Lima Profesi Ini Paling Rentan Perceraian
Ada banyak orang yang menyalahkan perceraian mereka karena banyak hal, seperti ketidaksetiaan, kurangnya komunikasi, atau mereka tidak lagi jatuh cinta dengan pasangan.
Namun, ahli statistik Nathan Yau menemukan analisis menarik yang bisa meningkatkan risiko pasangan mengalami perceraian. Menurut Yau, profesi tertentu membawa seseorang dalam risiko perceraian.Berikut, beberapa profesi dengan tingkat perceraian tertinggi seperti dilansir dari Prevention:
1. Manager Game
Profesi ini memiliki tingkat perceraian tertinggi yakni 52.9 persen. Ya, manajer di perusahaan judi yang mengoperasikan area permainan bagi pelanggan memiliki tingkat stres yang tinggi. Mereka harus memastikan bahwa pelanggan yang umumnya kelas atas mendapatkan pelayanan terbaik.
"Mereka juga bekerja dengan tingkat keterpaparan terhadap alkohol yang tinggi serta meningkatkan peluang mereka berinteraksi dengan banyak orang yang mungkin membuat mereka menemukan zona nyaman baru selain pasangan," kata Patricia M. Barbarito, seorang managing partner di firma hukum Einhorn Harris di New Jersey.
2. Bartender
Ya sama seperti manajer game di perusahaan judi, bartender juga memiliki tingkat keterpaparan alkohol yang tinggi serta bertemu dengan banyak pelanggan. Bartender juga sering mengandalkan tip yang mana hal ini membuat mereka barus bersikap ramah bahkan genit dengan pelanggan.
"Bartender mendengarkan masalah orang lain, yang bisa membuka pintu perselingkuhan. Ketika Anda mengeluh tentang pasangan Anda, itu sama saja memberi isyarat kepada siapa pun yang mendengarkan, termasuk bartender untuk membina hubungan dengan Anda," ujar Patricia.
3. Pramugari
Profesi yang mengesankan ini juga memiliki tingkat perceraian yang tinggi yakni mencapai 50.5 persen. Jika sedang bertugas, pramugari akan melintasi berbagai daerah selama 5-7 hari. Alhasil waktu berkualitas dengan pasangan sangat terbatas sehingga meningkatkan risiko bagi mereka untuk bercerai.
4. Pekerja konstruksi
Alasannya, pekerjaan ini sering mengharuskan seseorang untuk kerja dengan shift tertentu. Hal ini membuat pekerjanya kurang memiliki rutinitas bersama pasangan sehingga memilih untuk mengakhiri kehidupan asmara.
5. Telemarketer
Patricia percaya bahwa pekerjaan ini memiliki tingkat perceraian 49,7 persen terutama karena jenis stres yang mereka hadapi. Telemarketer terbiasa mendengarkan keluhan orang setiap hari yang pada akhirnya mempengaruhi keharmonisan kehidupan asmara mereka.