan Gates berkontribusi dari sisi strategi bisnis.

2. Nama “Microsoft” datang dari Allen

Allen dan Gates memang sama-sama jenius, namun tetap saja ketika menentukan nama brand perusahaan, bukanlah persoalan mudah.

Nama-nama seperti Outcorporated Inc., Unlimited Ltd., hingga Allen & Gates sempat hinggap di pikiran mereka. Namun setelah dipikir-pikir lagi, kandidat nama-nama itu nggak keren menurut mereka.

Penentuan nama “Micro-soft” sejak awal berasal dari ide Allen. Dalam sebuah wawancara dengan Forbes Magazine pada 1995, mereka mengungkapkan fakta ini.

“Saat kami menandatangani kontrak pertama dengan MITS, kami menamakan diri kami sebagai ‘Micro-Soft’. Saya tidak ingat kenapa dulu mengejanya dengan huruf S kapital dan tanda penghubung,” kata Gates.

Allen kemudian menambahkan, “kami berdiskusi tentang banyak pilihan nama saat berada di Boston. Lalu sampai suatu ketika saya bilang, ‘sudah sangat jelas, kita harus menamainya Microsoft’.”

alt-img

(Bill Gates dan Paul Allen saat masih muda | Dok. picture-alliance/dpa/Microsoft)

3. Punya bahasa rahasia sendiri

Layaknya sahabat sejati, Allen dan Gates juga punya bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh keduanya.

Seperti dilaporkan The Guardian, Allen dan Gates dikenal dengan pribadi yang unik. Mereka punya bahasa sendiri saat bekerja di Microsoft.

Sebagai contoh, mereka menggunakan kalimat “popping up the stack” setiap mendapat ide baru. Frasa tersebut dapat diartikan sebagai kondisi di mana mereka berbicara cepat dari satu topik ke topik lain dan dapat membuat orang lain sulit mengikuti perbincangan keduanya.

4. Gates ingin membeli saham Allen saat dia keluar dari Microsoft

Allen keluar dari Microsoft pada 1983 ketika dia tahu tengah mengidap penyakit non-Hodgkin’s lymphoma. Di dalam biografi Allen, dia mengungkapkan beberapa hal tentang Gates yang kebanyakan orang belum tahu.

Allen mengklaim, saat dia keluar dari Microsoft, Gates mencoba membeli saham miliknya sebesar US$5 per lembar. Allen sempat menawar menjadi US$10, namun Gates menolak. Akhirnya Allen tetap memegang saham Microsoft miliknya dan membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

alt-img

5. Allen dikenal memberi label hubungannya dengan Gates sebagai “failed romance

Sudah seperti hubungan percintaan jangka panjang saja, ya. Hubungan pertemanan Allen dan Gates memang turut mewarnai proses pengembangan Microsoft sebagai perusahaan peranti lunak di mana OS Windows mendominasi komputer orang-orang.

Allen beberapa kali menggambarkan hubungannya dengan Gates sebagai “hubungan asmara yang gagal” di dalam buku autobiografinya.

Allen juga bercerita secara detail tentang betapa kerasnya Gates dalam hal negosiasi, bahkan dengan dirinya sendiri. Dia membeberkan, Gates pernah menyarankan untuk membagi pendapatan 60:40 karena Gates merasa dirinya lebih berperan penting dalam pengembangan software ketimbang Allen.

Detail-detail yang dia paparkan mengenai hubungannya dengan Gates sampai membuat beberapa kritikus buku menilai Allen sebagai pribadi yang dingin. Bukunya pun dinilai ‘pahit’.

“Saya pikir bukunya tidak pahit sama sekali. Saya hanya ingin berbagi secara langsung tentang apa yang terjadi sesuai perasaan saya. Setelah beberapa tahun, drama antara hubungan saya dengannya berlalu. Saya dan Bill selalu berteman, saat senang maupun sedih,” kata Allen.

Selamat jalan, Allen.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini