Sponsored
Home
/
Lifestyle

5 Tipe Orang Menyebalkan di Antrean Loket Tiket KRL

5 Tipe Orang Menyebalkan di Antrean Loket Tiket KRL
Preview
Hani Nur Fajrina17 April 2018
Bagikan :

Uzone.id - Para pekerja keras di Jakarta banyak yang berasal dari luar Jakarta. Sebut saja daerah-daerah seperti Depok, Tangerang Selatan, Bogor, hingga yang terhormat Planet Bekasi.

 
Paling nggak, orang-orang yang berasal kawasan-kawasan yang gue sebutkan di atas itu kebanyakan memanfaatkan akses kereta commuterline. 
 
Sebagai pengguna commuterline, gue paham bahwa belum semua stasiun commuterline memiliki mesin pembelian tiket secara otomatis. Mesin ‘pintar’ itu baru tersedia di beberapa stasiun aja. Dengan kata lain, masih ada banyak stasiun yang menggunakan loket manual dengan pekerja manusia yang melayani pengunjung.
 
Kalau kebetulan lagi antre di loket manual, gue sering menemukan berbagai tipe orang yang nyebelin. Apa saja kah? Coba baca terus, ya.
 
1. Labil menentukan tujuan
 
Hellooo!? Kalau belum tahu mau ke mana, terus ngapain situ keluar rumah? 
 
Tipe ini biasanya bakal menghabiskan waktu dua sampai tiga menit hanya untuk nanya stasiun terdekat dari tempat tujuannya. Bukan apa-apa, nggak semua operator manusia di loket tiket itu ngerti semua tempat tujuan si orang tersebut. 
 
Masih mending kalau yang ditanya daerah seperti Senayan atau Thamrin. Lha kalau dia nanyanya Jalan Tulodong, Cipondoh, sampai Narogong Jaya, wasalam...
 
Ada banyak penumpang yang perdana naik commuterline, tapi nggak ada salahnya lho browsing dulu atau tanya teman dan keluarga yang fasih rute kereta. Dan ingat, nggak sedikit orang itu buru-buru ingin ngejar kereta. Jadi, lebih baik hemat waktu sebijaksana mungkin.
 
2. Nggak nyiapin uang
 
Ini juga bikin gemes, gaes. Biasanya dilakukan oleh para penumpang yang pakai kartu kereta sekali jalan, bukan yang multi-trip. Kalau yang pakai multi-trip, cenderung mengajukan nominal yang mau diisi ulang.
 
Gini lho, minimal keluarin dompet dari tas dulu, lah. Sudah tahu mau beli tiket, kenapa malah santai-santai aja? Belum nanti merogoh-rogoh tas dulu untuk mencari dompet, lalu buka isi dompet, melongok dulu untuk melihat ketersediaan uang, walah sayang sudah waktu lebih dari lima menit terbuang buat hal ginian doang.
 
Paling praktis adalah, dari rumah siapkan perkiraan uang dan masukkan ke dalam saku celana. Selain kamu dimudahkan, orang lain yang sedang mengantre juga nggak perlu nontonin aksi merogoh tasmu itu.
 
3. Mendadak nyalip antrean
 
Gue beberapa kali pernah sudah hampir mendapat giliran isi ulang tiket, eh tiba-tiba orang di depan gue yang udah selesai bertransaksi dan keluar dari jalur antre itu disamperin oleh temannya. 
 
Nah, si temannya itu telat datang gitu, tapi karena mau pergi bareng, doi dengan enaknya nyalip antrean gue, dan bilang, “mas sori ini sekalian ya beli satu lagi, sama kayak orang yang barusan.”
 
Ampuuuunnnn...
 
4. Nyuruh anak jagain antrean
Ini juga nyebelin, terutama kalau lagi buru-buru. Ibu-ibu yang mau beli makanan atau minuman di minimarket di dekat stasiun (mungkin untuk anaknya, mari berpikir positif) lalu anaknya sengaja ditinggal di antrean. Maksudnya sih untuk menjaga antrean itu supaya ketika dia balik dari minimarket, nggak perlu antre dari belakang lagi.
 
Kalau si ibu balik tepat waktu atau bahkan sebelum si anak sampai di garis finish antre untuk membeli tiket, nggak apa-apa banget. Lain cerita kalau si ibu belum datang ketika si anak sudah di depan loket. Dia nggak bisa beli karena mungkin nggak tahu tujuan dan... nggak pegang uang. Huft.
 
5. Main hp mulu
Ini juga cukup menghambat kelancaran antrean loket. Kadang gue menemukan orang yang sibuk nelepon ketika udah sampai di depan loket, jadi ngomong dengan operatornya nggak fokus. Malah bikin lama yang ada. Mbok ya di-hold dulu itu telepon, barang beli tiket nggak sampai semenit kalau segalanya lancar.
 
Kamu pernah ngalamin salah satunya nggak?
populerRelated Article