icon-category News

6 Hoax terkait Status Awas Gunung Agung Bali

  • 26 Sep 2017 WIB
Bagikan :

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibuat kerepotan menangani kondisi Gunung Agung di Bali yang statusnya 'awas' sejak Jumat (22/9). Bukan repot karena mengurus pengungsi, tapi karena banyaknya hoax yang beredar.

Adalah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, yang beberapa hari ini dibuat sibuk mengonfirmasi gambar dan video hoax terkait Gunung Agung Bali. Mulai dari hoax erupsi hingga ancaman serius akibat letusan.

Penjelasan bahwa foto dan video ini hoax penting, karena masyarakat Bali juga menerima informasi serupa dan membuat mereka menjadi panik. Berikut 6 hoax terkait Gunung Agung dirangkum kumparan (kumparan.com) Selasa (26/9):

1. Video Letusan Gunung Sinabung 2015

Saat status Gunung Agung menjadi awas, --status akhir paling memungkinkan terjadinya erupsi-- di antara hoax yang beredar adalah dahsyatnya video erupsi Gunung Sinabung di Sumut tahun 2015. Video ini beredar luas terutama di Twitter.

2. Foto Letusan Gunung Soputan 2015

Hoax lain yang beredar di hari yang sama saat status Gunung Agung menjadi awas, adalah foto letusan Gunung Soputan di Sulut tahun 2015. Sutopo menyebut akibat ini masyarakat menjadi panik.

"Foto gunung meletus dan hujan abu yang banyak beredar di sosial media adalah letusan Gunung Soputan di Sulawesi Utara. Bukan Gunung Agung. Hingga saat ini Gunung Agung belum meletus. Pemerintah akan terus menyampaikan peringatan dini dan informasi yang akurat kepada masyarakat," kata Sutopo, Jumat (22/9).

3. Pesan Berantai Gunung Meletus

Bukan hanya foto dan video di atas, hoax yang beredar juga berupa pesan berantai yang menyebar di Whatsapp pada Sabtu (23/9). Dalam pesan itu gunung akan meletus dan mencapai ke Jawa Timur. Berikut penggalan pesan berantai tersebut:

Diperkirakan Gunung Agung meletus malam ini, dan arah angin ke Barat, ke arah Surabaya. Yang di Surabaya dan sekitarnya bisa siapkan masker karena abu vulkanik akan sampai Surabaya dan merujuk letusan tahun 1963 debu sangat tebal saat siang matahari tidak tampak

4. Hoax Data Pengungsi

Hoax lain adalah data jumlah pengungsi saat proses evakuasi masih berlangsung. Ramai beredar di grup Whatsapp bahwa jumlah pengungsi sudah puluhan ribu pada Sabtu (23/9), kemudian ada juga yang menyebut sudah jutaan.

Sementa yang benar, data BNPB pada Minggu (24/9), jumlah warga yang mengungsi mencapai 34.931 jiwa.

5. Pariwisata Bali Tidak Aman

Kabar hoax lain yang beredar adalah pariwisata di Bali tidak aman, menyusul kondisi Gunung Agung. Sutopo memastikan pariwisata aman, kecuali sekitar Gunung Agung, yaitu Pura Besakih karena berada di zona berbahaya sehingga harus dikosongkan.

6. Warga Bali Tak Diperhatikan Pemerintah

Hoax lain yang beredar adalah kabar seolah-olah masyarakat Bali tidak mendapat perhatian pemerintah. Mereka juga dianggap lemah menghadapi bencana Gunung Agung yang sangat berpotensi meletus itu.

Padahal, BNPB justru memuji ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat bali menghadapi bencana. Tanpa diinstruksikan, warga yang berada di tempat aman, beramai-ramai menawarkan bantuan lokasi mengungsi. Ketangguhan ini yang menurut BNPB biasanya dimiliki masyarakat Jepang.

Untuk diketahui, hoax menyebar bukan saja karena niat empati untuk membantu yang justru membuat panik, tapi juga bisa menyebar hanya karena bertanya. "Ini bener enggak ya?" lalu diretweet, repost dan menyebar meski bentuknya pertanyaan.

Semoga informasi di atas bisa menjadi pembanding jika Anda mendapatkan kabar soal Gunung Agung. 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : gunung agung bali hoax 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini